Membuat dan menyusun buku PTK telah mengantarkan kami berkeliling Indonesia berbagi ilmu PTK. Kami pun sadar, dan terus menerus memperbaiki isi buku kami yang kini telah menjadi buku best seller bagi para guru. Saya lihat di toko buku gramedia Jakarta, begitu banyak penulis yang berstatus dosen membuat buku tentang PTK, dan sangat sedikit guru yang membuat buku tentang PTK. Saya pun sempat bertanya kepada penjaga toko, ternyata buku saya dan pak Dedi banyak yang membeli, Alhamdulillah.
Suatu ketika pak Dedi mendapat SMS dari Pak Wardiman (Mantan Mendiknas) yang berada di toko buku Gramedia, beliau menuliskan bahwa dari sekian banyak buku tentang PTK, buku kamilah yang menarik dan lebih komunikatif. Bukan itu saja, pakar pendidikan seperti Prof. Dr. Arif Rahman turut juga memberikan kata sambutan dalam buku PTK ini. Juga ketua Jurusan Teknologi Pendidikan UNJ, Dra. Ibu Dewi S Prawiradilaga, M.Sc turut pula memberikan dukungannya. Kami sangat bahagia dengan berbagai dukungan ini. Setidaknya buku kami semakin kredibel di mata para akademisi.
Sambutan pun semakin banyak berdatangan, mulai dari Rektor UNJ, Prof. Dr. Bedjo Sujanto, Mantan Rektor UT, Prof. Dr. M. Atwi Suparman, M.Sc, dan juga Dirjen PMPTK, Dr. Baedhowi. Mereka telah memberikan kata sambutan dalam bentuk tertulis, dan memberikan selamat kepada kami atas keberhasilan menulis buku PTK ini, sekaligus memberi arahan PTK yang benar dan dalam berbagi ilmu tentang PTK yang sekarang ini tengah menjadi buah bibir di kalangan para guru. Membuat para guru menjadi tidak takut untuk melakukan PTK.
Tulisan saya tentang kenapa guru takut melakukan PTK telah dimuat oleh Tabloid Gocara pada tahun 2008, nomor terbitnya saya lupa. Mungkin bisa ditanyakan ke Mas Ray Kurniawan. Pimpinan Redaksi Tabloid Gocara. Berkat Tabloid Gocara pula, setiap kami menyelenggarakan seminar nasional PTK di kampus-kampus dan tampil menjadi pembicara, Tabloid Gocara selalu hadir mendukung kami dengan menjadi media partner.
Saya dan pak dedi mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam membuat buku PTK kami menjadi berarti untuk para guru. Juga ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mengundang kami untuk menjadi pembicara PTK. Mohon maaf kalau ada kekurangan di sana-sini selama kami menjadi pembicara PTK. Namun kami yakin, bapak dan ibu guru pasti tidak puas karena pelaksanaannya cuma satu hari. Idealnya, diklat PTK dilaksanakan selama dua hari dengan langsung praktek membuat proposal PTK.
Ada sebuah pembelajaran yang sangat berharga kami dapatkan dari proses pembuatan buku PTK, bahwa KOLABORASI guru akan menghasilkan PRESTASI Tinggi.  Dalam PTK, kolaborasi adalah salah satu unsur penting bila ingin PTK kita berhasil. Oleh karena itu, sudah saatnya para guru saling bekerjasama, bahu membahu, memperbaiki kinerjanya sebagai guru dan turut  memperkaya khasanah ilmu pendidikan di Indonesia.
Para pembaca yang budiman. Saya adalah seorang guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang berkuliah dan lulus S2 di jurusan teknologi pendidikan UNJ, dan Pak Dedi Dwitagama adalah seorang guru Matematika yang berkuliah di S3 jurusan Manajemen Pendidikan UNJ. Kolaborasi dari disiplin ilmu yang berbeda justru membuat kami merasakan betapa pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu.
Majulah terus wahai teman-teman guru. Ciptakan terus pembelajaran yang bermutu melalui PTK yang dilakukan sendiri oleh para guru. Kalau bukan guru yang melakukan PTK, lalu siapa lagi?
[caption id="attachment_126225" align="aligncenter" width="533" caption="Pak Dedi dan Omjay di Pascasarjana UNJ Jakarta"][/caption]
Salam Blogger persahabatan
Omjay