[caption id="attachment_164963" align="aligncenter" width="448" caption="Buku Terbaru Omjay dari hasil ngeblog di kompasiana.com"]
Ketika Alif bertanya, berapa gaji guru di pondok madani kepada kiai rais, saya sempat termenung dan malu dengan diri sendiri. Sebab selama ini tanpa saya sadari saya masih mempertanyakan gaji, dan belum berjuang dengan sepenuh hati seperti para ustadz di pondok madani yang menyerahkan harta dan dirinya untuk kemajuan pesantren. Tak salah bila guru-guru di pesantren madani adalah guru-guru yang berkualitas dan melahirkan peserta didik yang berkualitas pula.
Film negeri 5 menara memang mempesona. Lebih mempesona lagi setelah berkenalan dengan sang penulisnya mas Ahmad Fuadi yang sering terlihat mamakai baju atau kemeja kotak-kotak. Â Masalah baju inilah yang sempat pula ditanyakan oleh salah seorang peserta blogshop kompasiana di Surabaya. Iseng kali ya? hehehe.
Sebuah kata bisa menembus ribuan orang. Betapa kuatnya kata-kata, dan orang yang menuliskannya bisa mempengaruhi dunia hanya dari menulis. Hal yang terpenting, menulis akan membuatmu awet muda dan tulisan itu tak akan mati. Tulisan/buku tidak tua dan mati, begitu mas Ahmad Fuadi menyampaikan pesannya melalui presentasi multimedia yang sangat baik sekali. Sebagai Guru TIK, dan alumni Teknologi Pendidikan, saya memberi nilai 9 untuk presentasinya.
Menulis itu sebuah kekuatan, dan penulisnya akan menuju keabadian bila dibuat dalam bentuk buku yang bermanfaat untuk orang banyak. Â Meskipun masyarakat Indonesia belum banyak yang suka membaca, setidaknya kita sudah memulai untuk menularkan budaya membaca dikalangan masyarakat ilmiah dan berpengetahuan. Apalagi bila sampai difilmkan seperti novel negeri 5 menara yang jumlah penontonya sudah hampir mendekati satu juta orang. Bisa lebih banyak dari pembaca buku novel itu sendiri. Hal itulah yang membuat seorang Ahmad Fuadi mau bersusah payah mengawal novelnya menjadi sebuah film yang layak ditonton dengan sponsor Gramedia, ib perbankan syariah, pertamina, dan susu bendera "frisian flag".
Bagi saya, film negeri 5 menara telah memotivasi saya sebagi guru untuk terus menerus melahirkan peserta didik yang unggul dan bermanfaat untuk masyarakat. Seperti pesan kiai rais kepada para santrinya yang diperankan oleh artis Ikang Fauzi yang terlihat sangat lucu dengan logat jawanya, hehehe. (Kayaknya gak cocok deh ikang Fauzi suaranya medok, hahaha).
Tiga kali menonton film ini justru membuat saya menjadi semakin haus dan lapar karena sekolah dengan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) yang dicanangkan oleh pemerintah justru semakin mahal. Film negeri 5 menara justru "menohok" pemerintah bahwa sekolah bertaraf tradisional justru tak kalah mutunya dengan sekolah bertaraf internasional yang biayanya sangat "mahal" itu. Orang miskin sangat sulit untuk bisa sekolah di sekolah RSBI. Meskipun pemerintah telah mengatakan, ada alokasi anggaran 20% buat anak miskin yang mau bersekolah di program RSBI. Namun kenyataannya, seperti jauh panggang dari api.
Blogshop kompasiana surabaya dan film negeri 5 menara membuat saya belajar menulis dari sang maestro Ahmad Fuadi yang sangat rendah hati. Tidak sombong dan selalu tampil sederhana dengan baju kotak-kotaknya. Siapapun orang akan langsung akrab bila bertemu sang penulis novel negeri 5 menara, dan 3 ranah warna ini. Insya Allah akan terus awet muda bila rajin menulis, dan cepat menyelesaikan karya terbarunya. Bahkan beliau katakan, keuntungan dari buku dan film akan disumbangkan untuk lembaga pendidikan yang sekarang ini sedang dibangunnya bersama istri tercinta.
Hal lain yang saya dapatkan dari blogshop kompasiana adalah Surat-surat Ahmad Fuadi ke ibundanya di padang Sumatera Barat  menjadi inspirasi bagi dirinya untuk membuat novel setelah melakukan riset. Itulah sedikit rahasia yang dibuka oleh Ahmad Fuadi dalam acara blogshop kompasiana Surabaya. Melebihkan usaha untuk menjadi orang yang di atas rata rata dalam proses menulis 5w+1h akan membuatmu menjadi penulis luar biasa.
Akhirnya, saya harus menutup tulisan yang panjang ini dengan sebuah doa semoga saya dan anda para pembaca tulisan ini bisa seperti Mas Ahmad Fuadi yang begitu menginspirasi. Tidak mudah membuat sebuah novel. Apalagi sebuah novel yang best seller dan di filmkan pula. Bagi saya, mas Ahmad Fuadi adalah salah satu guru saya dalam menulis, dan saya akan terus belajar menulis kepada beliau. Belajar menulis novel yang baik dari Ahmad Fuadi yang menginspirasi. Beliau telah memotivasi saya untuk menulis lebih baik lagi. Sampai jumpa di Blogshop kompasiana makasar!
salam Blogger Persahabatan