Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Catatan Harian Seorang Guru: Mimpi Umroh Bersama Keluarga Tercinta

7 Maret 2012   14:45 Diperbarui: 16 Mei 2020   18:46 6692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal yang belum terwujud dalam sejarah hidup saya adalah pergi umroh bareng sekeluarga ke tanah suci Mekah dan Madinah. Tadi sore, sesudah sholat ashar saya tertidur sebentar. Dalam tidur itu saya bermimpi pergi umroh bersama keluarga tercinta. Kami satu pesawat terbang ke Mekah dan Madinah. Dengan wajah penuh kegembiraan, kami pun bersholawat, dan sekaligus mengucapkan rasa syukur karena telah diberikan kelapangan rezeki. Alhamdulillah. Kami datang memenuhi panggilanmu ya Allah.

Semoga mimpi itu berwujud nyata. Saya sudah mulai menabung sedikit demi sedikit. Mencoba untuk tidak boros dan menekan keinginan. Terkadang kita sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kalau keinginan bisa kita tunda, tetapi kalau kebutuhan itu sebuah hal yang pokok. Hawa nafsu untuk berbelanja di mall dan menikmati restorannya yang enak makanannya seringkali menggoda.

Sehabis sholat magrib berjamaah bersama keluarga di rumah, saya ceritakan mimpi saya itu kepada istri dan kedua putri saya Intan dan Berlian. Betapa senangnya mereka bila itu sampai terwujud. Saya pun sedikit memberikan tausyiah kepada mereka. Bila kita yakin pasti akan terwujud, asalkan keyakinan itu diikuti dengan usaha. Tidak cuma sekedar berdoa lalu berharap rezeki datang dari langit.

Saya intip si bungsu Berlian di kamarnya. Dia asyik menghitung uang receh dari tabungannya. Katanya semoga cukup buat nambah perjalanan umroh nanti. Saya tertawa geli sekaligus haru. Jumlah uang recehnya memang tidak banyak, tetapi semangat menabung itu yang saya hargai. Saya pun menjadi lebih termotivasi lagi dalam mencari dan menjemput rezeki Allah.

Kakaknya Intan lain lagi. Uang jajan bulanan yang diberikan mamanya dia tabung. Dia berusaha membawa makanan dan minuman dari rumah. Dengan begitu, bisa mengurangi biaya jajan di sekolah. Begitu katanya suatu ketika. Saya menjadi terharu dan semakin bersemangat melihat usaha mereka dalam menabung. Bahkan istriku berusaha memasak sendiri makanan di rumah. Dengan begitu anak-anak tak perlu lagi jajan di kantin sekolah. Anak-anak juga menuruti apa yang dipesankan Mamahnya.

Pada saat makan malam bersama, kami sempat diskusi. Si bungsu seneng banget kalau ayahnya selalu bersama dalam acara makan malam. Katanya, ini baru namanya keluarga ideal hehehe. Saya pun terkejut mendengarnya, karena Berlian baru kelas 3 SD, tapi omongannya sudah mirip kayak orang tua. Akhirnya saya punya niat, bila nanti SMP, anak bungsu saya Berlian sekolah saja di SMP Labschool Jakarta. Biar bisa ketemu sama ayahnya setiap hari. Dari pagi hingga sore hari kita akan sama sama di sekolah yang sama.

Kita sebagai orang dewasa terkadang memang terlalu egois. Kurang memahami perasaan anak. Dengan adanya diskusi sambil makan malam itu, tercipta kehangatan yang membuat komunikasi yang tadinya mungkin kurang nyambung menjadi tersambung dengan baik. Anak-anak kita butuh perhatian orang tuanya. Namun terkadang pikiran kita sudah terkuras habis dalam pekerjaan. Tinggallah anak-anak sering merasa kecewa, bila orang tua mereka tak memperhatikannya.

Alhamdulillah, beberapa hari ini saya memang sengaja pulang lebih awal dari biasanya. Begitu semua pekerjaan di sekolah beres, saya langsung pulang dan berkumpul bersama keluarga. Tentu saja anak-anak senang, karena biasanya ayahnya pulang malam. Selalu saja ada pekerjaan yang membuat saya tertahan untuk pulang sore hari.

Hari ini saya merasa waktu bersama keluarga tercinta begitu panjang. Semoga mimpi pergi umroh bareng bersama keluarga tercinta dapat terwujud. Mohon doa dari pembaca. Manjadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Allah pasti akan mewujudkan mimpi ini menjadi nyata. Entah kapan waktunya.

Salam Bloger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun