Maka ketika saya lanjutkan untuk membaca bukunya Om Jay, terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan kita menyisipkan sedikit-demi sedikit materi karakter secara rutin dan berkelanjutan, maka lama kelamaan akan terekam dan mengendap dalam pikiran bawah sadar anak didik kita. Bukankah karakter itu memang mampu terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang..?
Nah, yang menjadi masalah adalah ketika karakter dari pendidik yang perlu dibenahi. Keteladanan yang dijaga dan dipupuk dalam sekian tahun sanggup hancur karena nila setitik. Maka penting untuk disadari bahwa, keteladanan itu bukan tampak dari omongan, melainkan muncul dari perbuatan. Jika memang komunikasi antara pendidik dan anak didik terjalin dengan erat, perasaan nyaman menerima pelajaran dan situasi lingkungan sekolah yang kondusif, maka peluang menjadikan sekolah yang berkarakter sebagai rumah kedua semakin terbuka lebar.
Aries Marviyani, S.Si
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H