Saya berdoa kepada Allah agar kong Ragile segera diberikan kemudahan oleh Allah dalam menjemput rezeki. Saya pun berdoa semoga kong Ragile selalu sehat dan terus kreatif menulis di kompasiana. Sebuah blog keroyokan yang luar biasa. Di kompasiana ini, kami tidak hanya sekedar menulis, tetapi kami peduli juga dengan sesama. Meskipun kita tahu masih saja ada oknum yang tidak suka dengan kebersamaan di rumah sehat ini.
Bertemu dan mengobrol lama dengan kong Ragile di Masjid PGC lantai 7 kemarin, membuat saya banyak belajar dari kong Ragile. Hidup ini seperti roda yang berputar sangat cepat. Rasanya seperti mimpi bertemu kong Ragile setelah sholat dhuhur berjamaah di tempat itu. Saya menemukan kecerian di wajah kong Ragile meskipun saya tahu hati dan pikirannya tidaklah seperti itu. Nampak jelas keletihan fisik dan mental yang membutuhkan motivasi baik internal maupun eksternal.
Kita berdiskusi cukup lama. Tentang orang-orang yang konsisten menulis dan memiliki komitmen tinggi di kompasiana. Mungkin dari ribuan orang yang terdaftar di kompasiana, hanya sekitar 1 % kata kong Ragil yang tetap konsisten menulis sepanjang awal kompasiana berdiri hingga saat ini. Saya pun menjadi teringat kepada beberapa teman kompasianer yang dulu rajin menulis, kini hanya tinggal nama saja.
Semoga kita bisa berkumpul kembali di rumah sehat ini. Kompasiana sudah seperti keluarga bagi mereka yang merasakan kebersamaan dalam keberagaman. Kita memang terlahir berbeda, dengan profesi yang berbeda pula. Namun kita memiliki kesamaan dalam hal berbagi dengan cara menulis. Itulah yang membuat kita akhirnya berkumpul dan bertemu dalam ranah maya yang bernama blog kompasiana.
Kompasiana bukan blog biasa. Kompasiana terlahir dari sebuah ide cemerlang kang haji pepih nugraha. Itulah mengapa saya masih tetap eksis dan sambil narsis di rumah sehat ini. Saya tetap menulis dan terus menulis setiap hari untuk berbagi.
Saya mengenal berbagai karakter manusia, dan saya pun seringkali tersentuh dengan tulisan atau artikel yang bersinggungan dengan kehidupan nyata manusia. Suka dukanya, dan sederet cerita yang memberikan pembelajaran berharga bagi manusia sebagai makhluk sosial.
Di kompasiana saya menyadari bahwa hidup tidak sendiri, dan di sinilah indahnya berbagi. Berbagi dalam dunia maya maupun nyata. Kita punya banyak teman baru, dan pada akhirnya kita belajar dari mereka yang sukses dalam mencapai karirnya.
Di komapsiana, kita belajar dari mereka yang sukses, dan kita pun belajar dari mereka yang sedang diuji untuk naik kelas agar mencapai karir cemerlang di masa datang. Hal yang terpenting tetap optimis dan semangat. Jangan cepat berputus asa. Jadikan doa sebagai senjata utama kita.
Mengobrol lama dengan kong Ragile membuat saya semakin mengerti akan arti sebuah kehidupan. Kalau ada seorang guru di papua sana mengatakan pulsa itu mahal jenderal, maka setelah ngobrol dengan kong ragil saya mengatakan pengalaman itu mahal jenderal. Kita harus belajar dari orang-orang sukses dan orang-orang yang belum mencapai kesuksesan. Tinggal kita sendiri yang harus mampu bersyukur dalam menakar kesuksesan dari sudut pandang kita masing-masing.
Akhirnya saya berdoa kepada kong Ragile untuk tetap optimis, dan terus berkarya dalam menulis. Kisah anda menjadi sebuah inspirasi bagi anak-anak muda dalam mencapai cita-citanya. Teruslah berbagi kepada kami kong Ragile, dan jadikanlah doa sebagai senjata utamamu. Kita hidup memang sebagai pengembara, dan nikmatilah pengembaraan itu.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H