Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Pembelajaran Internet dalam Meningkatkan Imtak Siswa

10 Agustus 2011   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Foto Kenangan Ketika diminta Memimpin Doa dalam LKT Imtak 2005

PROSES PEMBELAJARAN INTERNET DALAM MENINGKATKAN IMTAQ SISWA

Dalam buku At-Tarbiyah karya DR. Omar Muhammad At-Tauny, dikemukakan bahwa tujuan asasi yang harus dicapai  oleh setiap bentuk pendidikan harus mencakup pendidikan manusia seutuhnya yang berlandaskan pada iman, ilmu, dan amal. Penjelasan dari kaidah dasar pendidikan ini adalah pengembangan sistem pendidikan pada empat tatanan manusia yaitu : Tarbiyah Ruhiyyah (Pendidikan Jiwa), Tarbiyah Fikriyah (Pendidikan Pemikiran), Tarbiyah Jasadiyah (Pendidikan Jasmani), dan Tarbiyah Ijtima'iyyah (Pendidikan Sosial Kemasyarakatan)

Keempat hal tersebut di atas dapat dijadikan acuan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran internet. Proses pembelajaran dengan menggunakan internet belum banyak diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Sementara internet saat ini sudah lebih mudah diakses oleh siapa saja dengan biaya yang terjangkau. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak belajar menggunakan media pembelajaran yang ada di internet. Agar materi imtaq dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran internet, maka dibuat dan disusunlah modul praktik yang dapat mengarahkan siswa ke dalam nilai-nilai imtaq.

Saat ini pengintegrasian materi pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada konsep pengenalan akan Allah masih sangatlah sedikit. Walaupun ada materi IMTAQ masih terpisah dari buku yang menjadi pegangan siswa maupun guru. Lagi-lagi karena alasan alokasi waktu dan pengejaran target kurikulum menjadi alasan utama mengapa setiap guru lupa akan penjelasan kearah materi IMTAQ. Penulis beranggapan alangkah lebih efektifnya jika materi IMTAQ bukan hanya menjadi satu pelengkap dalam setiap materi, akan tetapi langsung termaktub dalam program pembelajaran TIK dan tidak dibebankan kepada mata pelajaran agama saja.

Oleh karena itu menjadi tanggung jawab gurulah bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan materi pelajaran menjadi mudah untuk dipahami. Mengapa penulis mendahulukan kata suasana menyenangkan baru pada pemahaman materi.  Penelitian menunjukkan bahwa suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis siswa. ( Walberg dan Greenberg, 1997 ). Proses belajar mengajar yang menyenangkan, aman dan nyaman, memberikan harapan yang jelas kepada siswa, keyakinan akan kemampuan diri dan juga adanya keyakinan mendapatkan balasan nilai ibadah dari Allah tentunya akan menjadi sumber motivasi belajar yang sangat kuat pada diri seorang siswa. Bila dorongan itu sudah kuat, maka segudang prestasi akademik akan dapat diraih oleh siswa tersebut baik dalam bidang iptek maupun imtaq. Allah berfirman : "...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (QS. Al-Mujadalah : 11).

Dalam ayat tersebut juga disebutkan bahwa penguasaan iptek merupakan syarat agar manusia hidupnya mendapatkan derajat di sisi Allah dan juga manusia. Sudah menjadi falsafah hidup bahwa orang yang tidak memiliki ilmu sangat terbatas pekerjaan dan mudah diombang ambingkan orang. Zaman ini adalah peradaban tekhnologi dimana tenaga manusia telah digantikan oleh tenaga-tenaga mesin. Sehingga pekerjaan bagi manusia akan semakin sulit dan sempit apalagi bagi orang yang tidak mempunyai iptek.

Harus dipahami bahwa kenyamanan suasana kelas dan kemudahan materi, adanya hubungan emosional antara siswa dan guru  yang  diciptakan akan menumbuhkan minat siswa akan materi yang dipelajari. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar minat siswa dapat tumbuh  sesuai dengan yang diharapkan, yaitu :

1. Membangun Spiritual Quotient (SQ) atau Kecerdasan Spiritual.

Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya ESQ ( Emotional Spiritual Quotient) menulis bahwa ada tiga kecerdasan yang terdapat pada manusia yaitu IQ ( Intellegence Quotient ), EQ ( Emotional Quotient ), dan Spiritual Quotient (SQ ).

Tergalinya SQ pada diri seorang siswa pada dasarnya adalah membangun kecerdasan akan menempatkan diri sebagai seorang manusia yang mengemban amanah Allah sebagai khalifah di muka bumi. Atau lebih gamblangnya membangun keyakinan akan adanya Allah dan sifat-sifat Allah atau Asmaul Husna yang terdapat dalam diri setiap manusia. (tarbiyah ruhiyyah) Dengan munculnya kecerdasan spiritual maka siswa akan terlepas dari nilai-nilai yang menjadi penghalang pada munculnya minat dan semangat untuk mempelajari dan menggali sesuatu, seperti rasa malas, apatis, takut mencoba, putus asa.  Dengan SQ yang dimiliki oleh siswa, penulis meyakini akan menjadi daya dorong semangat yang luar biasa yang akan berpengaruh pada penumbuhan minat siswa akan pelajaran TIK, khususnya internet.

Guru dapat memulai penjelasan dari bagaimana memulai membuka internet yang merupakan ilmu Allah, mencari informasi dan dampak positif serta negatif penggunaan internet , dan memberikan  modul pengajaran praktek melalui internet.

Dari contoh uraian diatas guru dapat menjelaskan tentang keberadaan Allah dan kekuasaan-Nya yang dengan pengenalan akan sifat Allah pula seorang guru dapat menjelaskan tentang kebermaknaan akan ilmu yang sedang dipelajari oleh siswanya. Siswa diberikan kesadaran bahwa proses berfikir yang mereka lakukan tidaklah sia-sia, tetapi akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Keyakinan inilah yang akan dapat menjadi salah satu  pendorong akan tumbuhnya minat belajar seorang siswa. (tarbiyah fikriyah)

2. Ungkapkan tentang kegunaan  mempelajari internet.

Seringkali pertanyaan yang diajukan oleh siswa adalah tentang "untuk apa mereka mempelajari internet?" Semua benda atau barang yang ada di sekitar kita dan benda benda yang ada di sekitar manusia adalah peralatan yang menggunakan teknologi informasi, mulai dari handphone, telepon, televisi, komputer, dan alat teknologi komunikasi lainnya. Jika guru dapat ungkapkan dengan lebih konkrit dan dengan program kearah mendapatkan hasil yang dituju, maka itu akan lebih dapat membangkitkan minat seorang siswa untuk belajar.

Bagaimanakah seorang guru dapat menjawab dengan memuaskan sehingga akan benar-benar dapat menumbuhkan minat siswa akan pelajaran komputer, khususnya materi internet ? Guru dapat menjelaskan dengan penjelasan yang konkrit dan jelas tentang kegunaan ilmu yang dipelajari dengan cara memberikan praktik langsung membuat bahan-bahan atau modul-modul aplikasi tentang penggunaan internet dewasa ini lalu disisipkanlah materi imtaq di dalamnya.

Tentu hal ini akan membangkitkan minat siswa karena mereka telah merasakan langsung manfaat dari mempelajari ilmu komputer dan internet di sekolah. Mereka akan merasakan perbedaan yang mendasar antara sekolah dengan bimbingan belajar atau kursus komputer. Karena selain ketrampilan mengetik dengan komputer dan pengetahuan internet , mereka juga mendapatkan ketrampilan lebih yang dapat menjadi bekal mereka suatu saat kelak.(tarbiyah jasadiyah)

Agar program ini dapat berjalan dengan efektif, maka alangkah baiknya jika praktik yang berhubungan dengan life skill benar-benar terdapat dalam buku pegangan guru maupun siswa. Ini menjadi hal yang penting karena  memudahkan bagi tiap guru untuk merealisasikannya. Maka dengan demikian akan muncul kebermaknaan yang kedua setelah dipandang dari sudut Spiritual Quotient bagi siswa yang mempelajari ilmu komputer dan internet, sehingga terjawablah pertanyaan, untuk apa saya mempelajari internet ?

3. Ciptakan Yel-yel Ketuhanan untuk memecah kejenuhan

Dari pengalaman penulis mengikuti pelatihan maupun ketika penulis menjadi instruktur komputer di lembaga kursus, yel-yel yang diperagakan oleh peserta pelatihan amat membantu dalam membangkitkan kembali suasana agar kembali bergairah dalam suatu acara atau pertemuan pembelajaran yang memakan waktu cukup lama.  Tidaklah berlebihan jika cara ini diadaptasikan untuk menghidupkan suasana kelas atau laboratorium agar menjadi ceria dan kondusif dalam pembelajaran internet. Yel-yel yang dipilih dapat dipadukan antara suara dan gerak, dimana disini memang dibutuhkan kreatifitas guru dalam membuat yel-yel tersebut agar menarik dan menyenangkan. Karena itu diperlukan peralatan sound system dan perlengkapan multimedia komputer serta slide proyektor guna mendukung pembelajaran ini. Penulis berpendapat bahwa kejenuhan yang terbentuk saat pembelajaran berlangsung akan menciptakan kelesuan pada siswa dan pada akhirnya akan mengurangi minat siswa akan mata pelajaran tersebut. Bila hal itu terjadi, proses pembelajaran gagal dan siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diikutinya tidak memberikan dampak apapun pada dirinya.

4. Ciptakan budaya sekolah yang tetap eksis dan semakin disempurnakan

Untuk dapat eksis dan sukses dalam meningkatkan imtaq dan iptek siswa, suatu sekolah harus menciptakan suatu budaya sekolahnya sendiri sebagai identitas diri, dan juga sebagai rasa kebanggaan akan sekolahnya. Dalam menciptakan budaya sekolah (school culture) kita hendaknya berpedoman pada misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada : Peningkatan kecerdasan intektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan rohani (SQ) dan Peningkatan kecerdasan social (EC).

Budaya sekolah sendiri mencakup muatan yang luas, meliputi : akademik, non akademik, kerohanian, kesenian, dan kemasyarakatan. Menjadi tugas dan komitmen guru dan siswa untuk menggali dan menyuburkan budaya sekolah agar tetap eksis dan mencapai kesempurnaan. Karena budaya tersebut di atas yang tertanam di hati para siswa, hampir bisa dikatakan seratus persen sekolah kami jauh dari narkoba, rokok, minuman keras dan pemanfaatan internet yang percuma. Penulis sebagai tenaga pengajar TIK yang telah sepuluh tahun lebih mengajar belum pernah melihat ada siswa yang terlihat membuka informasi-informasi di internet yang kurang berguna. Mereka para siswa lebih cenderung mencari informasi untuk mengerjakan tugas-tugas di sekolah atau sekedar bertukar informasi dan komunikasi dengan teman-teman lainnya di seluruh dunia melalui FriendSteer dan myspace atau kadang-kadang siswa asyik bermain games untuk melepas kejenuhan di saat-saat beristirahat.

Pembelajaran Internet Yang Mengintegrasikan Imtaq dan Iptek

Penguasaan iptek tanpa diimbangi dengan imtaq kepada Allah akan berdampak negatif dan sangat merugikan orang lain. Kejahatan-kejahatan kartu kredit dan pengiriman-pengiriman email sampah, pengiriman virus, perusakan website milik orang lain oleh hacker menjadi momok dalam dunia internet dewasa ini. Dari proses kegiatan belajar mengajar yang berbentuk penulisan dan pendiskusian makalah tentang internet, penulis menemukan adanya kesamaan persepsi pada para siswa khususnya mereka yang mengambil tema tentang gambar porno di internet bahwa gambar porno itu berbahaya dilihat dari sudut sosial ataupun budaya. Persepsi ini memunculkan adanya kesadaran siswa akan bahaya gambar porno sekaligus kesadaran bahwa hal-hal yang menuju ke arah informasi bebas berkembang di sekitarnya bahkan begitu mudahnya mereka mendapatkan materi-materi itu. Pada tataran realitas dapat dikatakan bahwa informasi teknologi yang bebas tanpa batas itu ada di sekitar kita, dan kita tidak perlu menafikannya. Kondisi yang bertentangan tersebut akan menimbulkan adanya konflik moral individu. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara mereka terjebak ke dalam pornografi dan games di internet. Dan konflik moral individu tersebut jika tidak ada penanganan yang tepat akan menimbulkan konflik moral massa. Salah satu bentuk penanganannya adalah memberikan ruang kepada mereka untuk mengungkapan persepsi mereka tentang pembelajaran internet tersebut. Pengadaan kondisi seperti itu adalah bagian dari pendidikan teknologi yang memang mereka minta keberadaanya baik di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian para siswa akan terarah pada suatu realitas bahwa hidup adalah pilihan (baik-buruk), tinggal bagaimana mereka menyikapinya khususnya terhadap internet bebas tanpa batas, tentu dengan segala konsekuensi-konsekuensi atas pemilihan cara pandang, sikap dan tindakannya tersebut. Ada atau tidak ada keharusan mengaitkan mata pelajaran dengan imtaq, fungsi guru sehubungan dengan hal tersebut adalah memberi ruang yang sangat mungkin menimbulkan kesadaran moral bagi para siswanya guna memberikan pijakan dan arah bagi kehidupan para siswa itu sendiri sekarang dan masa depan yang dalam bahasa agama adalah, menegakkan hukum Allah di muka bumi. Pada kenyataannya, dengan cara memberikan ruang yang memungkinkan para siswa mengekspresikan ide, gagasan dan pandangannya tentang gambar porno di internet, penulis menemukan adanya kesadaran para siswa untuk tidak melakukan atau melihat gambar porno tersebut. Hal tersebut merupakan indikasi peningkatan IMTAQ mereka. Kesadaran yang diperolehnya sendiri, atau melalui teman sebaya, akan berdampak lebih kuat daripada diberitahu oleh orang yang lebih tua atau guru. Disamping itu mereka juga mendapatkan keuntungan lain yakni kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik, menulis makalah, berani berbicara bahkan kegemaran membaca turut berkembang positif. Mereka akan mencari literatur-literatur tentang bahaya penggunaan internet yang bebas tanpa batas.

SARAN-SARAN

Proses pengajaran internet akan berjalan  lebih baik dan bisa mencapai target tujuan pembelajaran bila ada kelengkapan menuju proses tersebut yakni adanya modul pembelajaran praktik yang dapat menciptakan proses belajar mengajar secara efektif. Para guru perlu merespon persepsi para siswa tentang teknologi komputer dan internet dengan memasukkan tema mencari informasi (browsing) dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar.Guru perlu mencari metode yang tepat dalam proses pengaitan tema dengan nilai-nilai imtaq. Memandu para siswa dalam menuliskan, menyajikan dan mendiskusikan tema tersebut supaya proses pembelajaran dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.Para orang tua sangat perlu untuk meningkatkan pengawasan terhadap putra-putri mereka khususnya apabila mereka mengakses internet di rumah. Sekolah sudah saatnya untuk membuka warung internet sendiri sehingga dapat membimbing para siswa untuk mengakses situs-situs yang positif. Sekolah dapat bekerjasama dengan PT. Telkom melalui program "Goes to School" dimana sekolah dapat mengakses internet berkecepatan tinggi dengan biaya murah melalui internet Speedy telkom.

Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun