[caption id="attachment_120506" align="aligncenter" width="600" caption="http://kompasiana.com/wijayalabs"][/caption]
Banyak teman yang mengirim pertanyaan lewat japri ke inbox saya, apa tipsnya omjay bisa komitmen menulis sebelum tidur di kompasiana? Padahal pekerjaan seorang guru itu luar biasa padat. Apalagi bila harus menulis sebelum tidur, tentu akan sulit rasanya bila dilakukan setiap hari.
Sebagai sesama kompasianer, sebenarnya hal itu mudah saja dilakukan. Kesulitannya, karena mereka seringkali banyak yang tidak konsisten dalam melakukannya, dan akhirnya tidak komitmen dalam menulis sebelum tidur.
Bagi saya secara pribadi, ada tips yang membuat saya memiliki kekuatan untuk menulis sebelum tidur. Terutama menulis di blog keroyokan kompasiana ini. Padahal saya sendiri sudah memiliki blog pribadi yang ramai pengunjungnya di url http://wijayalabs.com. Entah kenapa menulis di kompasiana selalu memiliki kekuatan tersendiri. Selalu ada tenaga ekstra bila menulis di kompasiana.
Ada beberapa tips atau rahasia sederhana yang ingin saya beberkan kepada anda para pembaca, yaitu:
- Menjadikan blog kompasiana sebagai tempat menyalurkan ide atau unek-unek setiap hari
- Menjadikan blog kompasiana seperti makanan, jadi kalau belum menulis di kompasiana rasanya lapar.
- Menjadikan blog kompasiana sebagai inkubator dari tulisan yang awalnya alamiah menjadi ilmiah
- Menjadikan blog kompasiana sebagai media arus utama, dan bukan media online lainnya. walaupun jujur saya menulis di banyak blog.
- Menjadikan blog kompasiana sebagai tempat menulis pesan sebelum mati. Barangkali besok saya tak bangun lagi dari tidur.
Kelima hal di atas itulah yang membuat saya komitmen untuk menulis sebelum tidur. Kelima hal di atas itu menjadi kekuatan tersendiri agar saya mampu menjaga komitmen dan konsistensi dalam menulis. Meskipun saya tahu jumlah pembaca tulisan saya tidak sebanyak penulis papan atas di kompasiana ini. Bagi saya menulis adalah menyampaikan pesan. Ada yang baca alhamdulillah, gak ada yang baca juga alhamdulillah. Artinya saya tak pernah khawatir tulisan saya dibaca banyak orang atau tidak. Sebab kualitas tulisan itu tergantung dari sisi mana pembaca memahaminya, dan dari sisi mana pembaca melihatnya. Setiap orang pasti memiliki penilaiannya masing-masing. Oleh karenanya saya jabarkan kelima tips itu satu persatu.
Tips yang pertama adalah menjadikan kompasiana sebagai tempat menyalurkan ide atau unek-unek setiap hari. Dengan begitu, saya akan terus menerus menulis setiap hari. Sebab saya tak pernah merasakan kehilangan ide. Bahkan ide selalu mengalir deras setiap harinya. Kalau gak ada pekerjaan yang padat, saya menulis bisa sampai lebih dari 3 artikel. Lega rasanya kalau sudah bisa menulis. Unek-unek yang ada di dalam hati pun menjadi tersalurkan. Terutama unek-unek saya di bidang pendidikan.
Tips yang kedua adalah menjadikan blog kompasiana seperti makanan, jadi kalau belum menulis di kompasiana rasanya lapar. Hal itulah yang membaut eh membuat saya selalu menulis sebelum tidur. Jadi kalau belum menulis minimal satu postingan di kompasiana saya belum bisa tidur, dan perut saya akan terasa lapar karenanya. Dengan menulis, saya merasakan lapar saya hilang sebelum tidur. Sayapun akan merasa kenyang bila sudah menulis di kompasiana.
Tips yang ketiga adalah menjadikan blog kompasiana sebagai inkubator dari tulisan yang awalnya alamiah menjadi ilmiah. Seringkali tulisan-tulisan saya yang terbaik dan dimuat di media cetak berawal dari menulis di kompasiana. Bahkan ada sebagian tulisan saya di kompasiana menjadi bahan untuk jurnal ilmiah. Sebab saya melihat pembaca tulisan di kompasiana ini aneka warna. Ada yang senang dengan tulisan yang berbau ilmiah, dan ada juga yang senang dengan tulisan berbau alamiah alias tulisan populer. Bagi saya, kompasiana tempat inkubator bayi, dimana saya akan membesarkan tulisan-tulisan saya menjadi mudah dipahami, dan menarik hati pembaca.
Tips yang keempat adalah menjadikan blog kompasiana sebagai media arus utama, dan bukan media online lainnya. Artinya, saya lebih suka membaca berita justru dari jurnalis warga. Selain beritanya beragam, bahasa yang digunakanpun seperti orang ngobrol. Saya pun merasakan tak ada beban ketika membaca berbagai hal di kompasiana ini. Berbeda halnya bila kita membaca di kolom opini kompas misalnya. Kita akan disuguhi bahasa yang ilmiah, dan terkadang membuat dahi sedikit mengkerut karena ada istilah-istilah asing yang terkadang saya kurang mengerti artinya. Seringkali saya harus mengulang sampai lebih dari dua kali untuk bisa menangkap pesan dari penulisnya.
Tips yang kelima adalah menjadikan blog kompasiana sebagai tempat menulis pesan sebelum mati. Barangkali besok saya tak bangun lagi dari tidur. Seperti blog bunda inong yang selalu ramai dikunjungi oleh para netter, padahal orangnya sudah tiada. Bagi saya kompasiana itu tempat saling berbagi, dan saling bersilahturahmi atau silahturahim. Dengan begitu setiap harinya saya selalu bertambah teman baru. Tak terasa teman baru saya sudah mencapai ribuan orang di kompasiana ini. Selalu ada saja teman yang menyapa dan memberikan komentar di postingan saya.
