Â
[caption id="attachment_119611" align="aligncenter" width="533" caption="Berdamai dengan Aturan"][/caption]
Setiap manusia hidup pasti berbenturan dengan aturan. Aturan dibuat agar kita dapat saling mematuhi, dan mentaatinya. Dengan demikian hidup menjadi tertata dengan baik. Ada kerjasama dan saling memahami di antara sesama manusia. Berdamai dengan aturan akan membuat hidup kita menjadi tentram, aman, dan nyaman.
Begitupun bila peserta didik berada di sekolah. Ada aturan yang wajib ditaati sebagai warga sekolah. Aturan itu bernama tata tertib. Tata tertib inilah yang biasanya di sosialisasikan di awal tahun ajaran baru dalam kegiatan yang bernama Mas Orientasi Siswa (MOS). Para siswa baru diberitahu aturan-aturan yang berlaku di sekolahnya. Dengan begitu, para siswa baru menjadi tahu aturan yang harus ditaati di sekolah itu. Setelah siswa tahu, mereka pun diberikan salinan aturan tata tertib yang harus disampaikan kepada orang tuanya.
Â
Tata tertib siswa dibuat bertujuan untuk:
- Membentuk akhlak dan kepribadian siswa melalaui penciptaan iklim dan budaya sekolah yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran
- Membentuk dan membiasakan pelaksanaan nilai-nilai karakter sekolah
- Melatih siswa untuk dapat hidup tertib dan berakhlak mulia yang akan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat
- Memotivasi siswa untuk berprestasi yang dapat menjadikan sekolah yang berkualitas
- Memonitor dan mengevalusi perilaku siswa secara berkesinambungan untuk dijadikan pertimbangan dalam penentuan kenaikan kelas, dan ketamatan belajar siswa.
Â
Setiap tahun ajaran baru, pimpinan sekolah dalam hal ini wakil kepala sekolah bidang kesiswaan akan memberikan penjelasan tentang tata tertib yang diberlakukan di sekolah. Mulai anak tiba di sekolah, sampai anak pulang dari sekolah, lalu kembali ke rumahnya masing-masing. Aturan itu disosialisasikan dalam pertemuan orang tua siswa dengan pimpinan sekolah. Aturan yang dibuat akan membuat para orang tua yakin bahwa sekolah akan memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra dan putrinya.
Aturan sekolah biasa dibuat dalam buku panduan tata tertib yang telah disusun oleh tim kecil. Tim kecil ini ditunjuk oleh pimpinan sekolah untuk menyusun aturan-aturan yang berlaku di sekolah dan wajib diikuti oleh seluruh siswa. Tim kecil menyusun tata tertib sesuai dengan visi dan misi sekolah, sehingga tata tertib yang dibuat sejalan dengan motto sekolah iman, ilmu, dan amal.
Adanya sosialisasi membuat semua siswa menjadi tahu apa yang harus dilakukannya selama di sekolah. Mereka akan mengerti dan memahami aturan sekolah yang dibuat. Misalnya, bila sekolah telah memberikan aturan bahwa setiap hari senin s.d. Rabu siswa harus memakai pakaian seragam putih biru, maka seluruh siswa wajib mentaatinya. Bila hari kamis diminta memakai seragam batik, dan hari jumat memakai pakaian olahraga pagi, maka tak boleh ada satupun siswa melanggar aturan itu. Sebab aturan itu sudah disepakati bersama-sama di saat awal tahun ajaran, dan seluruh siswa wajib mentaatinya. Ada perjanjian tata tertib yang sudah ditanda tangani siswa, dan diketahui orang tuanya. Di sinilah para siswa diajarkan untuk berdamai dengan aturan.
Berdamai dengan aturan pada hakekatnya adalah kemampuan peserta didik untuk mentaati aturan yang berlaku di sekolah. Dengan begitu, semua aturan yang terangkum dalam buku tata tertib sekolah wajib dijalani dan ditaati oleh stake holder di sekolah itu. Bila ada yang melanggar, maka sesuai dengan kesepakatan yang dibuat akan mendapatkan sangsi atau skoring. Sangsi atu skoring itu ada tingkatannya sesuai dengan jenis pelanggaran yang dibuat. Ada yang ringan dan ada yang berat. Itulah cara sekolah membentuk karakter siswa.
Â
[caption id="attachment_119626" align="aligncenter" width="533" caption="Upacara Bendera adalah salah satu bentuk berdamai dengan aturan"]
Sangsi atau hukuman akan diberikan kepada siswa manakala siswa telah melanggar tata tertib sekolah. Hukuman itu ada yang ringan, dan ada yang berat. Hukuman ringan biasanya berupa teguran lisan, dan hukuman berat biasanya berupa tulisan atau surat teguran yang harus disampaikan kepada orang tua siswa. Dengan begitu siswa akan merasakan dampak baik dan buruk dari sebuah aturan yang diberlakukan. Berdamai dengan aturan adalah salah satu cara efektif agar siswa mampu mentaati aturan dengan sepenuh hati.
Berdamai dengan aturan adalah bentuk dari pendidikan karakter yang kami kembangkan di sekolah. Karakter siswa yang mampu berdamai dengan aturan biasanya disiplin, beritegritas tinggi, dan mampu menjadi seorang pemimpin. Minimal menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri yang memunculkan kemandirian, dan pembentukan karakter.
Pembentukan karakter siswa dilakukan dalam proses pembelajaran yang menantang, menyenangkan, dan bermakna. Proses pembentukan karakter dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang mengacu pada motto sekolah yakni:Â iman, ilmu, dan amal.
Dari mulai berangkat ke sekolah, ada aturan yang harus dijalani. Siswa tak boleh datang terlambat ke sekolah. Bila aturan masuk sekolah yang dibuat pukul 07.00, maka siswa harus sudah berada di sekolah sebelum pukul 07.00. Bila siswa terlambat, maka dia akan mendapatkan sangsi dari sekolah. Begitupun ketika belajar di kelas. Siswa yang melanggar aturan seperti tidak masuk dalam pelaran tertentu karena membolos, akan dicatat dan diproses oleh guru yang mengajar, dan dilaporkan kepada wali kelas.
Berdamai dengan aturan akan mengarahkan siswa untuk mampu mentaati aturan yang berlaku dan tidak melanggarnya. Dengan mematuhi aturan, maka kita menjadi makhluk sosial yang disukai oleh semua. Berusaha dengan sepenuh hati mentaati aturan yang berlaku di sekolah.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H