Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sambutan Mendiknas di Acara Kongres IGI: Guru Jangan Ikut "Kitmanisme"

23 Juni 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_118354" align="aligncenter" width="640" caption="Sambutan Mendiknas di Kongres IGI"][/caption]

Bahagia rasanya bisa bertemu langsung dengan menteri pendidikan nasional (Mendiknas) Prof. Dr. Muhammad Nuh. Beliau masih menyempatkan diri bertemu dengan kami para guru di sela-sela kesibukan beliau. Sungguh sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bertemu langsung dengan pak mendiknas di kongres IGI, Kamis, 23 Juni 2011 yang menginspirasi para guru di Indonesia untuk maju.

Arahan dan sambutan pak Mendiknas Muh. Nuh kepada para anggota kongres IGI dari 21 Wilayah dan 100 lebih  daerah yang pertama ini sangat bagus sekali. Saya mencatatnya beberapa. Semoga bisa dilengkapi oleh teman-teman guru yang hadir dan membaca langsung tulisan live saya ini.

Pertama, organisasi guru seperti IGI harus mempunyai cita-cita kemuliaan yang tinggi. Tanpa cita-cita yang baik dan mulia sebuah organisasi tidak akan berkembang dengan baik. IGI harus memiliki Cita-cita yang baik dan mulia sehingga memuliakan para guru di Indonesia.

Kedua, cita-cita organisasi itu harus menjadi budaya atau tradisi organisasi yang baik sehingga menjadikan IGI menjadi sebuah organisasi yang bermartabat, dan menjadikan IGI sebagai sumber ilmu. Kemulian seorang guru terletak kepada ilmunya. Kemuliaan seseorang dapat dilihat dari ilmu yang dikuasainya, dan dibagikan kepada orang banyak.

Ketiga, guru sebagai seorang pendidik harus ramah terhadap ilmu pengetahuan baru (terus menerus mengembangkan kemampuan dirinya, contohnya melek internet) karena internet akan bermanfaat bila guru mampu memanfaatkannya dengan baik. Beliau mencontohkan kisah Nasrudin (bukan Nasrudin yang lagi ngetop saat ini loh, hehehe).

Beliau bercerita tentang kisah Nasrudin yang kehilangan jarum. Apa yang kamu cari Nasrudin? Nasrudin kehilangan jarum di tempat gelap, dan mencarinya di tempat terang. Apa falsafahnya, bila di rumah kita gelap, maka kita harus mencari pencerahan di luar.



IGI harus menjadi rumah pencerahan guru. Pencerahan di dalam diri kita, rumah kita, dan organisasi kita. Oleh karenanya pemerintah menyambut baik program-program kerja IGI seperti Gerakan melek Internet dan Gerakan Guru Menulis.


Pemerintah perlu melakukan Kerjasama dengan IGI, dan bukan mendukung. IGI sebagai mitra atau partner pemerintah dalam memajukan pendidikan, dan kemendiknas sangat menyambut baik kelahiran IGI yang dimotori oleh para guru itu sendiri. Dari guru, oleh guru, dan untuk guru.

Keempat, Energi keteladanan harus dimiliki para guru di Indonesia. Guru harus mampu memberikan keteladanan. Satu kata antara ucapan dan perbuatan. Selain keteladanan, IGI juga harus membangun kemitraan dengan perusahaan sponsor seperti Acer, Intel, dan Telkom. IGI harus menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar, dan dana sponsornya dipergunakan meningkatkan mutu guru .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun