Ketika orang tua mengajak anaknya untuk beribadah, maka orang tuanya itu harus memberikan keteladanan lebih dulu. Jangan sekali-kali mengajak anak untuk beribadah, ketika orang tua tak melakukannya. Sebab bila itu terjadi anak akan protes dan cenderuang memaki dan mengumpat.
Bisa saja keluar kalimat, “ayah saja tidak sholat, dan ibu saja tidak mengaji”.
Pada akhirnya anak melihat kelakuan buruk orang tuanya. Anak akan cepat meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Keteladanan positif pun tak terjadi.
Menjadi orang tua ideal perlu ilmu. Menjadi guru ideal juga perlu ilmu. Jika orang tua dan guru mengamalkan ilmunya dengan benar, saya yakin keteladanan bisa diberikan pada anak.
Sayangnya, banyak suami istri tidak mencari ilmu mendidik anak karena sibuk dengan urusan pemenuhan kebutuhan keluarga. Mereka mengandalkan guru di sekolah untuk mendidik anaknya. Namun, ternyata guru telanjur dipusingkan dengan urusan administrasi sekolah dan urusan keluarga. Mereka hanya sempat mentransfer materi pelajaran tapi lupa menanamkan keteladanan. Kalau sudah begitu, semoga kita tidak termasuk golongan orang yang merugi.
Pendidikan keteladanan harus dipupuk dari anak masih usia dini. Tentu memori otaknya akan menyimpan semua hal baik yang dilihatnya. Tetapi bila kita sebagai orang tua tak memberikan keteladanan, maka jangan salahkan bila anak kita berkelakukan kurang ajar.
Dalam dunia persekolahan kita, pendidikan keteladanan harus diberikan guru kepada anak didiknya. Menyatu dalam kurikulum yang bernama pendidikan karakter atau watak. Di sinilah fungsi mendidik itu diperlukan. Para peserta didik diajarkan bagaimana mencontoh hal-hal baik yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.
Banyak orang tua lupa bahwa mereka itu guru pertama bagi anaknya. Keluarga itu adalah sekolah pertama anak. Merah, putih, dan hitamnya anak tergantung pada orang tuanya. Sayangnya, urusan mendidik anak dianggap sebagian orang tua hanyalah urusan guru di sekolah.
Saya kira, pendidikan keteladanan akan berjalan dengan baik dalam dunia pendidikan bila kita sebagai orang tua, guru, dan dosen mampu memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Tak perlu ini dan itu dalam memberikan keteladanan, karena keteladanan itu sederhana. Sangat sederhana.
Tetapi kenapa di antara kita sering tak melakukannya???
Salam Blogger Persahabatan