Pola pikir guru pelan-pelan harus beralih dari pengunduh informasi menjadi pengunggah informasi. Guru upload harus lebih banyak dari guru download. Teman-teman guru harus berlatih dan terus berlatih untuk menciptakan informasi.
Hal itu bisa terjadi dan berwujud nyata manakala teman-teman guru menyadari bahwa anak-anak kita sangat haus akan informasi. Mereka lapar membaca, dan guru harus menyiapkan konten edukasi lebih banyak lagi agar mereka tak lapar informasi yang diberikan oleh gurunya.
Sebagai kaum muhajirin di dunia digital, para guru harus belajar dengan kaum anshor yang memang sudah melek digital dari lahir. Digital native harus dipandu oleh immigrant native agar mereka tahu pemanfaatan internet secara positif. Mereka harus diarahkan bahwa internet itu seperti perpustakaan yang selalu buka 24 jam. Peserta didik harus diarahkan rajin membaca, dan bukan asyik bermain games berjam-jam yang terkadang menyita waktu belajarnya.
Jangan biarkan dampak negatif internet menyerang halus anak didik kita. Sebab internet itu mengasyikan. Internet itu menyehatkan, tetapi juga bisa menyakitkan. Ketika guru melek internet dia harus mampu menjadi pemandu dan bukan pemakai internet statis tanpa kreativitas dan imajinasi. Guru harus kreatif, dan melakukan inovasi pembelajaran agar materi yang disampaikan masuk ke otak siswa dengan lancar.
Guru harus seperti bendera merah putih yang gagah perkasa ketika dikibarkan saat upacara. Semua orang berhormat kepadanya. Seperti itulah seharusnya guru kreatif yang memanfaatkan internet secara sehat. Mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya.
Ketika guru melek internet harus ada keadilan waktu kapan di dunia maya, di dunia nyata, dan dunia mimpi. Dengan begitu guru pun bisa menjadi makhluk sosial yang disegani. Menjadi tokoh masyarakat yang dirindukan, dan menjadi tempat bertanya ketika ada persoalan masyarakat yang mengganjal.
Akhirnya ketika guru melek internet, so what gitu loh! Bagaimana menurut anda?
Salam blogger persahabatan Omjay http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H