Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterlambatan Sertifikasi Guru Dikeluhkan

9 Mei 2011   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_106936" align="aligncenter" width="533" caption="Peserta PLPG-3 FT UNJ 2008"][/caption]

Sebagai seorang guru yang telah lulus sertifikasi guru seharusnya saya sangat bahagia. Apalagi saya lulus melalui jalur PLPG di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tahun 2008. Dengan mengikuti PLPG, saya merasakan banyak hal yang harus saya perbaiki. Terutama tentang pembuatan RPP, dan silabus serta pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang benar. Dosen-dosen UNJ yang luar biasa, telah membuka mata hati kami untuk menjadi guru PROFESIONAL.

Setelah pelatihan PLPG itu, kami pun mendapatkan sertifikat sebagai guru PROFESIONAL yang ditandatangani oleh rektor UNJ, bapak Prof. Dr. Bedjo Sujanto. Kami bangga pada saat itu, tapi kami pun merasakan ada amanah yang harus kami pegang teguh sebagai GURU PROFESIONAL. Tentu cara mengajar kami harus lebih baik dari sebelumnya.

Tunjangan sertifikasipun saya terima. Sebagai seorang guru di sekolah swasta, tentu tunjangan sertifikasi guru ini sangat berguna bagi saya. Apalagi pada saat itu saya sedang menyelesaikan tugas belajar S2 di pascasarjana UNJ. Dana tunjangan itu saya gunakan untuk membeli buku, dan peralatan penunjang kuliah lainnya. Sedangkan untuk biaya kuliah alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa dari UNJ.

Tunjangan sertifikasi itupun biasanya cair tepat waktu, dan selalu masuk dalam rekening tabungan saya di bank DKI. Namun entah kenapa, belakangan ini tunjangan sertifikasi tidak jelas kapan cairnya. Terakhir saya menerimanya pada tanggal 21 Desember 2010. Itupun tidak kami terima secara utuh. Saya menerima dana sebesar Rp. 3.418.290,- . Padahal kami terima dana sebelumnya pada 29 Oktober 2010 sebesar Rp. 5.127.435,-. Pada waktu sebelumnya pada tanggal 14 Juli 2010 kami menerima dana sertifikasi sebesar Rp. 5.127.435,-. Biasanya 3 bulan sekali tunjangan sertifikasi cair. Tapi entah kenapa pencairan dana sertifikasi sudah lebih dari 3 bulan bulan cair juga. Mungkin mau dirapel menjadi 6 bulan.

Saya tidak tahu, dimana terjadi letak kesalahannya. Sampai saat inipun tunjangan sertifikasi tak kunjung juga cair. Kami mencoba bertanya kepada intansi terkait yang menangani ini. Tapi tak didapat jawaban yang memuaskan. Kami seperti dipimpong, dan tidak jelas siapa yang bertanggung jawab. Kamipun menerimanya dengan penuh kesabaran.

Sebagai guru di sekolah swasta, saya mempertanyakan tunjangan sertifikasi ini. Nampaknya pemerintah masih setengah hati dalam sertifikasi. Kalau memang anggaran pemerintah terbatas, tak usahlah memberikan janji yang tak pasti sehingga para guru yang telah lulus sertifikasi guru dalam jabatan menjadi bingung hendak bertanya kemana lagi. Kami menjadi malu, sebab banyak teman kami yang belum lulus sertifikasi.

Hanya saja saya agak khawatir. Jangan-jangan ada oknum yang bermain di air keruh. Dana tunjangan sertifikasi sebenarnya sudah cair, tapi ada penyelewengan dalam pencairannya. Bila ternyata demikian, sebagai guru kita harus mengadukan hal ini. Tapi kepada siapa? Kami belum bisa menjawabnya. Mungkin pada saat ini kami harus bertanya kepada rumput yang bergoyang terlebih dahulu.

Keterlambatan tunjangan sertifikasi sudah banyak dikeluhkan para guru. Tapi hebatnya para guru tetap bersabar, dan menunggu ada titik terang dari pemerintah yang bertanggung jawab dengan hal ini. Kami hanya berdoa semoga saja tak ada penyelewengan anggaran, dan bila itu terjadi maka oknum yang mengambil hak guru akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah. Kami tidak tahu, kesalahan terletak di pemerintah pusat atau daerah. Sebab biasanya kedua pihak saling menyalahkan.

Sertifikasi guru memang banyak mengundang pro dan kontra. Namun sebagai prajurit di lapangan yang siap mendidik anak bangsa, kami siap dengan tugas negara ini.  Sertifikasi guru adalah produk undang-undang yang harus dilaksanakan oleh pemerintah secara sungguh-sungguh. Mohon kiranya ada perhatian yang penuh dari pihak-pihak yang mengelola dana sertifikasi guru. Pelaksanaannya juga harus PROFESIONAL.

Setelah kami menerima dana sertifikasi guru, ada amanah yang harus kami tunaikan. Sebab kami telah menggunakan uang rakyat yang didapat dari pajak, dan pemasukan negara lainnya. Bila kami tak menjalankan amanah itu dengan baik, kami siap uang yang diterima itu dikembalikan ke kas negara. Dengan begitu apa yang kami terima benar-benar hasil dari tugas kami sebagai guru PROFESIONAL.

Keterlambatan sertifikasi guru memang telah menjadi buah bibir. Banyak guru yang telah membicarakannya. Semoga kami tak menjadi seperti Gayus. Gajinya sudah besar, tapi masih saja tetap korupsi.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun