Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan: Mencerdaskan Otak atau Watak?

3 Mei 2011   20:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kenapa hal itu sampai terjadi? Karena banyak dari pendidik tak menguasai konsep dasar dari pendidikan itu sendiri. Bahkan banyak guru yang belum mampu memberikan contoh atau teladan yang baik dari tujuan bersekolah. Janganlah heran bila kita lebih mudah melahirkan generasi yang berotak cerdas daripada generasi yang  berwatak cerdas. Cerdas otak tanpa disertai cerdas watak akan melahirkan generasi keblinger seperti apa yang dikhawatirkan oleh pengamat pendidikan bapak Mochtar Buchori.

Sekarang saatnya kita mulai melakukan instrospeksi diri yang dimulai dari diri sendiri. Coba tanyakan kepada diri apakah pendidikan watak telah sampai ke otak dan hati nurani kita? Bila pendidikan watak lebih dominan, maka hati tak akan rusak oleh gemerlapnya kehidupan dunia yang fana ini. Dia tak akan pernah korupsi atau berbuat curang karena kekuatan spiritual keagamaan telah bersemi di dalam hati orang yang mengaku telah beragama dan menyembah Tuhannya.

Begitupun dengan pengendalian diri. Peserta didik yang sudah diberikan bekal bagaimana mengendalikan dirinya akan jauh lebih bijak dalam bertindak karena matang dalam berpikir. Tidak mudah emosi dan mampu mengendalikan dirinya dari hal-hal yang tidak baik. Di situlah kepribadian orang yang berwatak cerdas muncul. Dia akan menjadi pribadi yang tangguh, dan pantang menyerah. Pribadi yang unggul, dan mampu mandiri. Mereka akan lebih mandiri lagi bila dibekali dengan pendidikan kewirausahaan. Mind set mereka pun akan berubah dari mental pegawai menjadi mental pengusaha. Kreativitasnya akan muncul untuk menciptakan lapangan kerja buat dirinya, dan orang lain. Imajinasinya akan hidup karena diberi ruang untuk menumbuhkan kreativitasnya yang unik. Ingatlah! Setiap manusia memiliki lebih dari satu potensi. Kata-kata itulah yang masih saya ingat dalam mata kuliah Psikologi yang diampu oleh Prof. Dr. Conny. R. Semiawan. Seorang guru besar emiritus dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

[caption id="attachment_105991" align="aligncenter" width="600" caption="Makan Komando melatih Siswa bekerjasama"][/caption]

Pribadi yang unggul dan mandiri akan menjadi pribadi yang cerdas karena berakhlak mulia. Akhlak mulia inilah yang harus benar-benar nyata diajarkan kepada para peserta didik dengan pendidikan keteladanan.

Pendidikan keteladanan itu telah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW bagi mereka yang menganut agama Islam. Sifat Sidiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah akan tercermin dari peserta didik manakala pendidik atau guru di Indonesia menyadari  bahwa sifat kenabian harus dicontohkan, dan bukan hanya sekedar teori yang dihafalkan.  Dia memerlukan tindakan nyata dan bukan sebatas kata-kata.

Ketika peserta didik secara aktif telah mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, maka keterampilan yang diperlukan dengan sendirinya akan mudah masuk ke otak siswa. Sebab keterampilan pada hakekatnya proses berlatih terus menerus. Siapa yang rajin belajar pasti akan pandai. Siapa yang rajin menulis, pastilah akan terampil menulis. Karena menulis adalah sebuah keterampilan yang bisa diajarkan dan bukan bakat.

Akhirnya, saya harus menutup urgensi pendidikan ini dengan sebuah kata bijak. Semut diseberang lautan tampak, tetapi gajah di pelupuk mata tak tampak. Seringkali kita menyalahkan orang lain, dan menganggap diri sendiri lebih hebat dari orang banyak. Bila anda memang orang hebat, berikanlah pendidikan keteladanan sebab pendidikan keteladanan saat ini masih hanya sebatas slogan. Satu kata antara perkataan dan perbuatan menjadi sesuatu yang mustahil terlihat kalau kita sebagai orang dewasa tak mampu memberikan pendidikan keteladanan. Urgensi pendidikan harus mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas otak, tetapi juga watak. Tak salah kiranya bila pendidikan watak atau karakter sudah harus kita benahi di sekolah-sekolah kita.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun