[caption id="attachment_104386" align="aligncenter" width="600" caption="Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, direktur SEAMOLEC sedang mempresentasikan makalahnya"][/caption]
Selasa, 26 april 2011, setelah mengawas UN SMP, saya mengikuti konferensi pengujian dan penilaian bahasa Inggris di Indonesia: kebijakan dan praktek yg diselenggarakan oleh British Council. Konferensi ini membahas tentang bagaimana anda mempelajari bahasa Inggris yang ternyata sangat mempengaruhi nilai/hasil tes pengujian dan penilaian bahasa Inggris. Lantas metode seperti apa yang cocok diterapkan di Indonesia agar masyarakat mendapatkan pemahaman kolektif yang baik dalam bahasa Inggris?
[caption id="attachment_104396" align="aligncenter" width="600" caption="Pembicara dan Peserta Kegiatan Konferensi"][/caption]
Bertempat di intercontinental Mid Plaza hotel jakarta pusat, british council bekerjasama dgn the british institut (TBI) dan unisadhuguna testing center (UTC) menyelenggarakan sebuah konferensi bertajuk english language testing and assessment in indonesia: policy and practice. Sebuah kegiatan yang sangat bagus sekali bila diikuti para penentu kebijakan, guru, dosen, dan pemerhati pendidikan.
Sebagai salah seorang peserta yang mewakili ikatan guru indonesia (IGI) saya sangat berterima kasih diadakannya kegiatan ini. Apalagi konferensi ini menghadirkan Prof.J Charles Alderson dari universitas Lancaster.
[caption id="attachment_104389" align="aligncenter" width="600" caption="Prof. Charles Alderson, Pembicara Pertama Konferensi"]
Konferensi ini menjadi forum untuk membahas tes bahasa inggris dan metode penilaian kemampuan berbahasa Inggris dalam konteks nasional dalam upaya membangun hasil yang baik dan merata.
Konferensi ini merupakan bentuk dukungan British Council dalam mengambil keputusan dan praktek di bidang pengujian dan penilaian bahasa Inggris. Hal ini dikatakan langsung oleh Keith Davies, country director British Council Indonesia. Selain itu, director The British Institute (TBI), Mariam Kartikatresni mengatakan bahwa TBI ingin berbagi pengalaman penyelenggaraan ujian bahasa Inggris yang selama ini dilakukan, agar dapat menjadi gambaran tentang praktek yang berlaku di Indonesia.
[caption id="attachment_104391" align="aligncenter" width="600" caption="Ibu Mariam Kartikatresni yang menjadi pembicara kedua"][/caption]
Selain presentasi dari prof. Alderson, secara pararel akn dilakukan diskusi, lokakarya, dan diskusi panel yang diikuti oleh sekitar 200 orang peserta dari seluruh indonesia. Selain Prof. Anderson, akan memberikan presentasi di kesempatan ini adalah Mariam Kartikatresni, direktur lembaga pendidikan bahasa Inggris The British Institut (TBI) dan Dr.Gatot Hari Priowirjanto, direktur seamolec sebagai penutup.
[caption id="attachment_104395" align="aligncenter" width="600" caption="Perwakilan IGI Berpose bersama Keith Davies"]
Dalam konferensi ini, ada juga pembicara pararel lainnya, yaitu:
- Ibu Teriska Setiawan , Direktur P4TK Kemendiknas
- Ibu Lila Musyahda, dosen Universitas Airlangga
- Bapak Afrianto, dosen Universitas Riau
- Bapak Hananto, dosen Universitas Pelita Harapan (UPH)
- Bapak M. Marcellino, PhD, dosen Universitas katolik Atmajaya
- Ibu Santi Budi Lestari, dari Universitas Indonesia
- Nigel Vickers, IALF
Sedikit tambahan di konferensi tersebut, dan berikut info yang saya dapatkan serta menurut saya penting, dan saya pahami saat mendengarkan :
- Prof. C. Alderson memberikan kpd kami link untuk belajar bhs Inggris yakni www.ealta.eu.org dan exam reform www.lanc.ac.uk/fass/projects/examreform
- bila ingin bertanya mengenai language teaching, testing and applied linguistic bisa mengirimkan e-mail ke beliau (Prof. C. Alderson) c.alderson@lancaster.ac.uk
- Ibu Mariam memberikan materi mengenai Program Pembelajaran Bahasa Inggris di The British Institut.
- Pak Afrianto memberikan materi mengenai facts of national exam in Indonesia, the effects of UN, dan beliau menawarkan solusi bahwa UN ttp perlu dilaksanakan, namun bukan untuk tolak ukur prestasi siswa slama di SMP/SMA, tetapi UN sbg mapping strategy, untuk mengetahui provinsi2 mana yang masih harus diperbaiki mutu pendidikannya.
- Pak Marcellino membahas mengenai oral interview. Ada 3 hal yg patut diperhatikan dlm memberikan evaluasi (test), yakni validity, reliability, and practicability.
[caption id="attachment_104398" align="aligncenter" width="600" caption="Pembicara dan Peserta Kegiatan Konferensi"][/caption]
Selain mendiskusikan pengembangan pengujian dan penilaian bahasa Inggris di Indonesia, berbagai masalah seperti mengatasi perbedaan metode/materi pelatihan guru, manfaat pengujian berkala dan bagaimana menerapkan metode yang paling efektif ke dalam sistem pendidikan bahkan memetakan peran universitas di Indonesia dalam pengembangan tes bahasa inggris akan menjadi bahasan utama. Acara ini didukung pula oleh pearson publisher.
Satu hal yang sangat mengejutkan sekaligus membanggakan bagi saya adalah tentang presentasi makalah dari pak Gatot yang luar biasa. Beliau bercerita tentang pelaksanaan tes online dan beberapa kegiatan seamolec yang telah berhasil dilaksanakan. Lebih terkejut lagi ketika pak Gatot meminta ibu Nina, Perwakilan dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan Seacyberclass di sekolahnya. Wow, surprise banget bagi IGI mendapatkan kehormatan itu.
[caption id="attachment_104394" align="aligncenter" width="600" caption="Ibu Nina diminta menceritakan pengalamannya oleh Pak gatot"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H