Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Erianto Anas dan Hp Jadul Saya

16 April 2011   22:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:44 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303009784476069296

[caption id="attachment_102118" align="aligncenter" width="600" caption="Dedi Dwitagama nara sumber Creative Writing"][/caption]

Saya tersenyum membaca postingan Mas Erianto Anas. Menulis postingan lebih dari 2000 dalam setahun bukanlah hal yg sulit saat ini. Sebab dgn adanya hp kita bisa menulis kapan saja dan dimana saja. Meskipun dgn hp jadul sekalipun.

Dengan hp kita bisa menulis dimana saja, dan kapan kita mau. Di saat kemacetan lalu lintas, di saat bangun tidur atu mau tidur dan bahkan sedang menunggu busway. Makanya saya tak heran bila mas erianto anas menulis lebih dari 2000 postingan di blog dalam setahun.

Dengan hp kita bisa menulis setiap jam kapan saja kita mau. Kalau lagi nganggur bisa aja kita memecahkan rekor menulis 24 artikel sehari. Tentu dgn gaya menulis cepat dan tanpa ada teori ini dan itu.

Namun, kita tentu tak bisa menulis dgn baik dan benar bila kita hanya sekedar memposting. Berpikir sebelum memposting membuat saya membaca ulang tulisan yg saya tulis baru kemudian saya posting. Dengan begitu saya merasa yakin bahwa tulisan saya pesannya sampai ke otak pembaca. Sebab menulis adalah menyampaikan pesan.

Ketika memberikan materi creative writing kpd teman-teman guru, pak dedi mengatakan menulis dgn hp saat ini mudah. Bahkan dengan hp jadul sekalipun. Saya pun lsg mencoba hp jadul saya dan ternyata bisa. Wah senang sekali saya. Hp jadul saya ini masih berfungsi dgn baik.

[caption id="attachment_102121" align="aligncenter" width="448" caption="Dedi Dwitagama nara sumber Creative Writing"][/caption]

Besok hari ketika ketemu kemacetan di jalan, saya bisa langsung menulis dan bercerita kepada anda melalui blog kompasiana. Jadi gak hanya di facebook doang atau twitter. Saya pun akan naik kelas. Dari blogger narsis menjadi blogger eksis. Begitu kata pak Dedi waktu memberikan materi creative writing di ST Inten Bandung.

Pak Dedi memulai presentasinya dengan sebuah pertanyaan, mau pilih Arifinto anggota DPR atau Briptu Norman Camaru? Para peserta memilih Briptu Camaru, karena beliau kreatif dan mampu menghibur, sedangkan Arifinto adalah anggota DPR dari PKS yang ketangkep basah di saat menonton video porno pada sidang paripurna DPR.

Materi creative writing yg dibawakan oleh Pak dedi sangat menarik sekali. Gak nyesel saya datang dari bekasi ke kota bandung, pada Sabtu 16 april 2011. Meskipun saya bertemu dengan kemacetan kota Bandung yang gak kalah dengan jakarta, hehehe. Kemacetana justru bisa menjadi inspirasi dalam menulis bila kita kreatif.

Terima kasih kepada Ikatan Guru Indonesia (igi) jawa barat yang telah mengundang kami ke Bandung. Saya pun menjadi memahami betapa pentingnya creative writing selain materi edupreneurship yang saya sampaikan. Bahkan kalau disinergikan sangat dahsyat bo! Itulah perkataan pak rully yang ikut hadir dari jakarta bersama kami di St. Inten dago bandung. Daerah macet di kota bandung dan banjir pula di saat hujan. Kebetulan kami pulang di saat hujan besar dan terjebak banjir di jl-ir h djuanda. Saya pun berpikir,kok bandung jadi kayak gini ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun