Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Kejujuran Dimana Tempatnya?

5 April 2011   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:06 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang peserta didik bertanya kepadaku dimana sekolah kejujuran. Akupun langsung berpikir keras seraya tersenyum kepadanya. Sebuah pertanyaan tak terduga dari murid yang cerdas kepada gurunya.

Sekolah kejujuran sebenarnya banyak tempatnya. Hanya saja, kita sering tak menggunakannya. Dimana bumi berbijak, disitulah sekolah kejujuran dimulai.

Sekolah kejujuran dimulai dari diri orang yang suci. Tanpa kesucian diri mustahil kejujuran dapat bersemayam di dalam hati. Sebab kejujuran terlahir dari hati yang suci, hati yang bersih yang senantiasa menghamba kepada Ilahi Rabbi. Itulah yang disebut KETAKWAAN.

Kejujuran sebenarnya sudah ada dalam diri semenjak kita dilahirkan. Ketika lahir kita jujur dengan cara menangis. Tangisan bayi seolah-olah mengatakan aku jujur membutuhkan pertolongan orang lain. Dirikupun menyadari bahwa diriku datang tak membawa apa-apa. Aku bugil, ayah dan ibukulah yang memberikan aku pakaian. Aku pun jujur ketika aku lapar. Aku minta air susu ibu. Ibuku memberinya dengan ikhlas, dan bahkan aku digendongnya sambil menyanyi indung-indung anakku sayang. Sebuah kejujuran yang diungkapkan oleh ibunda kepada anaknya.

Aku harus jujur bahwa ibuku sangat menyayangiku dengan sepenuh hatinya. Tak ada orang tua yang berdusta untuk anak yang disayanginya. Indung-indung anakku sayang adalah sebuah nyanyian yang membuatku sangat menyayanginya. Ibukulah yang mengajariku untuk selalu jujur kepada siapa saja, dan dimana saja.

Kalau kamu tanya dimana sekolah kejujuran?, maka jawabku adalah ada pada ibuku. Ibukulah yang telah membimbingku dalam hal kejujuran. Manusia harus jujur, sebab jujur adalah modal utama mencapai kesuksesan, dan keberhasilan dalam hidup ini. Maka motto hidupku adalah kejujuran kunci keberhasilan dan kesuksesan.

Sekolah kejujuran memang bukan sekolah biasa. Dia terlahir dari sebuah proses kehidupan yang amat panjang. Lingkungan keluarga membentuk aku dan keluargaku untuk selalu jujur.  Kejujuran selalu diajarkan oleh ibuku.

Beruntunglah aku karena terlahir dari ibu yang memberi aku arti sebuah kejujuran. Meski terasa pahit kurasakan. Beruntunglah aku karena ibu mengajarkanku untuk selalu jujur kepada siapapun. Meskipun terasa pahit, namun selalu berbuah manis dalam hidupku. Sebab orang yang jujur pasti disayang Allah, Tuhan yang Maha Mengawasi.

Jujurlah kepada siapapun karena itu akan membuatmu menjadi orang yang terpercaya. Itulah pesan almarhum ibuku. Ketika aku tidak jujur, maka orang pun akan menjauh dariku.

Kejujuran saat ini menjadi barang langka dan sangat mahal di negeri ini. Mungkin banyak ibu yang tak lagi menyekolahkan anaknya di sekolah kejujuran. Mungkin sudah banyak ibu yang lupa bahwa anak adalah amanah yang harus dijaga, dan diajari cara berkata jujur. Dari buaian hingga liang lahat.

Memang tidak mudah mendidik anak. Selain peran ibu, ada peran ayah yang sangat penting dalam menanamkan kejujuran kepada anaknya. Pendidikan keteladanan dalam keluarga adalah cara jitu mendidik anak. Ketika pendidikan dalam keluarga berhasil, maka tiba saatnya sekolah, menjadi tugas gurulah sebagai pendidik untuk mengimplementasikan kejujuran dalam kehidupan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun