[caption id="attachment_99347" align="aligncenter" width="600" caption="Tim Ekspedisi Garis Depan Nusantara Berfoto bersama artis Jajang C. Noer"][/caption]
Saya terkesima ketika mendengar uraian panjang lebar tentang perjalanan tim ekspedisi garis depan nusantara. Kang Saat begitu mempesona menyampaikan materinya. Pria kelahiran Bandung 57 tahun yang lalu ini, masih nampak muda dan memiliki semangat tinggi untuk menjelajah dan mendata 92 pulau terdepan Indonesia.
Sebagai orang yang dibesarkan di daerah Tanjung Priok, laut buat saya adalah hal yang biasa. Tetapi bagi orang gunung seperti mereka, tentu laut bukanlah hal yang biasa. Apalagi bila menghadapi ganasnya ombak di lautan, dan goyanganya, tentu mereka akan muntah-muntah dibuatnya.
Namun, berbekal tekad yang kuat, orang-orang Bandung itu nekad untuk menjelajah dan mendata 92 pulau terdepan (terluar) Indonesia yang terdiri dari 45 kabupaten, 19 propinsi, 28.545 kilometer, dan 1.092 hari. Saya benar-benar salut dengan mereka yang memiliki nyali yang luar biasa.
Ternyata tekad yang kuat, membuat ide gila mereka menjadi kenyataan. Meskipun mereka mengelilingi nusantara hampir 3 tahun lamanya, setidaknya mereka telah membuktkan bahwa Indonesia adalah negara kaya. Negara bahari dengan sumber kekayaan alam yang taka akn pernah habis. hanya saja, kekayaan alam kita lebih banyak dinikmati oleh orang asing ketimbang orang negeri sendiri. Kenapa hal ini sampai terjadi?
Hal itulah yang dibahas tuntas dalam diskusi Film Batas dan potensi daerah perbatasan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Sabtu, 2 April 2011 Ruang Gallery Cipta II Cikini Raya. Diskusi film ini menghadirkan Marcella Zalianty, Irwanto (Ketua Elspedisi Garis Depan Nusantara), Ichwan Persada, Arifin Putera, Iskandar Zulranaen (kompasiana).
Saya sempat termehek-mehek ketika kang Saat menceritakan pengalamannya berkeliling Nusantara walaupun dengan transportasi biasa. Bahkan memakai kendaraan umum pula. Artinya, kita bisa berkeliling nusantara tanpa bantuan pemerintah, dan berusaha untuk mandiri menyaksikan keindahan negeri.
Saya membaca buku laporan mereka. Dari menjelajah dan mendata 92 pulau terdepan Indonesia, tim wanadri bersama rumah nusantara menemukan 31 pulau berpenghuni tetap, 13 pulau berpenghuni musiman, dan 48 pulau tidak berpenghuni. Masalah transportasi menuju pulau-pulau terdepan harus menjadi perhatian utama yang membutuhkan "politikal will" sangat kuat dari pemerintah RI untuk segera mengkaji secara mendalam. Ada 3 (tiga) kebutuhan mendasar masyarakat pulau-pulau terdepan nusantara yang harus segera diprioritaskan pemenuhannya.
Saya pun menjadi ingin membeli buku yang mereka susun. Judulnya Menjaga tepian tanah air, beranda terdepan Nusantara, dan Perahu Tradisi Nusantara yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia. Semoga para pengelola perpustakaan di negeri ini segera membuaru buku-buku bagus hasil perjalanan mereka yang luar biasa.
[caption id="attachment_99351" align="aligncenter" width="448" caption="Kang Saat dan Buku Tepian Tanah Air"][/caption]
Sekali lagi salut buat tim ekepedisi Garis Depan Nusantara. Ide gila kalian membawa semangat membara di hati para pemuda dan pemudi Indonesia. Semoga kegiatan seperti ini terus digalakkan agar para generasi muda kita tahu bahwa negara kita adalah negara bahari yang luasnya lautan lebih luas ketimbang daratan.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H