Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wow! Kompasiana Diserbu Fiksi

4 Maret 2011   15:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_93242" align="aligncenter" width="533" caption="Kompasiana Diserbu Fiksi"][/caption]

Sudah dari tadi saya duduk di depan komputer. Cukup lama juga. Mungkin sekitar dua jam lamanya. Selama itu pula saya menyaksikan satu demi satu cerita fiksi muncul di kompasiana tercinta. Isinya luar biasa bagusnya. Mata saya hampir tak berkedip membaca satu persatu tulisan itu. Mohon maaf belum semua dikomentari. Sebab tulisan sambung menyambung seperti gerbong kereta api. sayapun jadi teringat dengan foto antri mengambil daging kurban beberapa waktu lalu,

Malam ini kompasiana diserbu cerita fiksi, tetapi rahasia kepedihan tetap bertengger di Headline Fiksi. Mungkin admin merasakan kepedihan para penulis fiksi. Sudah hampir dua minggu tak ada cerita fiksi yang terpilih.

Wow! Kompasiana diserbu fiksi. Ingin rasanya seperti para penulis fiksi yang terkenal. Seperti Mbak Endah Raharjo, Pipiet Senja, mbak Winda, Bang Edi Sembiring, Otna, mbak Vira, dan lain-lainnya. Maafkan bila belum tersebutkan, maafkan bila belum tertuliskan. Namun omjay beri acungan jempol buat mereka yang menulis fiksi malam ini.

Omjay baca kembali pesan mbak Endah di facebook:

Memprihatinkan! Kanal fiksi di Kompasiana terabaikan. Tengoklah, prosa yang bertahta di headline rubrik fiksi belum juga berganti sejak 19 Februari 2011. Itu berarti sudah 13 hari. Terlalu lama. Kami, para penggemar rubrik fiksi, bukannya tidak suka dengan prosa bertajuk “Rahasia Kepedihan” itu. Jangan salah paham. Kami merasa diabaikan saja; juga bertanya-tanya, apakah puluhan prosa dan puisi yang berseliweran selama 13 hari itu tak ada satupun yang singgah di hati Admin? Untuk mengungkapkan rasa keprihatinan itu, kami para penggemar dan penulis fiksi berniat melakukan aksi damai di Kompasiana. Aksi itu kami namai Hari Fiksi Kompasiana yang akan digelar pada:

Hari : Jum’at, 4 Maret 2011 Pukul : 21.00 WIB

Siapa saja yang berminat, pada hari dan jam itu diminta menayangkan tulisan di rubrik fiksi, prosa atau puisi. Panjang tulisan mulai dari 140 karakter hingga 1.000 kata atau lebih. Bebas. Suka-suka penulisnya. Tulisan tidak harus baru, yang pasti bukan plagiat.

Aksi ini akan dipimpin oleh Jenderal Winda Krisnadefa dengan komandan Kolonel Otna Anto. Untuk bergabung dalam aksi ini tidak perlu ahli menulis fiksi. Mau? Silakan mendaftar di sini, atau tinggal menayangkan tulisan saja di Hari H dan Jam J-nya. Kompasianer yang sudah mendaftar menjadi pasukan di antaranya G, Vira Cla, Hadi Some(sul), Mimin Mumet, Uleng Tepu, Mamar, Ramdhani Nur, Ahmed T-sar, Mukti Ali, Najma, Dorma Jadi, Joshua Martin dan Ike.

Kalau saja cerita fiksi ini dibukukan, dan dijual dengan cara indie, lalu hasilnya diberikan ke panti sosial atau mereka yang membutuhkan, pasti keren. Taruhlah ada 50 orang yang buat. Lalu dari 50 orang itu patungan Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah), maka akan diperoleh dana sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah). Sebuah jumlah yang cukup untuk menerbitkan buku indie. ISBN pun dengan mudah diperoleh di perpustakaan nasional.

Semoga saja para penulis fiksi itu mau berhimpun seperti sapu lidi. Lili-lidi yang lemah menjadi kuat bila menjadi sapu lidi. Semoga saja babeh helmi atau mbak endah raharjo atau mbak winda mau mengkoordinirnya. Saya mendukung sebagai pensehatnya saja, sekaligus doa semoga bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun