[caption id="attachment_92899" align="aligncenter" width="680" caption="Sambutan Pak JK di Gramedia Book Fair"][/caption]
Senang sekali bisa menghadiri peluncuran buku mas wisnu nugroho yang biasa dipanggil mas inu. Diiringi hujan yang cukup deras dari rawamangun saya berangkat ke Istora Senayan Jakarta. Sampai senayan, ternyata di sana tidak hujan. Namun jas hujan sudah menempel lengkap di tubuh sambil mengendarai sepeda motor kesayangan saya.
Acara peluncuran buku pak beye dan keluarganya, dan pak kalla dan presidennya pada Rabu 23 Februari 2010 memang seru serta lebih ramai dari acara peluncuran buku sebelumnya. Maklumlah sore itu ada tamu istimewa, mantan wakil presiden kita pak Jusuf Kalla, biasa orang memanggilnya pak JK.
Sore itu, mendekati pukul 17.00 pak JK yang ditulis pak Kalla dalam buku inu membuka acara Gramedia Book fair sekaligus menerima sumbangan dana untuk PMI yang dipimpinnya dari Kompas Gramedia. Sayapun terharu menyaksikan pak Kalla memberikan sambutan dan Nampak jelas celotehnya masih seperti yang dulu. Ada nuansa humor di sana. Beliau tidak berubah dengan batik lengan panjang membalut tubuhnya. Tak salah bila saya mengidolakan beliau sebagai tokoh idola saya.
Setelah acara pembukaan gramedia book fair, barulah bedah buku dimulai. MC yang cantik dari metro TV Fifi Aleyda Yahya memulai acara dan mempersilahkan para nara sumber untuk tampil ke depan. Narasumber yang hadir pada saat itu adalah Effendi Ghazali, Azzumardi Azra, dan mas inu sendiri. Sedangkan kang pepih duduk dengan santai bersama kami di kursi peserta bedah buku yang ramai sekali. Bahkan saya melihat kak seto, dan beberapa pejabat teras Kompas Gramedia ada di sana.
Bedah buku dimulai dari gaya bicara Efendi Ghazali (EG) yang memancing tawa hadirin yang hadir. Beliau mengatakan bahwa buku pak Kalla berwarna kuning karena melambangkan partai Golkar yang pernah dipimpinnya, dan kuning itu lambing kemakmuran, demikian mas inu turut menambahkan.
EG banyak mengeluarkan joke segar karena dia tak pernah memboikot media seperti salah satu pejabat yang telah memboikot metro tv, media Indonesia, dan tv-one. EG juga menambahkan dua buku yang diluncurkan mas inu kali ini adalah pencerminan dari 2 hal, yaitu:
- Rumah citra untuk buku pak beye dan keluarganya
- Rumah tanpa jendela untuk buku pak Kala dan presidennya
Ketegasan inu dalam buku pak kalla dan presidennya telah dituliskan di halaman 45, sudah saatnya jangan berbohong lagi ya sayang. Dalam buku itu ada foto pak beye sedang menyetir mobil golf sebelum jumatan. Seolah-olah gambar itu mengisyaratkan sayalah presidennya dan yang mengendalikan republik ini. Malaikatpun tahu siapa yang menjadi supirnya.
[caption id="attachment_91718" align="aligncenter" width="480" caption="Nara Sumber Pelucuran Buku, foto bang Dian Kelana"]
Saat itu ternyata ada sebuah peristiwa penting, dimana pak kalla dan pak beye berbeda pendapat. Pak kalla mengatakan system yang dibuat harus konsisten, dan tak boleh lembaga yg dibentuk oleh presiden seperti UP3R memanggil menteri. Ada sedikit perbedaan padangan antara pak beye dan pak Kalla.
Mas inu juga menambahkan, secara kebetulan peluncuran buku pak beye di halaman 45 bila dijumlah menjadi 9, dan angak 9 merupakan angka kesayangan pak Beye. Pidato politik pak Beye di universitas Harvavr juga berisi 9 kebijakan.