[caption id="attachment_85609" align="aligncenter" width="614" caption="Mari Mentertawakan Diri Sendiri"][/caption]
Belakangan ini saya sering membaca berbagai kritikan dari para kompasianer tentang kinerja pemimpin bangsanya. Presiden SBY nampaknya menjadi bulan-bulanan para blogger yang tidak puas akan kepemimpinannya. Kalau membaca tulisan teman-teman itu, saya terkadang menjadi tersenyum-senyum sendiri. Mentertawakan diri saya sendiri seandainya saya menjadi presiden. (Cocok gak ya kalau omjay jadi presiden?)
Kayaknya kalau saya jadi presiden, saya akan cepat emosional deh, sebab apa yang dituliskan seringkali kurang santun, dan beretika. Contoh tentang berita pak SBY bohong.
Banyak teman-teman blogger yang tanpa tedeng aling-aling menyebutnya pembohong. Sayapun tersenyum-senyum membacanya. Sebab bisa jadi yang menuliskan itu suka bohong, hehehehe. (Ayo ngaku....)
Dalam tulisan ini saya mengajak anda semua untuk mentertawakan diri sendiri. Dengan begitu ada instrospeksi diri.
Seringkali kita merasa lebih unggul, dan lebih pandai dari yang kita kritik. Padahal belum tentu. Bisa jadi kita justru lebih tolol dari yang kita kritik itu.
Kalau ada orang yang harus ditertawakan. Sayalah orangnya.
Dengan tubuh yang besar, dan tambun masih memiliki rasa humor yang tinggi. Dengan berbadan dua seperti itu eh salah maksudnya gendut, saya seringkali mentertawakan diri saya sendiri. Kenapa? Karena tanpa saya sadari diri ini semakin bertambah terus berat badannya seiring dengan semakin nikmatnya makanan kuliner yang ada di nusantara.
Sudahkan anda mentertawakan diri anda sendiri? Bercermin dan berlama-lama melihat wajah dan tubuh anda sendiri? Lalu tanyakan kepada diri sendiri apakah anda layak menjadi seorang pemimpin? Menjadi pemimpin seperti SBY yang menjadi presiden kita? Kalau jawabannya ya. Anda adalah orang hebat yang siap menggantikan posisi SBY menjadi presiden. Bila jawaban anda tidak, maka jadilah orang biasa yang luar biasa. Orang biasa yang melakukan hal biasa. Karena terbiasa melakukannya, makanya jadilah ia orang biasa yang luar biasa.
Bisa jadi, kita adalah salah satu orang biasa yang luar biasa itu. Orang yang mengenal dirinya luar dan dalam. Orang yang senantiasa mentertawakan dirinya sendiri sebelum mentertawakan orang lain. Orang yang mengerti akan kemampuan dirinya, dan berusaha untuk bermanfaat kepada orang banyak.
Mari mentertawakan diri sendiri. Dengan begitu anda menjadi sehat karena tertawa itu sehat. Jangan lekas marah apalagi mengeluh melihat kondisi bangsa saat ini. Siapapun presidennya, siapapun pemimpinnya, tidak akan berpengaruh banyak kepada diri kita sebelum kita mampu mentertawakan diri sendiri.
Orang yang mampu mentertawakan diri sendiri adalah orang hebat yang kita cari. Sebab dia semakin mengerti akan kekurangan dirinya, dan selalu memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang semakin berkualitas.
Orang yang berkualitas pastilah akan dipercaya menjadi seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang berkualitas akan berusaha untuk membuat mereka yang dipimpinnya berkualitas pula. Sebab dalam diri seorang pemimpin ada tanggung jawab atau amanah yang kuat untuk menjadi seorang pemimpin yang siap ditertawakan. Bila dia berhasil, maka akan ada pujian. Bila dia tak berhasil, maka akan ada segudang cacian. Itulah resiko dari seorang pemimpin.
Mari mentertawakan diri sendiri. Barangkali anda adalah salah satu pemimpin yang berkualitas itu. Jangan marah, dan jangan mengeluh. Tertawakan saja diri anda sendiri, dengan begitu akan ada aura positif yang menjalari sekujur tubuh anda, dan membuat anda menjadi orang hebat. Sehebat orang yang anda tertawakan itu.
Mungkin kita perlu belajar dari tukul arwana yang memiliki kumis lele rezeki arwana. Kalau sudah begitu, kenapa kita tak menonton saja di televisi acara bukan empat mata, hehehehehe.
salam Blogger Persahabatan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI