Apa persyaratan yang perlu dipenuhi seseorang yang ingin “menulis mengalir”? Persis sama dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Farid Gaban. Dalam kesempatan ini, saya ingin memberikan contoh praktis bagaimana “menulis mengalir” itu dapat Anda coba praktikkan.
Pertama, Anda perlu mempersepsi bahwa Anda sendirian di muka bumi ketika ingin menjalankan kegiatan “menulis mengalir”. Kedua, gunakanlah kata ganti orang pertama—“aku” atau “saya”—di awal kalimat yang ingin Anda ciptakan. Contoh, “Aku mau menulis apa hari ini?” atau “Saya baru saja membaca buku karya Rhenald Kasali, Change! ; apa yang saya peroleh dari buku tersebut?” Ketiga, terus bertanya kepada diri sendiri tentang sesuatu yang ingin ditulis serta—ini penting sekali—hindarkan diri untuk mengoreksi tulisan.
Dari tulisan mas Hernowo yang mengalir begitu saja pada akhirnya membuat saya semakin yakin bahwa menulis bisa dilakukan oleh siapa saja. Masalahnya adalah kita perlu latihan terus menerus agar menulis menjadi sebuah kebutuhan. Bila menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan, maka anda akan selalu lapar dalam membaca.
Akhirnya menulis akan mengalir begitu saja bila kita telah terbiasa menulis. Kita pun akan seperti mata air yang terus mengalir tak pernah henti. Mengalir sampai jauh dari atas gunung hingga ke bawah. Menghilangkan haus dan dahaga bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pada akhirnya, seorang penulis yang biasa menulis mengalir begitu saja tak akan pernah kekurangan ide dalam menulis. Sebab begitu banyak hal dapat diceritakan dan diberitakan. Tinggal kita memilih dan memilahnya. Apakah mau dalam bentuk cerita, ataukah dalam bentuk berita. Ngomong-ngomong tuh Engkong asyik juga yah tidurnya, hehehe.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H