Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ditraktir Makan Siang Oleh Penerbit Buku

11 Januari 2011   09:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:43 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, siang ini Selasa, 11 Januari 2011 saya diajak makan siang bareng dengan pak Anton. Beliau adalah salah seorang pimpinan penerbit indeks, dimana buku saya dan pak Dedi yang berjudul mengenal penelitian tindakan kelas (PTK) diterbitkan. Saya diundang beliau untuk menikmati Soto Betawi di Cafe Betawi Mal off Indonesia (MOI) Kelapa Gading Jakarta Utara.

Pada saat makan siang itu, saya mengajak teman kuliah saya di pascasarjana, mas Muni Ika. Beliau adalah ketua umum forum mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Beliau sengaja saya ajak untuk bisa berkolaborasi dengan penerbit indeks dalam melaksanakan program kerja Forum Mahasiswa  Pasca yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Hari ini, saya diundang oleh pak Anton untuk makan siang bareng dalam rangka terjualnya buku PTK kami yang menurut beliau lakunya seperti "kacang goreng". Banyak dibeli oleh para guru dari sabang sampai merauke. Oleh karena itu beliau menawarkan kepada saya untuk segera membuat buku baru, dan indeks siap menerimanya lalu menerbitkannya. Beliaupun berjanji sore ini saya dan pak Dedi akan mendapatkan perhitungan royalti dari buku mengenal PTK itu.

Buat saya ini sebuah surprise di awal tahun. Sebab saya dan pak Dedi Dwitagama yang menyusun buku PTK itu tak akan menduga kalau buku itu akan menjadi buku best seller. Buku yang dicari oleh banyak guru di seluruh Indonesia. Waktu itu kami hanya prihatin saja. Sebab banyak buku PTK yang dibuat oleh para dosen yang sama sekali tak meneliti di sekolah. Mereka hanya pandai dari sisi teoritis, tetapi dari sisi praksis mereka terlihat kurang menguasai. Akhirnya, saya dan pak dedi berguru ilmu PTK ke ibu Prof. Dr. Conny R Semiawan, dan juga Prof. Dr. Yusufhadi Miarso. Kedua orang ini menurut kami sangat menguasai betul ilmu classroom action research yang merupakan anak dari action research. Kami pun berguru dengan ibu Dewi, ketua Jurusan Teknologi Pendidikan UNJ untuk memperdalam ilmu kami di bidang ilmu PTK.

Dari berguru kepada dua orang guru besar dan seorang dosen senior itulah akhirnya kami menerbitkan sebuah buku penelitian tindakan kelas (PTK) dengan cara yang sangat berbeda dengan buku-buku kebanyakan. Apalagi buku itu dilengkapi pula dengan contoh-contoh PTK yang telah menjadi juara pertama di tingkat nasional. Dari pak Mustakim, dan juga pak Supardi saya mendapatkan izin untuk melampirkan karya tulis mereka yang sangat menginspirasi para guru.

12947398361393645309
12947398361393645309
Alhamdulillah, belum sampai setahun buku itu telah mendapatkan sambutan luas dari pembaca, karena memang buku ini sangat dicari dan mudah dipahami oleh mereka yang ingin belajar PTK. Kamipun akhirnya diminta untuk berkeliling Indonesia menyebarkan "virus" PTK kepada para guru di nusantara.

Tentu menjadi kebahagian tersendiri buat kami dapat berbagi ilmu PTK ke seluruh negeri. Dengan pengalaman kami meneliti di kelas sendiri, dan menyampaikan suka duka pengalaman kami meneliti, akhirnya kami banyak diminta untuk memberikan materi PTK ke berbagai Kampus. Mulai dari kampus Pascasarjana UNJ, Kampus PGRI Semarang, Kampus IPB, Kampus UPI sampai terakhir Kampus Politeknik Telkom di Buah Batu Bandung.

Melihat prestasi kami yang luar biasa, tentu hal ini sangat dikagumi oleh penerbit. Oleh karena itu kami diundang oleh pimpinan Indeks untuk makan siang bersama di cafe Betawi MOI. Sayang, pak Dedi tiba-tiba berhalangan, karena ada rapat mendadak di sekolah. Jadilah saya berangkat bersama mas Muni Ika ke MOI menggunakan taksi. Ternyata sopir taksinya orang baru. Kami diajak berkeliling kelapa gading. Padahal jarak antara Rawamangun dan Kelapa Gading itu dekat. Kami justru harus menempuhnya dalam waktu hampir satu jam.

Saya menelepon pak Anton dari dalam taksi, dan memohon maaf karena kami datang terlambat. Rasanya tidak enak bila kita diajak makan siang gratis, eh malah kita yang datang terlambat. Budaya tepat waktu harus ditegakkan agar kita dipercaya oleh orang lain.

Akhirnya, setelah bertanya dengan banyak orang sampai juga kami ke MOI, dan disambut hangat oleh pak Anton. Kamipun langsung dipersilahkan memesan makanan yang kami sukai. Saya memilih soto betawi dengan teh tawar panas sebagai santapan makan siang saya. Kamipun larut dalam diskusi, dan saya berjanji kepada beliau untuk menerbitkan buku baru dengan judul yang menggoda. Mohon doa dari pembaca semua. Semoga sehat, dan dapat terus kreatif membuat buku yang dibutuhkan oleh para guru di Indonesia. Bahkan ada beberapa teman saya yang mengajar di berbagai sekolah Indonesia di luar negeri memesan buku mengenal PTK ini.

Rupanya pak Anton juga membaca tulisan-tulisan saya di kompasiana, dan beliau siap menerbitkan tulisan-tulisan saya itu. Ternyata benar kata salah seorang kompasianer yang tulisannya masuk Headline hari ini. Kompasiana akan membuatmu menjadi kaya. Akan banyak penerbit berlomba menawarkan diri untuk menerbitkan tulisanmu itu. Kita pun menjadi bingung mau memilih yang mana.

Saya usulkan kepada anda, agar anda tak dikelabui oleh penerbit dalam urusan royalti, sebaiknya anda memilih penerbit yang layak untuk dipercaya, dan memiliki kedekatan batin. Sebab dengan begitu anda akan tahu secara transparan berapa buku anda yang sudah terjual, dan dibeli oleh pembaca setia anda.

Akhirnya, ditraktir makan siang oleh penerbit buku membuat saya terlupa untuk mendokumentasikannya. Padahal saya sudah bawa kamera untuk berfoto mesra dengan pak Anton dan juga mas Muni Ika. Sayang, saking semangatnya mengobrol saya lupa kalau saya membawa kamera. Supaya anda tidak penasaran, saya berikan saja cover buku saya edisi pertama dan kedua lalu perhatikan apa yang membuat buku itu diterima dengan baik oleh para pembaca. Bila anda menemukannya, berikanlah masukan kepada kami untuk edisi ketiga buku kami, karena buku ini jelas masih banyak kekurangannya di sana-sini. Terima kasih atas perhatian anda, dan semoga anda mengikuti jejak kami yang telah menerbitkan buku.

 

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun