Wah sudah bagus sekali gedung itu sekarang. Kata istri saya, gedung itu sudah semakin direnovasi bagian dalamnya, dan kalau ada yang ingin menikah atau melakukan resepsi pernikahan, maka hanya diperbolehkan di luar ruang gedung saja. Kabarnya, bagian dalam gedung hanya dipergunakan untuk keperluan pagelaran seni atau teater dari universitas pajajaran Bandung.
Saya masih ingat, ketika saya menikah, gedung itu sanggup menampung sampai 500 orang undangan. Banyak kawan datang dari Jakarta memenuhi undangan kami. Bahkan sekolah labschool mencarter dua bus untuk menghadiri pernikahan saya itu. Satu bus untuk rombongan guru SMP, dan satu bus lagi untuk rombongan guru SMA. Setelah menghadiri resepsi dari pernikahan kami, kabarnya mereka langsung jalan-jalan menuju tangkuban perahu, dan menginap di Ciater.
Wow nikmat sekali kedengarannya. Sebab di tempat wisata Ciater itulah saya pertama kali ketemu gadis parahiyangan yang kini menjadi istri saya. Tepatnya 22 januari 1994. Makanya lagu nostalgia iwan fals, 22 Januari sangat mengena di hati sampai saat ini.
Setelah saya dan istri melewati gedung padepokan seni, maka berjalan beberapa langkah akan kita temui gedung Grand Pasundan Convention Hotel. Di gedung ini, saya lihat banyak orang keluar memakai baju putih. Mungkin baru mengikuti pengajian mingguan yang rutin dilaksanakan di hotel itu.
Selama liburan natal dan tahun baru, hampir semua kamar di hotel itu penuh para wisatawan yang berlibur di kota Bandung. Kalau anda masih dapat kamar, anda beruntung sebab biasanya setiap akhir tahun, hotel ini selalu penuh dengan para wisatawan yang menghabiskan liburannya di kota Bandung.
Di depan hotel Grand Pasundan, kita dapat temui jalan Babakan Tarogong. Di jalan ini banyak berdiri rumah-rumah penduduk asli kota Bandung. Di pagi hari jalanan ini masih sepi. Para penghuninya terlihat masih beristirahat di dalam rumah. Di Minggu Pagi ini Bandung memang dingin, dan membuat para penghuninya malas untuk berolah raga pagi. Mungkin itu yang ada dalam alam pikiran saya. Semoga saja tidak benar, sebab orang bandung itu terkenal rajin dan senang dengan suasana pagi.
Hal ini terlihat dari beberapa pedagang ikan hias yang dengan penuh semangat mendorong gerobak dagangannya. Banyak ikan hias beraneka warna dan rupa telah siap dijual di pasar ikan hias di jalan peta. Kita tinggal memilih ikan apa yang kita suka. Harga ikanpun tergolong murah. Tergantung jenis ikan hias apa yang mau kita beli.