Selama masa liburan ini, kota kembang Bandung diserbu para wisatawan. Mobil-mobil berplat nomor dari luar kota bandung, dan rata-rata berplat nomor Jakarta menyerbu pintu masuk kota Bandung. Hal itu terlihat dari banyaknya mobil yang padat merayap di dekat pintu tol padalarang barat.
Hal itulah yang saya temui semenjak saya berangkat dari Bekasi menuju kota Bandung. Kota dimana saya bertemu dengan seorang  gadis parahiyangan yang sekarang telah menjadi istri saya. Gak kebayang kalau bandung akan menjadi kota sepadat ini, sebab waktu dulu pacaran (sekitar tahun 1994), bandung masih lengang, dan belum padat dikunjungi oleh para wisatawan.
Sepanjang jalan menuju bandung, saya selalu mengambil gambar dari dalam mobil. Mencari moment yang tepat untuk saya sampaikan kepada anda para pembaca. Dengan begitu ada kabar terbaru yang anda dapatkan dari reportase saya selama berlibur di kota nomor tiga terbesar di Indonesia ini.
Semenjak keluar dari pintu tol padalarang, kendaraan mobil rasanya tak pernah berhenti. Banyak iringin mobil menuju kota bandung. Nampaknya banyak orang yang ingin berlibur di kota bandung. Menikmati indahnya kota bandung dengan segala problematika yang dihadapinya. Saya pun menemukan sebagian problem itu ketika berolahraga pagi bersama istri menuju lapangan tegallega bandung.
Sepanjang perjalanan itu, saya menyusuri jalan peta lingkar selatan yang panjang. Sayapun melewati pasar Sukahaji yang ada di kota bandung. Sambil berjalan kaki bersama istri, saya tatap pasar sukahaji itu. Sebuah pasar tradisional yang banyak menyimpan kenangan manis. Orang biasa menyebut pasar ini pasar burung karena banyak sekali burung dijual di depan pasar Sukahaji ini.
Dulu ketika masih pacaran, saya sering mampir ke pasar ini. Melihat-lihat para pedagang yang asyik menjajakan barang dagangannya. Ada saudara saya yang berjualan telur ayam di pasar ini. Dari berjualan telur ayam inilah saudara saya itu bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah. Bukan hanya saudara saya saja, tetapi hampir semua pedagang di pasar ini sudah berangkat ke tanah suci. Wajar saja, bila pasar Sukahaji sering disebut orang sebagai pasar yang para pedagangnya rata-rata sudah berhaji, dan pada akhirnya disebut pasar sukahaji, karena pedagangnya sangat suka berhaji. Mungkin begitu dalam alam pikiran saya. Kalau cerita benarnya, nanti akan saya tanyakan kepada istri kenapa nama pasarnya sukahaji.