Hari ini, Kamis 16 Desember 2010 saya diminta oleh Kepala Puslitbang Pendidikan agama dan keagamaan kementrian agama RI, Dr. H.M. Amin Haedari untuk menjadi nara sumber seminar hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Rencananya seminar hasil PTK ini akan berakhir pada hari Sabtu, 18 Desember 2010.
Kegiatan yang diberi nama Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dalam PTK ini dilaksanakan di Sahira Butik Hotel, Jl.Paledang No. 53 Kota Bogor Jawa Barat. Dalam workshop ini akan dipaparkan hasil penelitian dari teman-teman GPAI dari kabupaten Banjar, Lampung, Serang, Pasuruan, dan Klaten.
Perwakilan 5 daerah kabupaten ini dari seluruh Indonesia ini terpilih untuk mempresentasikan hasil PTK-nya. Kita akan belajar dan berbagi ilmu PTK di sini, saling memberikan tanggapan, dan masukan agar laporan PTK dari tiap daerah yang lolos ini menjadi semakin baik kualitasnya. Sebab di hari terakhir, teman-teman guru diminta untuk memperbaiki laporan PTK-nya.
Ada sebuah pertanyaan mendasar yang mengganjal, dan seringkali ditanyakan kepada saya sebagai salah seorang nara sumber PTK. Pertanyaan yang mendasar ini seringkali terlontar dari para guru yang mempresentasikan hasil penelitiannya.
Pertanyaan itu adalah mengapa guru perlu meneliti di kelasnya sendiri?
Bagi para guru, meneliti bertujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai seorang guru. Dengan meneliti, guru akan melakukan refleksi diri dari apa yang telah dilakukannya dalam pembelajaran di kelas. Dengan meneliti pula para guru akan menemukan solusi dari permasalahan di kelasnya. Tentu dibutuhkan proses membaca agar apa yang dilakukan sesuai dengan kajian pustaka yang tertulis dalam bab II atau bagian isi laporan PTK.
Saelain itu, agar hasil penelitiannya tidak subyektif, maka guru perlu melakukan kolaborasi dengan teman sejawat. Dari kolaborasi inilah akan terjadi dialog, dan komunikasi di antara sesama guru itu sendiri. Bersama-sama dengan teman sejawat itulah guru melakukan perencanaan, pelaksanaan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi diri dalam PTK yang biasa disebut siklus.
Sayangnya, banyak guru yang terjebak dalam melakukan tindakan penelitian. Seringkali guru lupa mencatat apa-apa yang sudah dikerjakannya. Padahal, catat mencatat itu penting dalam melaporkan perkembangan hasil penelitian yang akan diceritakan dalam bentuk deskripsi siklus PTK dalam pembuatan laporan penelitian.
Akibatnya, banyak guru yang hasil penelitiannya sulit dimengerti oleh mereka yang membaca hasil penelitiannya. Di sinilah pentingnya, guru meneliti agar mampu menulis karya tulis ilmiahnya sendiri dari hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dengan begitu, ada tindakan nyata yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas.
Di dalam workshop peningkatan kompetensi GPAI dalam PTK, para guru diminta mempresentasikan hasil penelitiannya di kelas. Dari hasil presentasi mereka akan terlihat kekurangan dan kelebihan laporan PTK mereka. Biasanya teman-teman guru lemah sekali dalam deskripsi siklus PTK. Padahal bagian ini yang sangat penting dalam laporan PTK agar terlihat nyata.
Seringkali ditemui, antara judul dengan perumusan masalah tidak seirama, dan berakibat pada pengambilan kesimpulan yang kurang pas dari penelitian yang dilakukan. Dengan meneliti, para guru pada akhirnya akan memiliki kemampuan menulis karya tulis ilmiah (KTI). Dengan adanya KTI ini, bagi guru PNS yang ingin naik pangkat ke golongan yang lebih tinggi, dapat memberikan laporan penelitiannya dalam bentuk KTI kepada tim penilai.
Namun kenyataan di lapangan masih sedikit guru yang mau meneliti di kelasnya sendiri, dan menuliskan pengetahuan dan pengalamannya dalam bentuk laporan PTK.
Semoga dengan adanya kegiatan workshop ini akan memacu dan memicu para guru untuk mampu meneliti di kelasnya sendiri. Bila guru mampu meneliti, maka akan banyak masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran dituliskan, dan akan menjadi khasanah ilmu pengetahuan baru di bidang pendidikan.
Dalam pelaksanaan workshop PTK ini, saya didampingi oleh narasumber lainnya yaitu: Prof. Dr. H. Abdul Aziz Albone, M.Si dari UNJ dan Drs. H. Soemanto, M.Pd dari peneliti Depag. Kegiatan in dipandu oleh Drs. Ahmad Duddin, dan Dr. hayadin, M.Pd sebagai moderatornya.
Sebagai salah seorang guru yang telah sering melakukan PTK, dan telah menyusun pula buku mengenal PTK, saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan keagamaan Kementrian agama RI atas kesempatan yang telah diberikan sebagai nara sumber dalam kegiatan ini.
Saya berharap, kegiatan-kegiatan ilmiah seperti ini terus menerus dihidupkan agar guru mampu meneliti di kelasnya sendiri. Bila guru mampu meneliti di kelasnya sendiri, maka akan semakin baik pulalah kualitas pembelajaran di sekolah itu. Dengan meneliti akan banyak kejadian, dan pengalaman nyata yang dituliskan oleh teman-teman guru, dan pada akhirnya guru akan memiliki kemampuan menulis. Sebuah kemampuan yang agak langka dimiliki oleh para guru sekarang ini.
Akhirnya, seminar hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di Sahira Butik hotel ini, telah menginspirasi saya untuk terus menerus meneliti di kelas saya sendiri. Berupaya mencari solusi dari masalah yang terjadi di kelas, dan menuliskannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Saya pun berharap, hasil PTK saya dapat bermanfaat buat para guru dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. Dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, akan berdampak positip bagi peningkatan mutu guru di sekolah. Â Itulah yang menjadi tujuan kita bersama agar para guru, khususnya GPAI meningkatkan kompetensinya dalam melakukan PTK.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H