Gembira sekali saya hari ini, Jum’at 3 September 2010. Bukan karena mendapatkan uang yang banyak, tetapi saya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan menulis dari para penulis terkenal. Pengetahuan itu saya dapatkan ketika sore hari ini menghadiri buka puasa bersama penulis opini harian pikiran rakyat Bandung.
Kemunculan saya yang tak terjadwal ini bermula dari SMS saya pagi ini ke kang Sukron Abdilah. Salah satu kompasianer (blogger kompasiana) yang menetap di Bandung.
Tiba-tiba saya ingin sekali bertemu dengan beliau. Sebab selama ini kami hanya berkomunikasi lewat dunia maya saja. Kang Sukron banyak memotivasi saya agar tulisan-tulisan saya di kompasiana dirajut menjadi sebuah buku populer yang enak dibaca. Lewat komunikasi dengan kang Sukron itulah banyak postingan-postingan saya yang tiba-tiba mengalir deras dan keluar dari alam bawah sadar pikiran saya. Contoh judul postingan yang keluar begitu saja adalah “Guru Kok Narsis?”
Alhamdulillah, SMS saya itu mendapatkan jawaban dari kang Sukron. Kita janjian untuk bertemu dalam buka puasa bersama penulis opini harian pikiran rakyat Bandung pukul 16.30 WIB. Tempatnya di jalan Soekarno-Hatta No. 147 Bandung. Sebuah tempat yang saya sudah tahu lokasinya.
Namun sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Saya terjebak macet di jalan Setiabudi, setelah mengantar kakak ipar ke kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Saya telepon kang Sukron, kalau saya datang terlambat karena terjebak macet. Rupanya bukan hanya Jakarta saja yang suka macet, di Bandung pun ternyata kemacetan bisa lebih parah dari kota Jakarta.
Akhirnya, setelah berjuang mencari jalur alternative, saya bersama kakak ipar sampai juga di kantor Harian Pikiran Rakyat. Sampai di sana, kami disambut seorang satpam yang sangat ramah. Petugas itu menemani kami ke ruang Aula di lantai 2 dimana tempat buka puasa itu dilaksanakan.
Di dalam ruangan itu, sudah banyak sekali para penulis yang hadir. Sekitar 50-an orang hadir dalam pertemuan buka puasa itu. Saya langsung disambut hangat oleh kang Sukron, dan pada saat itulah saya pertama kali bertemu dengan beliau. Walaupun baru pertama kali bertemu dengan beliau, saya langsung akrab, karena pertemanan kami di dunia maya sudah cukup lama. Kompasiana sudah menyatukan hati kami.
Ternyata, di dalam Aula itu ada juga kang ibnu Ghifari, salah seorang kompasianer juga yang rajin menulis di kompasiana dalam bidang keagamaan. Saya bergembira sekali bisa bertemu dengannya.
Tanpa rasa sungkan kami masuk ruangan dengan penuh percaya, walaupun sebenarnya kami belum mandi, hehehehehe. Saya dan kakak ipar langsung bergabung dengan para penulis lainnya.
Dalam kesempatan itu sedang terjadi dialog dan tanya jawab antara pimpinan redaksi pikiran rakyat dan para penulis. Salah satu penulis hebat yang sedang berbicara pada saat itu adalah pak H.Soeharsono Sagir. Seorang penulis sepuh yang handal dan masih terus menulis walaupun usianya sudah 74 tahun.