Tolak Penutupan Kasus Century
Tersiar kabar bahwa DPR yang terhormat akan menutup kasus bank century. Tak ada bukti yang menguatkan sehingga kasus ini akan segera di tutup. Kita pun geram dan mengatakan kalau anggota DPR itu bergaji besar tetapi kerjanya nol besar.Lebih geram lagi bila melihat kerja aparat hukum yang tak punya gigi.
Di facebook banyak orang yang ramai-ramai melakukan penolakan penutupan kasus bank century ini. Buat kami yang berada di dunia pendidikan, tentu bersedih hati. Sebab pintu kejujuran nampaknya sangat mustahil terbuka di negeri ajaib ini. Lalu apa dampaknya bagi dunia pendidikan kita?
Bila kasus bank century tak teruangkap, itu artinya ada satu generasi bobrok yang akan terus diingat oleh para anak cucu kita. Bila itu terus berlanjut, bukan mustahil akan muncul generasi berikutnya yang lebih korup dari generasi sebelumnya. Sebab hukum tak lagi berpihak kepada yang benar. Hukum hanya berpihak kepada penguasa. Kalau sudah begitu, jangan menggembar-gemborkan pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah kita bila penerapannya, jauh panggang dari api.
Kejujuran nampaknya akan terus teruji di negeri ini. Masih banyak orang yang tak jujur bergerak bebas dan berkuasa. Sulit dicari orang yang mau mengakui kesalahannya, karena keserakahan dunia telah membuatnya memiliki hati yang berkarat. Sangat sulit dibersihkan. Kalau pun bisa, karat itu masih tersisa, dan akan menjadi bekas yang sangat sulit hilang selama hidupnya di dunia.
Dunia pendidikan kita tentu menangis. Sebab nilai-nilai kebaikan yang diajarkan di sekolah kini punah di tangan penguasa. Negeri ini telah menjadi negeri sarang bedebah. Hanya ada hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat dialah yang memutuskan. Tinggal si lemah merana dalam kelemahan dan kelumpuhan. Tak bisa berjalan lagi karena kedua kaki telah lumpuh.
Dampak kasus century bagi dunia pendidikan kita akan terasa sekali. Anak-anak sekolah akan melihat bahwa para orang tua yang seharusnya menjadi tauladan, tak mampu berbuat apa-apa. Para generasi penerus bangsa akan mengatakan bahwa kejujuran hanyalah sebuah slogan di negeri ajaib ini. Pendidikan karakter hanyalah kampanye pencitraan semu agar bangsa ini disebut bangsa berkarakter.
Akhirnya, Kami hanya bisa berdoa, semoga rahmat Allah di bumi Indonesia senantasa melindungi kita semua yang selalu berbuat jujur. Dari kebohongan para penguasa yang seperti angin. Terasa di kulit tetapi tak bisa dilihat. Kita pun berharap ada pemimpin yang lebih amanah dalam memimpin negeri seribu janji. Bersama kita bisa, begitu katanya.
salam Bloger Persahabatan