Jangan hilangkan masa kanak-kanak dan remaja mereka demi kepuasan nafsu orang dewasa. Jangan pula korbankan anak sekolah harus berangkat pagi sementara para pejabatnya yang memutuskan itu berangkat siang hari. Berilah kami contoh teladan agar kami pun tak terlalu banyak menggerutu.
Mohon kiranya, kebijakan masuk sekolah 6.30 pagi dievaluasi kembali. Bila ternyata menuai kontra atau protes dari orangtua lebih banyak, sebaiknya kembalikan waktu belajar seperti dulu, dan biarkan anak-anak kita menikmati masa kanak-kanak dan remajanya dengan riang gembira di sekolah. Rasanya waktu sekolah pukul 07.00 sudah jauh lebih ideal dengan kondisi kemacetan kota besar seperti Jakarta.
Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi mereka, bukan rumah pertama bagi mereka. Jangan biarkan anak-anak kita merasa cemas setiap hari karena kemacetan ibukota terlalu sering terjadi. Jangan pula membiarkan waktu mereka di sekolah lebih lama daripada waktu bercengkrama dengan keluarga di rumah. Itulah mengapa saya menyekolahkan anak-anak saya di dekat rumah. Jauh dari hingar bingar kemacetan ibukota di pagi hari.
Ternyata, berangkat lebih pagi pun tak membuat kemacetan menjadi hilang. Justru kemacetan malah berpindah tempat lebih pagi dari biasanya. Kalau sudah begitu, perlukah sekolah dirubah jadwalnya menjadi malam hari saja?
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H