Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Pengikis Minat Belajar Siswa?

12 Maret 2010   12:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_92135" align="alignleft" width="300" caption="Apakah Pengikis Minat Belajar Siswa?"][/caption]

Apabila kita bertanya kepada para guru di sekolah tentang pelanggaran apakah yang sering dilakukan oleh para siswa, jawaban mereka di antaranya adalah banyak siswa yang tidak mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), sebagian mengerjakan PR di sekolah dan sebagian lagi memang mengerjakan di rumah. Adapun mereka yang mengerjakan PR di rumah diantaranya ada yang merasa terpaksa karena takut dimarahi oleh orang tua atau takut akan sangsi yang dijatuhkan di sekolah nanti apabila mereka tidak mengerjakan PR.

Sebagai seorang guru hal ini memang menjadi suatu pertanyaan dan permasalahan yang memerlukan solusi yang baik, selain guru bertugas mentransfer ilmu mereka juga mengemban amanat untuk membimbing dan mendidik akhlak dan kebiasaan siswa karena menurut agama menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap manusia. Mulai dari mereka masih di ayunan sampai kelak ke liang lahat. Disamping itu bila sebagian besar nilai hasil belajar siswa tidak sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut Belum Berhasil dalam menunaikan tugasnya sebagai guru.

Apabila hal ini berlarut-larut terjadi, kemungkinan Indonesia yang berencana mengentaskan kemiskinan melalui Program Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun dan peningkatan mutu pendidikan agar sejajar dengan Negara-negara berkembang lainnya tidak akan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Andaipun hal ini terlaksana kemungkinan mereka adalah anak-anak yang terpaksa tuntas dalam program Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun karena minat belajar siswa di sekolah yang mulai melemah.

Mengapa minat belajar siswa mulai menurun ? Apa yang menyebabkan mereka tidak bersemangat ? Apakah Belajar hanyalah sebagai formalitas ? Pertanyaan-pertanyan itulah yang mengganjal hati saya untuk menuliskan ini.

Berdasarkan pengamatan saya, beberapa hal yang menjadi penyebab diantaranya adalah :

  1. Banyak dari mereka Hidup di bawah garis kemiskinan
  2. Biaya sekolah yang mahal saat ini
  3. Banyaknya pengangguran berpendidikan tinggi, bahwa sekarang ini banyak para Sarjana atau orang-orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi namun kenyataan di lapangan pekerjaan mereka tidak produktif, tidak bekerja atau sebagai pengangguran dan bahkan menjadi beban anggota keluarga lainnya. Melihat kenyataan ini sebagian orang akan beranggapan bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau tidak bisa bekerja dan menghasilkan uang. Toh banyak orang-orang sukses tanpa ijazah.
  4. Tidak ada dorongan dari orang tua yang terus menerus
  5. Program acara TV yang menarik dan menyita waktu anak
  6. Pengaruh asupan makanan yang tak sesuai pola makan yang baik

Melihat banyaknya hal-hal yang mempengaruhi menurunnya minat belajar siswa di sekolah, di sini akan diadakan skala prioritas, hal manakah yang paling berpengaruh terhadap menurunnya minat belajar siswa di sekolah.

Oleh karena itu penulis mengadakan survey/wawancara dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa dan setelah diadakan pengumpulan data maka kebanyakan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi atau bermain PS daripada di meja belajar sambil mengerjakan PR atau mengulang pelajaran yang telah diterangkan oleh para guru mereka pada siang harinya. Data yang penulis dapatkan ini sungguh mengejutkan dan membuat penulis berpikir keras untuk mencarikan solusinya.

Hal ini menandakan bahwa di satu sisi kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri perkembangannya, namun di sisi lain kemajuan teknologi secara perlahan namun pasti selain mengikis minat belajar siswa di sekolah juga telah merubah pola hidup dan akhlak ketimuran mereka menjadi lebih "berani" dan vulgar.

Menyikapi hal sedemikian ini tentu para guru dan perangkat pendidikan harus menggali potensi untuk mencari solusi dan metode-metode pembelajaran yang dapat membangkitkan kembali minat belajar siswa di sekolah. Lalu pertanyaannya adalah, apa kiat-kiat dan upaya para pendidik dan personal pendidikan untuk menyelamatkan anak didik mereka agar tidak terlarut dalam program TV semata?

Beberapa guru dan pakar pendidikan berusaha mencari jalan keluar dari masalah ini diantaranya adalah dengan memberikan variasi cara penyampaian materi bahan ajar atau disebut juga dengan metode pembelajaran, lalu dengan mengubah kurikulum dan bahan ajar serta perubahan beberapa bidang studi baik topik maupun durasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun