Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Profesional dan Plagiarisme

22 Februari 2010   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malu rasanya mendapatkan kritikan tajam seperti ini, tetapi ini real terjadi dalam dunia pendidikan kita. Sedikit sekali guru yang tahu diri. Guru yang senantiasa memperbaiki kinerjanya sebagai guru dengan melakukan penelitian Tindakan kelas (PTK). Berusaha memperbaikinya dengan berbagai tindakan perbaikan, yang dimulai dari sebuah perencanaan yang matang melalui RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran) yang dibuat sendiri, melakukan tindakan yang menantang melalui berbagai metode pembelajaran lalu mengamati prosesnya dengan melakukan kolaborasi dengan teman sejawat. Dari kolaborasi itulah guru melakukan refleksi diri dan mengatakan kepada dirinya sendiri, "benarkah apa yang telah saya lakukan?". Bila itu terus dilakukan oleh guru, dan berujung kepada keberhasilan guru menemukan potensi unik anak didiknya, maka didapatkanlah keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Sayangnya, masih sangat jarang guru yang melakukan PTK ini, sehingga terjadi plagiat di sana-sini. "Copas" dari satu guru ke guru lain tanpa melakukan penelitian langsung dan tak melalui proses membaca dan meneliti. Padahal proses yang benar dari sebuah penelitian adalah dimulai dari melihat, membaca, meneliti, menulis, dan melaporkan.

Sayangnya, banyak guru yang melakukan plagiarisme. Di sanalah pada akhirnya, penelitian guru yang dilakukan hanya masuk almari perpustakaan, tak berkembang dan tak tersebarluaskan karena budaya meneliti belum terjadi. Khasanah ilmu pendidikan baru seperti mati suri karena miskinnya inovasi.

Diskusi ilmiah guru masih sangat jarang dilakukan. Padahal ini adalah pintu gerbang kesuksesan guru dalam melaporkan hasil penelitiannya. Berusaha saling bersinergi antara guru satu dengan yang lainnya. Saling melengkapi dan tidak merasa bahwa pelajarannyalah yang paling penting dipelajari. Maklum pelajaranya itu selalu masuk dalam ujian nasional. Pelajaran primadona yang membuat siswa menghabiskan waktunya hanya untuk pelajaran primadona itu. Pendidikan karakter terlupakan, apalagi pendidikan kewirausahaan.

Membaca judul artikel Guru profesional dan Plagiarisme di koran kompas hari ini, membuat saya tersadarkan akan pentingnya inovasi guru di dalam pembelajaran. Melakukan penelitian di kelasnya sendiri dan melaporkannya dalam bentuk PTK. Bila itu dilakukan dengan jalan yang benar, maka tak akan mungkin plagiarsme terjadi dalam karya tulis guru. Sebab apa yang melatar belakangi penelitian dan masalah  penelitian yang dihadapinya akan terpecahkan bila guru banyak membaca. Lalu mencobanya dengan melakukan PTK.

Guru profesional memang enak terdengar di telinga, tetapi serasa berat untuk dijalankan karena beban moral yang harus dijaga. Mohon doa dari para pembaca agar saya bisa menjadi guru profesional sesuai harapan masyarakat, dan pemerintah.

Akhirnya, tak akan saya biasakan diri ini  untuk mencontek hasil karya orang lain yang bukan tulisan sendiri. Kejujuran harus senantiasa dijunjung tinggi dan menjadi panglima dalam kehidupan kita. Sejumlah prestasi guru harus diraih, kenapa guru tak memulainya dengan budaya membaca dan meneliti di sekolah-sekolah kita?  Bila itu terjadi, maka ibu pertiwipun akan tersenyum lebar menyaksikan generasi penerusnya adalah hasil didikan para guru hebat yang bermartabat.

Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun