[caption id="attachment_193302" align="alignright" width="300" caption="Senyum Manis Berlian"][/caption]
Hari ini jadwal kegiatan saya padat sekali. Dari mulai subuh sampai malam hari menjelang, seolah-olah pekerjaan tiada putus. Sambung menyambung menjadi satu.
Pekerjaan yang padat membuat saya terlupakan bahwa pada hari ini adalah hari kelahiran putri kedua saya. Putri kedua yang saya beri nama Berlian Nurhalizah Kusumah.
Anak pertama saya (intan) menelepon saya memberi kabar kalau Berlian hari ini ulang tahun dan jangan lupa mampir ke toko memberi hadiah ulang tahun.
Saya langsung meluncur ke toko dan membelikannya sebuah hadiah termos mungil yang bisa diisi air panas dan juga air dingin.
Berlian memang anak yang lucu. Pernah suatu kali dia kentut, dan tanpa sadar kata-kata lucu keluar dari bibirnya yang mungil, " I am Sorry gue kentut".
Berlian lahir tak dilihat oleh ayahnya. Kemunculannya di dunia seminggu lebih awal dari prediksi dokter. Saya termasuk orang yang terkejut ketika Berlian lahir. Sebab tak menyangka akan lahir lebih cepat dari jadwal. Waktu itu, saya harus pergi ke Jakarta untuk menghadiri resepsi pernikahan teman mengajar di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Saya lihat perut istri saya yang membesar karena hamil. Belum terlihat tanda-tanda akan melahirkan. Oleh karena itu, saya beranikan diri pergi meninggalkan istri di Bandung menuju Jakarta. Hari itu, hari Sabtu, 13 Juli 2003. Hari dan tanggal dimana Berlian lahir dan tidak disaksikan oleh ayahnya.
Tak terasa, hari ini usiamu sudah 7 tahun. Usia yang sudah mulai membuat saya sebagai ayahnya semakin kewalahan bila Berlian bertanya ini dan itu. Terkadang membuat dahi saya berkerut menjawab beberapa pertanyaanya yang kritis.
Sebuah ciuman di hari ulang tahun Berlian membuat saya tersadarkan betapa saya sebagai ayahnya sangat mencintai dan menyayangi Berlian dengan sepenuh hati. Lekaslah besar anakku sayang, dan segeralah raih cita-citamu untuk menjadi dokter anak.
Salam Blogger Persahabatan