Bisa saja keluar kalimat, "ayah saja tidak sholat, dan ibu saja tidak mengaji".
Pada akhirnya anak melihat kelakuan buruk orang tuanya. Anak akan cepat meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Keteladanan positif pun tak terjadi.
Pendidikan keteladanan harus dipupuk dari anak masih usia dini. Tentu memori otaknya akan menyimpan semua hal baik yang dilihatnya. Tetapi bila kita sebagai orang tua tak memberikan keteladanan, maka jangan salahkan bila anak kita berkelakukan kurang ajar.
Dalam dunia persekolahan kita, pendidikan keteladanan harus diberikan guru kepada anak didiknya. Menyatu dalam kurikulum yang bernama pendidikan karakter. Di sinilah fungsi mendidik itu diperkukan. Para peserta didik diajarkan bagaimana mencontoh hal-hal baik yang ada dalam kehidupannya sehari-hari.
Saya kira, pendidikan keteladanan akan berjalan dengan baik dalam dunia pendidikan bila kita sebagai orang tua, guru, dan dosen mampu memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Tak perlu ini dan itu dalam memberikan keteladanan, karena keteladanan itu sederhana. Sangat sederhana.
Tetapi kenapa di antara kita sering tak melakukannya???
Salam Blogger Persahabatan
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H