Peserta Kompasiana Modis
Judul itulah yang tiba-tiba saja ada di kepala saya. Bukan mau memuji beliau, tetapi memang beliau patut dipuji karena telah terbukti mampu menjadi guru bangsa. Berhasil merajut nusantara dalam media yang bernama Kompas. Membuat saya harus memberikan apresiasi kepada beliau bahwa Pak Jacob Oetama adalah guru bangsa yang dimiliki oleh Indonesia yang majemuk ini.
Sebagai seorang pendidik yang terbiasa berdiri di depan kelas, dan memberikan contoh keteladanan pada anak didiknya, tentu saya sangat berbahagia sekali dapat bertemu dengan pendiri kompas ini dan mendengarkan pemikiran-pemikiran beliau secara langsung dalam acara Kompasiana Modis hari ini, Sabtu 27 Maret 2010 di Hotel Santika Jakarta Barat. Membuat para peserta yang hadir terdiam ketika beliau berbicara tentang "Global Village" yang saling melengkapi dan saling berkomunikasi dalam era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini.
Bagi seorang Jacob Oetama, kebesaran kompas sekarang ini adalah berkah dari langit yang harus disyukuri dan membuatnya menjadi rendah hati. Memahami benar bahwa perubahan-perubahan terus terjadi dan terus berpikir apakah kompas masih punya hak untuk hidup? Membuat saya pun ikut berpikir dan memuji bahwa kompas adalah media perkasa yang mampu mengumpulkan para penulis hebat yang mampu menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan yang kritis dan konstruktif.
kang taufik Miharja, pak jacob Oetama, dan Mbak Nina
Selain itu, kehebatan kompas yang mampu meraup untung dari iklan tentu membuat media ini memiliki gengsi tersendiri di mata masyarakat, terutama masyarakat intelektual yang senang membaca. Mengantarkan kompas menjadi disukai oleh para pembaca setianya karena sanggup menangkap pesan yang diingini oleh masyarakat luas yang heterogen jumlahnya.
Salah satu Kompasianer Sedang Bertanya ke pak Jacob Oetama
Pak Jacob Oetama juga berpesan, "jangan banyak menonton televisi, kalau mau menonton televisi, tonton saja drama komedi, suami-suami takut istri". Membuat hadirin yang hadir tertawa termasuk saya sendiri yang memang takut sama istri, hehehehehe.
Berfoto Bersama pak Jacob Oetama
Pak jacob Oetama menambahkan bahwa kompas mempunyai falsafah percaya kepada Tuhan YME dan percaya kepada manusia beriman, apapun latar belakang agamanya dan bekerja atas dasar tim dan selalu dimusyawarahkan secara terbuka. Lalu mengembangkan sikap yang positif dan saling bersinergi agar bisa maju. Membuat saya terharu dan mengatakan inilah guru bangsa yang ada di depan mata dan harus kita gali ilmunya sebelum kelak menutup mata.
Bernarsis Ria dengan Para Kompasianer Narsis, hehehe