Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengangguran Terdidik (1)

7 Mei 2010   22:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_136058" align="alignleft" width="300" caption="Pengangguran Terdidik, Sumber: Wijaya"][/caption]

Bicara pengangguran terdidik, saya menjadi teringat pengalaman hidup saya sendiri. Semoga pengalaman hidup saya bisa menjadi pelajaran buat mereka yang membaca tulisan ini.

Ketika saya lulus EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional) dari SMP, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Waktu itu alhamdulillah saya bisa lolos empat besar dan masuk di STM Negeri 3 (Sekolah Teknologi Menengah) di Jalan Kebon Sereh VII Jatinegera Jakarta Timur. Sekolah itu kini telah berganti nama menjadi SMKN 5 Jakarta.

Kenapa saya memilih sekolah kejuruan dan bukan sekolah umum lainnya? Jawabannya cuma satu. Saya ingin cepat bekerja setelah lulus dari STM, dan tidak ingin menjadi pengangguran terdidik.

Saya mengambil jurusan listrik (arus kuat). Selama 3 tahun itu saya diberikan berbagai keterampilan yang berhubugan dengan listrik. Pada saat Praktik di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) di kawasan industri Pulogadung, saya benar-benar merasakan dilatih untuk menjadi peserta didik yang siap kerja dan memiliki keterampilan handal yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Menciptakan peluang kerja di dunia usaha. Banyak juga di antara teman-teman saya yang setelah lulus, membuka usaha sendiri dan tidak bekerja di perusahaan orang lain.

Guru-guru saya dulu adalah guru-guru yang sangat profesional di bidangnya, dan membuat saya tertarik untuk kelak menjadi guru seperti mereka.

Sewaktu STM di tahun terakhir, saya praktek Kerja di UPDN III Pertamina Plumpang, tepatnya di pabrik proses pembuatan botol elpiji. Sebuah pengalaman kerja pertama saya di lingkungan industri. Saya pun menjadi tahu berbagai macam alat yang digunakan di pabrik itu. Karena saya STM jurusan listrik, saya ditempatkan di bagian generator, pembangkit listrik industri yang tak boleh mati.

Itulah pengalaman yang tak terlupakan dalam sejarah hidup saya.

Setamat dari STM Negeri 3 Jakarta, alhamdulillah saya diterima bekerja di KGD (Konsai Gede Denso), salah satu perusahaan Jepang (ASTRA Group) yang mencetak asesoris kendaraan bermotor. Perusahaan ini berada di Pasar Kemis Tangerang. Selama bekerja di sana, saya perhatikan betul bagaimana senior-senior saya bekerja secara profesional. Mereka adalah orang-orang terampil di bidangnya, dan rata-rata hanya tamatan STM saja. Bahkan ada juga yang cuma tamatan SMP.

Karena mereka tamatan STM, tentu saja gaji mereka tidaklah besar. Leader saya pada saat itu menasehati saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan hanya puas dengan ijasah STM.

"Usahakan kamu sekolah lagi jay", itulah pesan dari senior saya pada saat itu.

Saya menjadi termotivasi untuk belajar, dan mereka menyemangati saya untuk sekolah lagi. Alhamdulillah, tak berapa lama saya lulus UMPTN dan diterima di IKIP jakarta jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Jakarta dan mencetak para guru.

Alhamdulillah, di tahun kedua saya mendapatkan bea siswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dari Depdiknas. Berkat bea siswa itulah saya bisa lulus dalam waktu cepat  (4 tahun) dan menjadi lulusan pertama dalam satu angkatan. Pada saat kuliah, saya terpilih untuk memimpin organisasi yang bernama Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Hima Elektro) dan juga menjadi kepala LP2TK bidang Software sebuah usaha pelatihan komputer tingkat operator.

Berbekal ilmu organisasi di kampus, saya banyak pula melakukan pelatihan-pelatihan di luar kampus bekerjasama dengan pemda DKI pada saat itu. Kami memberikan pelatihan elektronika tingkat dasar, melatih memperbaiki alat-alat rumah tangga seperti kulkas, AC, Televisi, radio, Pompa Air, dan lain-lain. Berusaha memberikan mereka bekal keterampilan agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan.

Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, begitu banyak pengangguran terdidik di jakarta. Banyak juga dari mereka yang ikut pelatihan kami telah memperoleh gelar sarjana.

Pengangguran terdidik di negeri ini begitu besar. Setiap tahun jumlahnya terus bertambah banyak. Skill atau keterampilan dan kecakapan hidup kurang diajarkan di sekolah-sekolah kita. Apalagi jiwa kewira usahaan. Sehingga wajar saja bila jumlah pengangguran terdidik terus bertambah. (bersambung)

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun