Saya agak terusik ketika salah satu peserta i-Edu Workshop menyatakan bahwa Facebook adalah salah satu penyebab nilai UN menurun di tingkat SLTA.
Pernyataan tak terduga itulah yang saya dengar langsung dalam kegiatan "ICT in Education: Implementation & Issue Arising From Case Studies" yang dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Assembly Hall JCC Senayan, Rabu 5 Mei 2010 dari pukul 14.00 s.d. 17.30.
[caption id="attachment_134094" align="aligncenter" width="448" caption="Para Pembicara i-Edu Workshop di Assembly Hal JCC Senayan Jakarta"][/caption]
Kegiatan itu merupakan sebuah rangkaian kegiatan besar IT INDO COMM 5-7 Mei 2010 yang telah dibuka secara resmi oleh Menkoinfo, bapak Tifatul Sembiring. Tema besar dalam kegiatan ICT Expo itu adalah "The Role of Broadband Services to Maximize Economic Growth, Digital Creativity and Knowledgw Society".
[caption id="attachment_134100" align="aligncenter" width="448" caption="Slide Presentasi Mas Muhammad Ihsan, Sekjen IGI"][/caption] [caption id="attachment_134108" align="alignright" width="150" caption="Mas Muhammad Ihsan, Sekjen IGI Pusat"][/caption]
Dalam pengantar acara workshop i-Edu, mas Muhammad Ihsan, Sekjen Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan bahwa facebook telah menjadi situs nomor 1 di Indonesia dari top ten website yang sering dibuka oleh para pengguna internet di negara Indonesia yang jumlah penduduknya sudah sekitar 240.271.522 orang. Celakanya orang Indonesia lebih menyukai situs berbau SEX, dengan diperlihatkannya daftar pencarian tag sebagai negara pencari sex nomor 3 di dunia. Hal ini tentu sungguh memalukan, tetapi nyata dalam dunia maya kita.
[caption id="attachment_134101" align="aligncenter" width="448" caption="Peserta i-Edu Workshop Sedang mendengarkan Presentasi Singkat dari IGI"][/caption]
Kegaiatan workshop itu dihadiri oleh 4 orang narasumber profesional yaitu:
- Mas Donny BU, pengiat internet sehat (internetsehat.org)
- Gita Surya Wijaya, Education program Manager (Axioo International)
- Arya Sanjaya, Business Development Manager (intel Indonesia)
- Wibisono Hadiputro, Divisi Head e-Learning Solution (Indosat)
[caption id="attachment_134102" align="aligncenter" width="448" caption="Peserta i-Edu Workshop Sedang mendengarkan Presentasi "][/caption]
Menarik sekali apa yang disampaikan oleh keempat pembicara Worshop, sehingga membuat saya tak bisa menemukan kata-kata yang tepat dari acara itu, yang begitu diburu oleh teman-teman guru yang hadir lebih dari 150 orang guru. Semoga saja bukan berniat untuk mencari selembar sertifikat, tetapi memang benar-benar ingin tahu lebih mendalam tentang Implementasi ICT dalam dunia pendidikan.
[caption id="attachment_134104" align="alignleft" width="150" caption="Mas Wibisono Hadiputro dari Indosat Sedang Mempresentasikan ISMS"][/caption]
Dalam presentasinya, Mas Wibisono lebih menitik beratkan kepada pemanfaatan ISMS (internet School Manajemen System) yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pihak Indosat untuk ditawarkan ke sekolah-sekolah. ISMS ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi di antara guru, orang tua, dan siswa.
Sedangkan mas Arya Sanjaya dari intel lebih banyak mempresentasikan tentang paradigma pembelajaran baru dimana guru adalah manusia yang perlu ditingkatkan terus kualitasnya. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja, tetapi siswa diarahkan untuk bisa belajar mandiri dengan bimbingan guru.
[caption id="attachment_134113" align="alignright" width="150" caption="Presentasi Mas Arya dari intel"][/caption]
Oleh karena itu guru harus bisa melakukan komunikasi yang efektif dengan para peserta didiknya. Diantaranya dengan memiliki keterampilan menggunakan komputer sebagai alat pembelajaran yang efektif. Guru pun diharapkan mampu menjadi konselor bagi anak didiknya. Semua itu tercantum dalam 5 Kecakapan yang harus dikuasai di abad 21.
Mas Gita Surya Wijaya, dari Axioo lebih menekankan SAGUSALA (Satu guru satu laptop) dalam presentasinya, dimana para guru diharapkan telah memiliki laptop canggih dengan biaya terjangkau. Dengan memiliki laptop, diharapkan para guru dapat mengaplikasikan pembelajarannya melalui komputer dan internet. Adanya laptop diharapkan kinerja para guru menjadi lebih baik. Karena itu, axioo menjual laptop super murah lengkap dengan tutorialnya dan software original kepada para guru dengan cara dicicil melalui bank Danamon dan Adira kredit.
[caption id="attachment_134117" align="aligncenter" width="448" caption="5 Kecakapan Abad 21 yang harus dikuasai oleh para guru"][/caption] [caption id="attachment_134119" align="aligncenter" width="448" caption="Presentasi dari Mas Gita Surya Wijaya dari Axioo"][/caption]
Namun begitu, presentasi dari mas Doni BU juga tak kalah menariknya, beliau mengatakan bahwa tim dari internet sehat siap datang ke sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang pemanfatan internet sehat bagi siswa dan guru. Sebab harus diakui saat ini, konten lokal masih minim diminati dan banyak pengguna internet Indonesia. Mereka lebih suka membuka website dari luar negeri seperti facebook, google, yahoo, youtube, dan blogger.
[caption id="attachment_134122" align="aligncenter" width="448" caption="Presentasi Mas Doni BU dari Tim Internet sehat"][/caption]
Dari semua presentasi yang ditampilkan, menarik sekali apa yang disampaikan oleh keempat pembicara itu, tetapi sayangnya tak semua materi yang disampaikan tercatat dengan baik oleh saya yang sudah mengalami PDIP (Penurunan Daya Ingat Permanen).
Saya hanya ingat satu hal, sebagai seorang blogger, wajib baginya bernarsis ria dengan salah satu pengelola acara, dan terjadilah adegan narsis di bawah ini. Hehehehehe, malu deh aku!
[caption id="attachment_134124" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay dan Mas Ihsan, Sekjen Ikatan Guru Indonesia (IGI)"][/caption]
Lalu apa hubungannya antara judul di atas dengan acara ini? jawabnya ya jelas ada hubungannya dong, sebab pertanyaan dan pernyataan itu muncul dari salah satu peserta setelah para narasumber memberikan presentasi. Tealh mampu membuat saya berpikir dan merenung, apa benar gara-gara facebook nilai UN menurun???. Iseng-iseng saya ganti status saya di facebook dengan petanyaan itu.
[caption id="attachment_134130" align="aligncenter" width="448" caption="Antusiasme Peserta Edu Workshop Terlihat sekali di sini"][/caption]
Kok lagi-lagi alat atau media yang disalahkan, padahal kan manusianya yang seharusnya disalahkan. Begitu banyak orang menuliskan dalam tanggapan satus facebook saya di sini.
Seorang teman guru TIK di SMAN 12 jakarta yang bernama ibu Vilia Eka Meyana menuliskan di status facebook saya, "Facebook tidak bisa disalahkan...dia hanya tools...tapi humannya yang kebangetan...tanpa control diri..."
Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H