Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ulangan Akhir Semester

7 Desember 2009   14:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:02 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_34790" align="alignleft" width="150" caption="Pembinaan Watak Siswa di Labschool"][/caption]

Tanpa terasa, anak didik kami telah memasuki masa akhir semester satu. Seperti biasanya pula saya dan teman-teman guru lainnya mendapatkan tugas mengawas. Mengawasi apa yang mereka kerjakan selama mereka menyelesaikan jawaban soal.

Bagi mereka yang tidak sabar, pasti akan mengalami kejenuhan. Mengawasi peserta didik dua jam lamanya. Kita tak boleh melakukan aktivitas apapun selain mengawas. Namun bagi saya yang sudah lebih dari 15 tahun menjadi guru, tugas mengawas ini sungguh mengasyikkan. Saya menjadi paham gelagat dan karakter siswa. Tersenyum sendiri melihat tingkah laku mereka.

Biasanya siswa yang siap ulangan akan dengan tenang mengerjakan soal-soal ulangan akhir semester (UAS), tetapi bagi mereka yang tak siap, kelihatan benar mereka resah dan gelisah. Di sinilah kita para guru harus jeli mengawasi mereka. Bila meleng sedikit, mereka bisa dengan cepat mencontek pekerjaan temannya. Banyak sekali akalnya, dan disinilah peran pengawas untuk mengingatkan mereka akan pentingnya arti sebuah kejujuran. Bila mereka sudah terlatih jujur, maka kejujuran akan dijunjung tinggi. Mereka pun akan segan untuk mencontek.

Terus terang, pendidikan kita saat ini masih berbasis nilai yang berdasarkan angka-angka dan bukan norma-norma. Pada akhirnya, kita hanya melahirkan siswa yang pandai tapi tak memiliki siswa yang berbudi pekerti luhur. Mereka memang cerdas secara otak, tetapi tak cerdas secara watak. Otak dan watak adalah sesuatu yang berbeda. Otak melahirkan manusia cerdas, namun tak memiliki hati nurani sedangkan watak akan melahirkan manusia cerdas yang berpikir dengan hati nurani. Tidak picik dan sombong. Tidak pernah merasa dirinya paling benar dan mau menerima saran dari orang lain.

Pembinaan watak di sekolah kami sangat dipentingkan. Kami tak hanya mengasah otak mereka, tetapi juga watak mereka. Mereka harus punya hati nurani sehingga bisa menerapkan iman, ilmu dan amal.

Akhirnya Ulangan Akhir Semestes harus bisa membuat saya sebagai guru, memberikan penilaian yang  dan tidakhanya berdasarkan penilaian otak, tetapi juga watak. Semoga saja saya mampu berlaku adil dalam memberikan penilaian kepada peserta didik saya. Mohon doanya.

salam blogger persahabatan

omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun