Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Barack Obama dan UN yang Menyenangkan

23 Maret 2010   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_100208" align="alignleft" width="124" caption="Sumber: http://chandrakantha.com"][/caption]

Semalam saya menonton acara Eksklusif di RCTI dimana Putra Nababan mewawancarai presiden AS Barack Obama. Membuat saya merasakan betapa presiden Obama sangat dekat dengan Indonesia dan terpaksa menunda kedatangannya karena ingin menyelesaikan dulu ketegangan politik yang sedang terjadi di negaranya. Obama berjanji akan datang ke Indonesia dengan keluarganya pada bulan Juni 2010 yang akan datang dan beliau sangat memuji perkembangan Indonesia yang sudah demikian pesat dan merupakan negara yang paling disegani di kawasan Asia Tenggara. Beliaupun memuji kepemimpinan bapak SBY dan saya melihat wawancara antara Putra Nababan dari RCTI dengan Barack Obama sungguh sangat menyenangkan.

Saya menjadi teringat kembali saat ini. Seandainya saja Ujian Nasional (UN) menyenangkan, tentu anak-anak kita akan sukses menghadapi UN ini dan mereka tak merasakan ketegangan atau stress. UN harus menyenangkan siswa dan bukan menegangkan siswa.

Pada Kompas hari ini, Selasa, 23 Maret 2010, Pakar evaluasi pendidikan, S Hamid Hasan, dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, mengatakan, UN menjadi momok buat siswa, guru, dan sekolah karena UN dianggap sakral. Keberhasilan mencapai nilai-nilai UN yang tinggi dianggap keberhasilan yang lebih penting daripada proses menjadikan siswa paham apa yang dipelajari.

”Yang mesti dikejar mestinya bagaimana memastikan semua siswa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai standar nasional dulu. Bukan meminta siswa mencapai standar nasional dengan ketimpangan pendidikan yang masih tinggi.

Akibatnya, siswa disiapkan dengan cara didril. Makna belajar yang menyenangkan dan evaluasi untuk memastikan bahwa pembelajaran sudah dilakukan dengan cara yang tepat jadi tidak berarti,” kata Hamid.

Saya pun menjadi teringat tulisan siswa dalam blog mereka dan membuat saya tertawa geli. Itulah tingkah polah anak SMP yang baru beranjak dewasa. Maklumlah mereka masih ABG, jadi rasa keakuannya masih tinggi. Di sinilah peran kita sebagai pendidik untuk mengarahkan mereka.Dari tulisan para siswa itu saya menangkap aura positif bahwa mereka pun sudah mempersiapkan diri. Mereka ingin seperti presiden OBAMA dan memiliki semangat menghadapi Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang sebentar lagi akan berlangsung senin, 29 Maret 2010.

Berikut ini, tulisan siswa yang saya salin dari salah satu blog mereka, bacalah!. Entah kenapa belakangan ini gue suka banget sama hal2 berbau geje. Mulai dari nyanyi2 geje, ketawa2 geje, dan yang paling penting, pidato geje.

Tadi pagi tuh gue ambil nilai pidato gidu. Dari temanya aja udah geje: OBAMA DAN SEMANGAT MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Dari awal sih guenya udah tau kalo menghubungkan presiden Amrik sama manusia setengah orang kayak gue ini gak bakalan bisa2. Pokoknya gahul dah (tuh kan geje lagi).

Isi pidato gue tuh bener2 aneh bin ajaib banget. Baru dipanggil aja gue udah merinding, coba. Ya Tuhan, apa dosaku? Perasaan dosaku banyak deh… Gue malah jadi curiga, apakah di depan kelas itu ada…. Sudahlah, jangan macem2. Positive thinking!

Selain gue yang pada dasarnya emang gampang banget grogi alias nerpes (asal bukan herpes ajah), pada hari yang sangat membahagiakan ini tuh gue nggak bawa naskah pidatonya! Parahnya lagi, catetan kecil yang udah gue bikin dengan sangat eksotis itu hilang ditelan bumi. Si alan banget dah tuh kertas.

Siapa sih yang nulis? (gue) Siapa sih yang bawa? (gue) Siapa sih tuu yang bikin pidato? (gue juga) PLAAK! PLAAK! (Auwww!!)

Kegejean gue gak berhenti di situ. Pas udah mo pidato, dengan gantengnya gue nanya ke Bu Lita, guru Bahasa Indonesia yang sangat menawan hati, dengan pertanyaan bodoh: “Bu, sekarang tuh masih pagi apa udah siang?”.

Hening… Trus gue pidato.. Selamat siang dan salam sejahtera,..

Kepada Yth. Bapak Kepala Sekolah SMP Labschool Jkt, Bapak/Ibu Guru SMP Labschool Jakarta, serta teman-teman dari kelas 9 dan Aksel 2 yang saya sayangi dan saya banggakan. (Ayo dong teriak, LABSCHOOL!!)

Hening lagi, dan gue dengan geje LUPA APA YANG MAU GUE OMONGIN! Ahkirnya gue ngomong apa yang ada di pikiran gue, dengan sedikit aransemen. Gue cuman mengingat2 gimana Obama sama Doug Wead kalo lagi pidato. Dari seluruh teks pidato gue, yang gue inget cuman 1: Obama masih inget sama nasi goreng di depan SD Besuki. Pinternya gue.. (Majas Ironi sekaligus sarkasme banget..)

Udah lah, gak usah diceritain. Gue nangis darah gitu. Gue berharap gue segera menghilang dari keramaian, berubah jadi invisible. Gue berharap gak ada orang yang menemukan pelajaran Bahasa dan teknik berpidato. Nilai gue… pasti sangat jauh dari standar (bukan Skandar), dan dipastikan jauh dari nilai waktu Obama sekolah dulu (ya iya lah..)

Membaca tulisan siswa dari blog mereka sekarang ini menjadi keasyikan tersendiri buat saya sebagai gurunya. Saya terbawa dalam dunia mereka. Dunia anak remaja yang sudah melek teknologi. Jadi jangan disangka anak-anak kita yang masih mungil-mungil itu tidak tahu apa-apa. Mereka jauh lebih cerdas dari kita sebagai orang tua. Mereka bisa cerita bebas di dunia maya tentang orang tua mereka, gurunya, temannya, dan lain-lain secara terbuka.

Dalam tulisan di atas salah satu siswa mencoba menghubungkan Obama dengan Ujian Nasional dengan bahasa mereka. Sesuatu yang mungkin tidak nyambung, tapi bisa mereka sambung-sambungkan. Saya pun mengacungkan dua jempol untuk mereka. OBAMA dan SEMANGAT MENGHADAPI UJIAN NASIONAL YANG MENYENANGKAN. Anda bisa bacadisini.

Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun