Pengalaman saya sebagai pembina remaja masjid ketika melaksanakan sebuah kegiatan, anak-anak itu tidak saya suruh meminta sumbangan kepada warga, tetapi saya suruh anak-anak itu mengumpulkan koran bekas, majalah bekas, botol atau barang yang tidak terpakai di rumah warga yang dapat dijual. lalu saya kerahkan anak-anak untuk bekerja bakti merapihkan got-got warga yang mampet. Dari sinilah warga akhirnya mau memberikan sumbangan karena kreativitas abak-anak remaja itu. Jadi benar kata pepatah, ada ubi ada talas, ada budi ada balas.
Jiwa kewirausahakan jelas sangat penting dikuasai anak-anak kita agar memiliki daya juang tinggi dalam mencari peluang. Ketika mereka terpaksa tidak bisa melanjutkan pendidikan atau putus sekolah misalnya, mereka sudah dibekali keterampilan cukup untuk bertahan hidup. Misalnya mereka diajar cara membuat sabun, merakit komputer, menservice peralatan elektronik, memasak, dan lain-lain sesuai dengan potensi unggul yang ada di sekolah itu yang dapat dikembangkan.
Kenangan akan pendidikan pada masa lalu, sekarang ini menjadi penting dalam upaya menciptakan jiwa kewirausahaan pada para peserta didik. Lihatlah kesuksesan ekonomi etnis keturunan Cina sekarang ini di Indonesia, karena semenjak kecil sudah diajari bagaimana bisa mandiri dalam menekuni suatu usaha bisnis. Bahkan, berbagai negara lain yang sekarang maju pendidikannya tidak terlepas memfokuskan pada pendidikan kewirausahaan beserta praktiknya, yang sebenarnya dulu pernah dimiliki dalam ranah pendidikan kita.
Bangsa ini masih kekurangan pengusaha, jadi wajar saja masih banyak yang bermental pegawai. Celakanya sekolah-sekolah kita belum siap menciptakan penguasaha-pengusaha muda yang mampu mengembangkan peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bukan mencari lapangan pekerjaan.
Akhirnya, saya berharap ada yang memberikan masukan kepada saya sebagai bahan membuat buku pengayaan yang berisi materi kewirausahaan untuk siswa di pendidikan dasar seperti di sd atau smp. Mohon saran dan masukannya dalam kolom tanggapan.
Salam Blogger Pesahabatan Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H