Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis untuk Hidup, Hidup untuk Menulis

30 Januari 2010   12:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_64761" align="alignright" width="300" caption="Menulis Untuk Hidup, hidup Untuk Menulis"][/caption]

Kalimat di atas saya dapatkan dari pak Ukim Komarudin, seorang guru dari SMP Labschool Kebayoran yang sekarang ini mendapat amanah menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut. Menulis untuk hidup, hidup untuk menulis. Beliaulah yang selalu memberi saya semangat untuk terus menulis. Menulis apa saja yang ada dalam pikiran dan menyebarluaskan kepada siapa saja yang berminat membacanya. Semua itu saya lakukan dengan penuh keikhlasan.

Bagi saya, menulis adalah bagian dari ibadah sehingga sayang rasanya bila hari-hari saya tak diisi untuk menulis. Awalnya memang tidak mudah. Apalagi bagi seorang guru seperti saya yang tidak biasa menulis. Waktu itu, saya menganggap menulis itu adalah pekerjaan sia-sia yang tak memiliki manfaat apapun. Namun, seiring dengan bertambahnya usia dan berjalannya waktu, saya menemukan keasyikan tersendiri dari kegiatan tulis menulis ini.

Semenjak saya suka menulis, saya berusaha untuk menulis tentang buku pelajaran yang saya ampu dalam bentuk 3jilid bersama kawan-kawan guru TIK. Memang tidak mudah membuat buku. Apalagi bila kita jarang membaca, maka perbendaharaan katapun serasa kurang sehingga tak kita temui sebuah makna yang dahsyat dari kekuatan tulisan kita. Tetapi, ketika proses membaca itu dilakukan, maka proses menulis itupun serasa lancar. Satu demi satu buku-buku saya beredar di toko buku ternama. Sesuatu yang dulu tak pernah terpikirkan.

Menulis untuk hidup, hidup untuk menulis. Telah nampak bersemayam secara alamiah dalam diri saya. Menulis tidak lagi seperti dulu. Harus ada ide dan konsep yang terkadang membuat saya sendiri bingung darimana mau memulai. Membuat akhirnya saya termalaskan karena miskinnya ide dan kreativitas menulis. Ternyata, cara ampuh untuk bisa menulis adalah menulislah terus setiap hari.

Kini, menulis itu sudah merupakan suatu kebutuhan dan merupakan teraphy jiwa. Saya merasakan benar manfaat dari menulis. Mengungkapkan apa yang ada di dalam kepala dan menatanya dalam bentuk kata-kata bermakna sehingga enak untuk dibaca. Memberikan manfaat bagi yang membacanya, dan memberikan motivasi agar dapat melahirkan prestasi tinggi.

Bagi saya secara pribadi tidak mudah menjadi seorang penulis. Apalagi bila kita belum pernah memulai. Sebab sesuatu yang suit dari menulis itu adalah memulai. Ketika memulai sudah kita lakukan, maka akan terjadi benturan-benturan batin dalam diri yang harus kita kuatkan agar tulisan ini menjadi bernyawa. Serasa menjadi seonggok makhluk hidup yang berbicara kepada para pembacanya.

Akhirnya menulis untuk hidup, hidup untuk menulis telah menghantarkan saya menjadi penulis aktif di rumah sehat kompasiana. Mengabarkan pada dunia bahwa menulis adalah pekerjaan ibadah yang semua orang bisa mengerjakannya. Asalkan diniatkan dengan ikhlas, maka kata demi kata itu mengalir dan terus mengalir bagai air yang keluar dari mata air. Tak pernah habis meski banyak diminum dan dimanfaatkan oleh manusia. Semakin bening, karena terus diambil airnya. Bila anda sudah seperti mata air, maka tulisan anda pun akan terasa bening dan mengundang orang untuk meminumnya. Apakah anda telah merasakannya?

Salam Blogger Kompasiana

Omjay

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun