Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seks dan Kalimat Efektif

29 Januari 2010   14:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:11 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_64162" align="alignleft" width="300" caption="Seks dan Kalimat efektif"][/caption]

Seks adalah kubutuhan manusia yang selalu dibicarakan dari masa ke masa. Namun dalam tulisan ini, saya tak membahas masalah seks, karena saya bukanlah pakar seks. Biarlah nanti pakar seks saja yang membahasnya, karena beliau ahli di bidang ini.

Postingan saya ini akan lebih banyak bicara masalah kalimat efektif. kebetulan ada ilmu baru yang saya dapatkan dari teman saya, guru Bahasa Indonesia tentang kalimat efektif.

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, "Berapa, Bang, ke pasar Rebo?" Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, "Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?"

Yang perlu diperhatikan oleh para kompasianers dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1.  Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :

  • Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
  • (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
    • Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
    • (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
  • Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
  • (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
    • Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
    • (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
  • Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
  • (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu' struktur kalimat :

  • Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
  • (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
    • Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
    • (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3.  Penggunaan imbuhan yang kacau :

  • Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
  • (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
    • Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
    • (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
  • Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
  • (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
    • Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
    • (Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4.  Kalimat tak selesai :

  • Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
  • (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
    • Rumah yang besar yang terbakar itu.
    • (Rumah yang besar itu terbakar.)

5.  Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :

  • Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
  • (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

  • Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
  • (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
    • Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
    • (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

-     tau ----> tahu                                       -   negri ------->  negeri

-     kepilih -----> terpilih                           -   faham ------->  paham

-     ketinggal ----> tertinggal                      -   himbau ----->  imbau

-     gimana ------>  bagaimana                  -   silahkan ------->  silakan

-     jaman ------->  zaman                         -   antri -------->  antre

-     trampil ------>  terampil                       -   disyahkan ------->  disahkan

6.  Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana' dan ‘yang mana' :

  • Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
  • (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik)
    • Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
    • (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
  • Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
  • (Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)

7.   Penggunaan kata ‘daripada' yang tidak tepat :

  • Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
  • (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
    • Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
    • (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
  • Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
  • (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8.   Pilihan kata yang tidak tepat :

  • Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
  • (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
    • Bukunya ada di saya.
    • (Bukunya ada pada saya.)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :

Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?

(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu :

  • Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
  • (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
    • Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
    • (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11. Kata ‘kalau' yang dipakai secara salah :

  • Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
  • (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
    • Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
    • (Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

Demikianlah beberapa hal tentang kalimat efektif yang saya dapatkan dari teman guru yang mengajar Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat, dan mohon maaf kalau ada kesalahan.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun