Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Dosen Harus Ajarkan Pendidikan Kewirausahaan

20 November 2009   04:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:16 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Omjay, K Usman, Mas Kurnia yg komit menjadi Penulis

Membaca kompas cetak hari ini, Jumat 20 November 2009 bahwa Jumlah penganggur terdidik, khususnya lulusan perguruan tinggi, sudah sangat mencemaskan karena angkanya terus meningkat. Untuk mengatasi persoalan ini, pendidikan kewirausahaan sejak dini bisa menjadi solusi dan terbukti ampuh di banyak negara.

Saya sangat bersetuju sekali dengan solusi yang ditawarkan bahwa pendidikan kewirausahaan harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Mereka harus terbiasa mencoba untuk berwirausaha sehingga ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi, dapat menciptakan lapangan kerjanya sendiri dan tidak bergantung kepada lowongan mencari pekerjaan. Sebab selama ini, kurikulum kita masih belum memasukkan pendidikan kewirausahaan ini dalam materi pembelajaran.

Wajar saja, bila ada siswa yang putus sekolah, mereka sangat kesulitan dalam menciptakan pekerjaan, apalagi bila mereka itu masih berada dalam bangku persekolahan.  Bahkan mereka yang sudah duduk di bangku perguruan tinggi pun kesulitan menciptakan lapangan pekerjaan karena memang mereka belum belajar pendidikan kewirausahaan sehingga yang ada dalam benak mereka adalah mencari pekerjaan bukan menciptakan lapangan pekerjaan.

Saya banyak belajar dari K Usman dan mas Kurnia, mereka komitmen dalam bidang tuli menulis. Mereka tidak mencari pekerjaan, malah pekerjaan yang akhirnya mendatangi mereka. Banyak tokoh yang hidupnya sukses dari tulis menulis, dan tidak mencari pekerjaan menjadi pegawai. Orang-orang seperti ini adalah orng-orang yang jiwa enterpreneshnya sudah terjaga ketika mereka masih duduk di bangku sekolah, sehingga ketika kuiah tinggal mengembangkannya saja.

Mohon maaf, kurikulum sekolah dan perguruan tinggi kita masih berorientasi kepada mental pekerja atau mental pegawai dan bukan mental pengsaha yang tahan banting. Para peserta didik berpikir, bila mereka lulus akan mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga wajarlah kalau pengangguran terdidik di negeri ini mencemaskan. Mereka tidak dididik untuk siap mengembangkan potensi uniknya.

Saya jadi teringat ejekan teman saya yang tak selesai kuliah tapi sukses dalam hidupnya. Omongannya masih saya ingat, "Buat apa kamu kuliah kalau setelah sarjana, cuma cari pekerjaan".

Teman saya itu memang orang hebat. Ketika dia memutuskan untuk menjadi pengusaha, dan berhenti kuliah, dia benar-benar belajar ilmu kewirausahaan dan alhamdulillah, karena fokus dan kerja keras, maka dia kini sukses sebagai pengusaha, dan taraf ekonominya jauh lebih sukses daripada mereka-mereka yang bergelar sarjana. Bahkan anak buahnya yang bekerja di perusahaannya banyak yang sudah bergelar doktor. Mereka bekerja dan mengabdi di perusahaan milik teman saya itu yang bukan sarjana.

Guru seharusnya juga telah mengajarkan pendidikan kewirausahaan di sekolah. Mungkin bisa disisipkan sebagai mata pelajaran pengayaan sehingga bila kelak peserta didik lulus, mental mereka tidak lagi mental pegawai, tetapi mental mereka adalah mental pengusaha. Mental yang telah siap menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri dari potensi unik yang dia kuasai dan sukai. Seperti tokoh-tokoh muda yang sukses dan memulai karirnya dari nol dan bukan bertitel sarjana. Anda bisa lihat sejarah perjuangan hidup mereka di buku-buku Motivasi atau mencarinya di internet.

Semoga saja, depdiknas dan para guru di sekolah serta para dosen di perguruan tinggi sudah mulai menyisipkan materi pendidikan kewirausahaan dalam pembelajarannya. Pendidikan kewirausahaan bukanlah menyuruh siswa atau mahasiswa berdagang di sekolah, tetapi memberikan mereka keterampilan usaha agar bisa mandiri dan bermanfaat untuk orang banyak. Seperti apa yang telah dilakukan oleh teman saya Wiranto, Guru Seni Budaya  SMAN 1 Wonosegoro, Jawa tengah yang telah menyusun buku yang berjudul, "Bagaimana Cara Menjadi Wirausaha Remaja". Bukuyang beliau susun dan telah mendapatkan juara I dalam bidang IPS di tingkat SMA pada sayembara naskah buku pengayaan pusat perbukuan depdiknas 2009.

Salam Blogger Persahabatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun