Kurikulum TIK yang sekarang ini telah dibuat oleh pusat kurikulum yang bekerjsama dengan Badan standar Nasional (BSNP) adalah kurikulum standar yang terdiri dari SK (Standar Kompetensi), dan KD (Kompetensi Dasar) yang masih harus dikembangkan oleh guru itu sendiri dalam mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi sekolah. Guru TIK dituntut untuk membuat kurikulumnya sendiri sesuai dengan SK dan KD dengan berbagai ragam pengayaan yang dimiliki oleh guru di daerahnya masing-masing. Sayangnya, banyak guru yang belum siap membuat kurikulumnya sendiri dan masih banyak guru yang copy and paste dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Padahal dlam KTSP guru diberikan kebebasan untuk berkreativitas dalam memberikan materi pengayaan kepada para peserta didiknya.
B. PENUTUP
Aplikasi dan potensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Oleh karena itu guru di era globalisasi informasi ini dituntut untuk mampu menguasai dan mengalipkasikan TIK dalam pembelajaran. Â Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mampu meciptakan informasi dengan membangun connecting and sharing.
Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.
Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. Jangan iarkan anak-anak kita terlalu asyik dengan facebooknya dan games-games online lainnya. Anak harus diajarkan untuk mampu membaca dan menulis. Menciptakan informasi di dunia maya, walupun kita tahu dunia maya tak secantik Luna Maya yang terkena kasus dengan tulisannya di situs sosial Twitter.
Mulai saat ini marilah kita tidak GATEK, dan tidak ALERGI dengan TIK. Siapa yang menguasai TIK, pasti dia akan menguasai dunia. Kita pun merasakan bahwa masih banyak yang harus disempurnakan untuk memperbaharui kurikulum TIK yang ada di sekolah-sekolah kita. Perlu kerjasama (kolaborasi) antara guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas kurikulum TIK di Indonesia. Jangan sampai terjadi tumpang tindih materi dalam mengaplikasikan TIK. Semoga struktur dan kultur berjalan seimbang di sekolah-sekolah kita, sehingga aplikasi dan potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang diharapkan oleh pemerintah.
C. DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman, Uwes Anis., "Urgensi Gerakan Melek ICT di Sekolah", http:// www.wijayalabs.wordpress.com
Kusumah, Wijaya, dkk, "Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas 7, 8, dan 9", Jakarta. Rajagrafindo, 2009
Kusumah, Wijaya, dan Dedi, "Penelitian Tindakan Kelas", Jakarta, Indeks, 2009
Kusumah, Wijaya, "Yuk Kita Nge-Blog!", Jakarta. Rajagrafindo, 2010