Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kansas

1 November 2009   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_20627" align="alignleft" width="300" caption="Kansas yang tergusur, dan Masjid Alumni UNJ"][/caption]

Hari Jum'at pagi seperti biasanya saya mendapat tugas menjaga pertigaan kampus antara masjid alumni unj, pusat bahasa, dan perumahan dosen UI. Di tempat ini dulu ramai sekali, karena ada sebuah tempat makan dan minum (kantin) yang sangat murah harganya bagi ukuran mahasiswa. Bagi anda mahasiswa yang berkantong cekak, tempat ini sangat cocok sekali, karena harganya mungkin paling murah dari kantin-kantin yang ada di kampus.

Kami menyebut tempat itu "Kansas" yang merupakan kependekan dari Kantin sastra, sebab di dekat situ ada aula teater sastra tempat kami para mahasiswa unjuk gigi menampilkan kebolehan kami di bidang seni.

Namun sayang, kini tempat itu telah dibongkar. Seiring dengan instruksi dari rektor UNJ yang akan membangun gedung yang lebih besar untuk civitas akademika UNJ. Bagi saya yang memiliki kenangan tersendiri dengan kansas, tentu sangat bersedih hati. Di tempat inilah pertama kali saya mengungkapkan isi hati jatuh cinta pada seorang wanita kampus berambut panjang dan berkaca mata. Di kantin sastra itulah untuk pertama kalinya saya menulis surat cinta  yang sangat panjang untuk seorang gadis manis berkacamata yang sedang diterpa gelombang cinta di lautan asmara oleh seorang pria yang bernama wijaya.

Di tempat inilah untuk pertama kalinya saya berani menembak hati seorang gadis, di tempat romantis dan berbiaya murah pula. Maklumlah kantong mahasiswa masih kembang kempis karena belum ada penghasilan tetap,  dan saya hanya mengandalkan belas kasih ayahanda kalau tak punya uang. Bila ada cewek diajak ke tempat ini pastilah maklum, karena kansas terkenal kantin yang sangat murah, dan makanannya enak pula. Saya masih ingat, untuk makan dengan nasi dan telor balado ditambah gorengan tempe dan tahu harganya cuma gope alias limaratus perak, murah bukan? Tetapi, itu dulu waktu mbah suharto masih berkuasa dan semenpun masih harga tiga ribu perak satu saknya. Kurs dollarpun masih sekitar 2000-an. Jadi makan enak dan berbiaya murah cuma ada di kansas ini, dan sudah bisa dipastikan, di era tahun 90-an banyak mahasiswa yang senang mangkal di kansas ini.

Mungkin, anda akan tertawa bila menyaksikan saya mengungkapkan isi hati saya di tempat itu. Kansas telah menjadi saksi bisu perjalanan cinta saya yang kandas karena cinta bertepuk sebelah tangan (oh sedihnya). Waktu itu saya beranikan diri untuk mengatakan jatuh hati pada seorang mahasiswi lain jurusan, tetapi sayang terlambat. Sang gadis sudah punya kekasih hati, dan sayapun terpaksa patah hati. Patah hati untuk pertama kali, dan belum pernah seumur hidup ditolak cintanya oleh seorang wanita. Pada saat itulah saya merasakan kegagalan cinta. (Kayak lagu dangdut ya?)

[caption id="attachment_20631" align="aligncenter" width="300" caption="Kansas yang sudah rata dengan Tanah"][/caption]

Mungkin anda boleh tertawa terbahak-bahak membaca ini, tetapi pada saat itu saya merasakan bumi berguncang, lebih dahsyat guncangannya dari gempa di Padang, dan merasakan betapa pahitnya cinta ditolak. Sakitnya lebih sakit dari sakit gigi. Ada juga teman kost yang menawarkan jasa pada saya, bila cinta ditolak, maka dukun bertindak. Mereka akan membantu saya sepenuh hati menemani pergi ke dukun sakti, agar cewek itu kelepek-kelepek sama saya.

Ah saya tak mau seperti itu. Wanita bukan hanya satu, pastilah Tuhan akan memilihkan saya kekasih hati yang baik hati, dan mungkin belum saatnya. Bukan sekarang, tapi nanti. Saya harus bersabar dan pada akhinya saya temui juga wanita yang sejiwa setelah beberapa kali mendapatkan penolakan. Rupanya, sekali ditolak memang sakit, tetapi ketika sudah kedua, ketiga, lalu keempat, rasanya sudah biasa saja, hahahahaha. Memang beginilah bila mempunyai tampang pas-passan kayak saya, wanita manapun akan berpikir ulang bila bersanding dengan saya, hehehehe.

Sudah tampangnya pas-pasan, cekak pula kantongnya,hahahahaha.

Di kansas ini, saya habiskan hari-hari istirahat saya ketika usai kuliah. Bermain dan bercanda dengan teman-teman jurusan pendidikan teknik elektro IKIP jakarta. Menghibur diri bila hati terluka dan menggoda para gadis bila dia datang seorang diri. Beginilah kaum cowok, beraninya menggoda cewek kalau rame-rame, begitu si cewek marah, kita pun malah senang dan tertawa cekakak-cekikik.

[caption id="attachment_20630" align="alignright" width="300" caption="Masjid Alumni UNJ"][/caption]

Kansas memang meninggalkan kenangan tersendiri di hati. Di hati mantan mahasiswa IKIP berkantong tipis seperti saya.  Sekarang ini, di sebelah kansas telah berdiri dengan megah, sebuah masjid yang didirikan oleh para alumni IKIP/UNJ. Tempat dimana seorang muslim beribadah sholat lima waktu. Tempat dimana para mahasiswa UNJ mengembangkan dakwah islamiyahnya. Tapi sayang, masih juga saya dapati sepasang kekasih yang lagi mojok di tempat ini. Kalau sudah begitu, saya teringat dengan kansas, tempa dimana ditolak dan diterimanya cinta seorang mahasiswa.

Kansas beberapa bulan ke depan, akan berubah menjadi gedung mewah nan megah. Saya dapati para pedagang yang sekarang terpaksa hijrah ke kantin blok M. Orang kampus menyebutnya kantin pasca, karena lokasinya berdampingan dengan gedung pascasarjana UNJ. Di tempatnya yang baru, para pedagang itu mengeluh, karena pemasukannya tidak sebesar di tempat dulu. Di sini memang rame kata mereka, tetapi tempatnya sempit dan orang menjadi tak nyaman berlama-lama karena panas.

[caption id="attachment_20648" align="aligncenter" width="300" caption="Di bekas Kansas ini akan dibangun Gedung Megah "][/caption]

Kansas nantinya akan menjadi tempat civitas akademika UNJ berkreativitas. Di tempat ini katanya akan dibangun gedung bertingkat dan yang lebih besar dari teater sastra dulu. Menjadi tempat berkumpulnya para seniman kampus yang belum tenar seperti Dedi Mizwar atau Didi Petet. Saya tak tahu pasti, akan jadi apa tempat ini kelak. Tetapi yang pasti, kenangan terindah di Kansas  itu akan terkubur seiring dengan pembangunan gedung baru. Gedung yang akan menorehkan sejarah baru bagi para mahasiswa UNJ. Menjadi pusat kesenian termegah para mahasiswa yang berada di Jakarta.

Kansas, oh kansas, engkau adalah tempat kenangan terindah untuk saya dan teman-teman mahasiswa lainya. Menjadi markas pergerakan di era reformasi, karena dari tempat inilah disuplai makanan dan minuman para mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR di Gatot Subroto. Menorehkan sejarah tersendiri, karena dari kantin sastra inilah para mahasiswa dapat menghemat pengeluarannya tiap bulan. Setidaknya untuk makan setiap harinya atau kasbon dulu bila uang bulanan belum datang. Menolong para mahasiswa Kost-kost-an seperti saya dulu dari naiknya harga sembilan bahan pokok. Mungkinkah kansas akan terkenang kembali?

Salam Blogger Persahatan

Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun