Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bunga dan Sumpah Pemuda

28 Oktober 2009   03:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:31 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_19253" align="alignleft" width="300" caption="Bunga Wijaya Kusuma"][/caption]

Katakan cinta dengan bunga. Begitulah orang selalu mengatakan. Bunga melambangkan kasih dan sayang. Ada cinta di dalamnya dan ada sebongkah harapan besar yang saling melengkapi. Bunga memang tak pernah bersuara, kecuali bunga citra lestari, penyanyi cantik yang bersuara merdu.

Bila anda menghadiri acara pernikahan, pasti ada bunga di sana. BIla anda menghadiri acara sidang terbuka doktor atau pengukuhan guru besar ada juga bunga di sana. Bunga menjadi perlambang kebahagiaan. Namun bunga juga perlambang kesedihan, ketika ada saudara kita yang dipanggil olehNya. Banyak bunga terlihat di mana-mana sebagai simbol turut berduka cita dan berbela sungkawa.

Lain halnya dengan 81 tahun yang lalu, ketika para pemuda dan pemudi kita berbunga-bunga menyatakan Sumpah pemuda. Pada tanggal 28 Oktober 1928, mereka berani mengatakan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kita, Indonesia. Mereka menyebarkan bunga dimana-mana. Menyebarkan keharuman akan lahirnya bangsa besar yang akan merdeka. Bangsa besar yang akan terukir emas dalam sejarah dunia.

Bunga dan sumpah pemuda adalah sesuatu yang menyatu dalam zaman itu. Para pemuda telah berhasil mengharumkan Indonesia yang satu. Bagaikan bunga yang harum semerbak mewangi ketika tercium baunya. Semua orang bersuka cita, semua orang terperanjat dengan gerakan para pemuda itu dan Indonesia bangga dengan kiprah anak bangsa yang sangat heroik itu.

Kini 81 tahun telah terlewati. Sejarah telah mencatat perjalanan bangsa ini. Satu persatu para pemuda itu kini telah dipanggil olehNya. Tetapi nama mereka tetap harum bagaikan bunga yang baru mekar. Jasad mereka boleh habis ditelan bumi, tapi nama mereka tetap harum dan abadi sepanjang masa.

Sumpah pemuda telah mengajarkan kepada bangsa ini arti sebuah persatuan. Persatuan dalam bingkai kasih sayang yang telah berikrar untuk bertanah air yang satu, tanah air Indonesia, Berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Ikrar mereka menggema ke seantero dunia. Ikrar mereka membangunkan para penjajah untuk mengatur startegi ulang agar bisa menguasai Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dengan sesuka hati. Mereka berpikir, dengan strategi "devide et impera", pecah belah lalu jajahlah, bangsa Indonesia bisa mereka kuasai dengan mudah. Dengan strategi itu bangsa Belanda telah berhasil menjajah Indonesia  350 tahun lamanya.  Sungguh sebuah masa yang panjang dan membuat generasi penerus bangsa ini harus termenung, sudahkah kita benar-benar merdeka? Merdeka dari kekuasaan asing, dan terbebas dari pengaruh kebudayaan mereka?

Bunga dan sumpah pemuda memberikan pelajaran yang berharga pada kita. Bunga disukai dan banyak digunakan oleh berbagai bangsa di dunia ini untuk mengungkapkan rasa cinta. Begitupun dengan lahirnya  sumpah pemuda. banyak orang menyukainya, dan banyak orang berdecak kagum dengan keberanian mereka. Mereka yang berani mati untuk membela yang benar dengan slogan mereka, merdeka atau mati. Mereka tak mau bangsa ini hanya sebagai pengekor bangsa asing. Kita adalah bangsa yang besar, dan sudah terkenal dari jaman Majapahit sampai Sriwijaya.

Kini, generasi penerus bangsa ini berusaha keras agar keharuman bangsa Indonesia tetap terjaga. Mereka yang masih memiliki semangat nasionalis dan tidak egois selalu berpikir dan berbuat untuk kemakmuran bangsa ini. Hidup adalah perbuatan. ketika mereka mampu memberikan pelayanan yang terasakan manfaatnya, maka mereka akan terkenang dan harum namanya tersebar kemana-mana.

Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh pejuang dan pahlawan kemerdekaan yang telah mengharumkan nama bangsa ini. Akankah kita hanya berdiam durja tak mengikuti langkah mereka?

Akhirnya, bunga dan sumpah pemuda telah mengingatkan kepada saya akan pentingnya sebuah nama. Sebuah nama untuk bayi kecil yang lucu. Sebuah nama yang telah diberikan oleh kedua orang tua  saya yang kini telah dipanggil olehNya. Waktu itu, 39 tahun lalu di tengah malam sunyi, telah lahir seorang bayi laki-laki. Kelahiran itu diiringi dengan letupan keras mekarnya bunga wijaya Kusuma yang tumbuh di halaman rumah. Hari itu, tanggal 28 Oktober dimana para pemuda melakukan sumpahnya yang terkenal. Sumpah pemuda. Sumpah yang tercatat dalam sejarah perjalanan panjang bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun