[caption id="attachment_315091" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay"][/caption]
Bismillah, siap berangkat ke sekolah untuk bertemu siswa baru. Mohon doanya selamat sampai tujuan. Begitulah tulisan status facebookku sebelum berangkat ke sekolah.
Dua puluh lima menit dalam perjalanan, alhamdulillah sudah sampai sekolah. Semoga hari ini membawa berkah untuk sesama. Setidaknya untuk peserta didikku yang baru hari masuk sekolah untuk pertama kalinya. Mereka adalah para siswa pilihan yang sudah lulus tes untuk masuk di SMP Labschool Jakarta.
Alhamdulillah,sepanjang jalan tak kutemui kemacetan. Hmm, inilah enaknya berangkat pagi. Kita merasakan kenyamanan sepanjang perjalanan. Tepat pukul 05.00 wib saya berangkat dari rumah. dan pukul 5.25 wib mobil sudah terparkir manis di halaman sekolah. Wow rumah keduaku sudah terlihat di depan mata. Cihuy!
Betapa indahnya bila kita selalu bersyukur. Dalam hidup manusia harus pandai bersyukur. Sungguh akupun bersyukur kepada Raja di atas Raja. Ingatlah pesan kitab suci. "Barang siapa pandai bersyukur maka akan ditambah nikmat itu".
Subhanallah, saat berhenti di perempatan lampu merah pramuka saya terkesima melihat seorang pengendara motor. Ban motornya terlihat kempes sehingga harus didorong, dan tak bisa dinaiki. Aku jadi teringat beberapa tahun lalu. Aku pernah merasakan hal yang seperti itu. Kupergi mencari tukang tambal ban di sepanjang jalan. Bahkan pernah berjalan hampir sekilo untuk mendapatkan tukang tambal ban yang sudah buka. Wah pikiran saya langsung menerawang jauh.
Aha, saat saya termenung itu datanglah seorang peminta minta mendekati mobil. Hmmm, kakinya terlihat pincang dan cacat pula bentuk fisiknya. Aku iba sekali aku dibuatnya. Tanpa banyak tanya kuberikan duit kertas di dalam mobil. Semoga bermanfaat buatnya. Hatiku tulus memberinya.
Tak kusangka pengemis itu mendoakanku dengan wajah ikhlas dan penuh keceriaan. Alhamdulillah, setidaknya dia sudah mendapat rezeki pagi hari. Begitulah kehidupan kota besar seperti Jakarta. Tidak mudah untuk mencari rezeki halal. Dalam hati saya berperang. Terkadang sulit juga untuk memberi pengemis di pinggir jalan. Ssebab ada aturan tak boleh memberi pengemis sepanjang jalan.
Klik, tak terasa lampu hijau di perempatan jalan telah menyala. kulajukan mobilku kembali. Dari dua orang yang kulihat membuatku lebih mensyukuri nikmat. Sungguh betapa aku harus lebih bersyukur karena kehidupanku lebih baik dari mereka.
Alhamdulillah, wasyukurillah. Aku harus bersyukur dan terus bersyukur setiap hari. Aku harus terus memandang ke bawah untuk berkaca diri, dan memandang ke atas untuk memacu cita-citaku agar terwujud seperti mereka yang sukses. Semoga selamat dan sukses di dunia dan akhirat.
Hore, kusambut satu demi satu peserta didikku di depan pintu masuk sekolahan. Kusalami mereka dengan senyum termanisku. Uhuy, sambil menunggu kedatangan mereka, kuketik satu demi satu yang kualami pagi ini kepadamu melalui ponsel jadulku. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang pandai bersyukur.
Amin Ya Robbal Alamin.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H