Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cerita Omjay: Kembali Suci di Hari Lebaran

29 Juli 2014   05:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:57 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_10325" align="aligncenter" width="448" caption="Sholat dan ceramah idul fitri di Jl Jamika Bandung"] [/caption]

Lebaran idul fitri akhirnya tiba. Kami sekeluarga pergi Sholat berjamah dan mendengarkan ceramah idul fitri 1435 H di jl Jamika Bandung. Adapun yang menjadi imam Sholat idul fitri dan penceramahnya adalah Ust Drs. H. Saefudin Efendi. Beliau adalah ustadz yang terbiasa menjadi khotib di masjid Al Islam Kota Bandung. Inti ceramahnya adalah kita akan kembali fitri di hari suci. Kebiasaan yang sudah baik selama bulan Ramadhan jangan ditinggalkan.

[caption id="attachment_10326" align="aligncenter" width="448" caption="Sholat dan ceramah Idul Fitri 1435 H di Jamika Bandung"]

[/caption]

Usai sholat dan ceramah idul fitri 1435 H di jl jamika Bandung, kami sekeluarga saling bermaafan di rumah mertua. Ramai sekali suasananya. Emak Esih mertua perempuan saya menciumi anak dan mantu serta cucu-cucunya. Kami menangis dalam kebahagian idul fitri. Sebulan lalu Aki soleh, mertua laki-laki baru saja dipanggil sang pencipta. Kesedihan melanda keluarga besar kami. Kini kami menuju pusaranya untuk berzikir dan berdoa didepan makamnya. Saya pun jadi teringat almarhum ayah dan ibu. Betapa bahagianya bila bisa memeluk dan mencium mereka di hari yang fitri ini. Sungguh sangat berbahagialah bagi mereka yang memiliki keluarga lengkap dengan ayah dan ibu. Anak mencium tangan kedua orang tuanya dan orang tua memeluk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang sepanjang masa.

Allhu Akbar, lebaran idul fitri menyatukan hati kami semua. Kiriman bertubi-tubi sms dari para sahabat dan handai taulan berdatangan. Untaian ucapan Selamat Hari raya Idul Fitri kian menambah rasa bahagia ini yang makin membuncah di dada. Lebaran idul fitri membuat kami melupakan segala kesalahan dan kekhilafan. Tiada manusia yang sempurna. Di sini kita harus saling memahami kelebihan dan kekurangan diri masing-masing. Perintah puasa membuat kita mencapai derajat takwa. Inilah sebuah derajat kesempurnaan manusia di mata sang maha pencipta.

Nyam-nyam, sambil mengunyah dan melumat habis opor ayam buatan bi yati, kuucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah. Sungguh tak bisa kubayangkan saudaraku di Gaza yang sedang berperang. Hmm mungkin makanan dan minuman selezat ini sangat sulit didapatkan. Perang memang merusak kedamaian dan kebahagiaan keluarga. Dahsyatnya perang merusak kasih sayang yang terajut menjadi dendam tak bertepi. Manusia saling bunuh antar sesama manusia di muka bumi menjadi hal yang biasa. Manusia yang dibunuh atau membunuh seolah menjadi hukum rimba yang berlaku. Astghfirullah, semoga Allah menyatukan hati para pemimpin Israel dan Palestina. Kami sepakat perdamaian harus terjadi di muka bumi.

Semoga Indonesia selalu damai. Adanya pilpres tidak membuat kita terpecah belah dan saling bermusuhan. Tali persahabatan dan persatuan harus dijaga demi Indonesia yang aman dan tentram. Bila Indonesia damai, kita bisa membangun negeri besar ini secara bersama-sama. Tentu semua itu tentu harus dimulai dari keluarga tercinta. Keluarga adalah bentuk pemerintahan yang terkecil.

Lebaran Idul fitri tahun ini menyadarkan saya akan pentingnya sebuah keluarga. Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka. Itulah perintah kitab suci yang harus dijaga oleh para pemimpin keluarga. Semoga kita semua kembali suci di hari yang fitri ini. Amin. Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun