Semenjak mata pelajaran TIK dan KKPI dihapuskan dalam kurikulum sekolah kita, banyak guru TIK dan KKPI menjadi bingung dan akhirnya memperkuat diri dalam wadah organisasi yang bernama Asosiasi guru TIK dan KKPI Nasional yang disingkat AGTIKKNAS.
[caption id="attachment_322602" align="aligncenter" width="533" caption="Omjay, pak Tri,dan Pak Adi ketika bertemu pak Musliar Kasim di Kantor kemendikbud Senayan Jakarta"][/caption]
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SD/SMP/SMA, dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK masih terus berusaha menyuarakan apa yang menjadi gundah gulananya. Mereka sudah bertemu pak menteri dan wakil menteri pendidikan dan kebudayaan untuk mencari solusinya. Mulai dari pak Mohammad Nuh, pak Musliar kasim hingga pejabat kemendikbud lainnya mereka temui. Namun sampai saat ini, belum ada solusi yang terbaik agar guru TIK dan KKPI tidak dirugikan seperti janji mereka.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Bertandang ke kantor kemendikbud Senayan jakarta"][/caption]
Seharusnya, dengan keluarnya permendikbud no. 068 tahun 2014 tentang peran guru TIK dan KKPI, banyak guru TIK dan KKPI yang sudah bisa tersenyum dan bahagia. Namun, mereka masih belum bisa menerima isi dari permendikbud tersebut, karena masalah linieritas masih menjadi batu sandungan bagi dirinya untuk mendapatkan Tunjangan Profesi guru atau TPG. Banyak guru yang sudah bersertifikasi TIK dan KKPI akan tidak mendapatkan TPG pada Desember 2016. Mereka diminta melinierkan diri dengan kuliah lagi atau ikut sertifikasi kedua. Sementara AGTIKKNAS mengusulkan agar para guru TIK dan KKPI yang belum linier dan sudah bersertifikasi tidak perlu kuliah lagi dan cukup diklat saja yang diadakan oleh kemdikbud bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ditunjuk.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Perwakilan AGTIKKNAS menghadap Pak Musliar Kasim (Wakil Mendikbud)"][/caption]
Sebagian besar guru TIK lainnya masih dialihkan sebagai guru mata pelajaran prakarya dalam kurikulum 2013. Para pimpinan sekolah belum mengizinkan mereka menerapkan permendikbud nomor 068 tentang peran guru TIK dan KKPI, karena belum mendapatkan petunjuk dari dinas pendidikan setempat. Belum ada pedoman atau petunjuk teknis dari kemendikbud yang menjelaskan permendikud peran guru TIK dan KKPI no. 068 tahun 2014 untuk diterapkan di semua sekolah. Perwakilan AGTIKKNAS diminta untuk memberikan masukan dalam pembuatan draft Juknis permendikbud Peran Guru TIK dan KKPI.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Foto bersama pak Musliar kasim usai dialog"][/caption]
Ratusan guru TIK dan KKPI akhirnya berkumpul pada sabtu, 30 Agustus 2014 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Lebih dari 500 orang guru hadir dalam acara ini. Mereka menggelar acara Rembug nasional Guru TIK dan KKPI yang ke-2 di gedung Kebudayaan UPI Bandung. Mereka berharap ada informasi penting yang didapatkan saat rembugnas, khususnya tentang sosialisasi permendikbud tentang peran guru TIK dan KKPI dalam implementasi kurikulum 2013.
[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Foto Bersama Guru TIK dan KKPI se-Indonesia usai kegiatan Rembugnas di Gedung Kebudayaan UPI Bandung"][/caption]
Kali ini mereka para guru TIK dan KKPI kembali kecewa. Pada pejabat yang sudah konfirmasi akan hadir di Bandung ternyata diwakilkan oleh pejabat kemendikbud lainnya. Prof. Musliar Kasim (wakil mendikbud) diwakilkan Prof Furqon dari Kabalitbang kemendikbud. Prof Syawal Gultom (Kepala BPSDM Kemendikbud), dan Pak Sumarna Suryapranata (Direktur P3TIK Dikdas) digantikan Ibu Dian dan Ibu Maria. Kedua srikandi cantik ini diminta menjadi nara sumber dalam kegiatan rembugnas menggantikan pimpinan mereka di kemendikbud.