Saat ini tanaman kapulaga banyak dikembangkan oleh masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Senduro, Desa Burno merupakan salah satu dari desa dengan penghasil kapulaga paling banyak yang ada di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Kapulaga (Cardamom) merupakan tumbuhan endemik yang termasuk ke dalam jenis rempah-rempah dengan periode panen triwulan dalam setahun (Mustofiyah 2022).
Kapulaga yang telah dipanen biasanya akan dipisah terlebih dahulu (dipipil) untuk kemudian di jemur selama kurang lebih 3-7 hari sebelum akhirnya dijual dan digunakan untuk berbagai produk olahan perasa, pengawet serta obat tradisional.Â
Akan tetapi permasalahan yang dialami para petani adalah kurang efisiennya pemipilan kapulaga karena masih menggunakan tangan, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama. Hal ini juga mempengaruhi proses penjemuran yang kurang efektif karena harus menunggu kapulaga dipipil secara bertahap.
(Jumat, 23 Juli 2022) Mahasiswa KKN-T IPB yang berada di Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang melakukan penyuluhan dan demonstrasi terkait dengan alat pemipil kapulaga yang telah dibuat kepada ibu-ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Desa Burno.Â
Alat pemipil tersebut dibuat sesederhana mungkin menggunakan bahan bahan dengan harga terjangkau, harapannya agar masyarakat dapat membuatnya sendiri dan terbantu dengan adanya alat tersebut. Penyuluhan alat tepat guna dilakukan di rumah Bapak Kepala Dusun Krajan 2.
Pada saat penyuluhan berlangsung, ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias mendengarkan bahkan ada yang tertarik untuk mencoba secara langsung. "Menggunakan alat ini sangat mudah dan lebih cepat daripada memipil secara manual menggunakan tangan.Â
Kemudian juga tidak membuat tangan sakit. Kalau bisa ya mas dibuat lebih besar agar dapat digunakan lebih dari satu orang". Tutur Ibu Nur Aini selaku Ibu Sekretaris Desa Burno. Materi dan penyampaian yang menarik dikemas untuk membuat ibu ibu PKK dapat mengerti secara jelas terkait dengan prosedur pembuatan dan pengoperasian alat pemipil tersebut.
Proses pembuatan alat ini memakan waktu selama 3 hari mulai dari pembelian alat dan bahan, perakitan, fiksasi. Pembuatan alat ini mendapatkan respon yang posistif dari masyarakat. Terbukti banyak yang memberikan bantuan berupa kapulaga yang masih belum dipipil untuk kemudian digunakan sebagai percobaan alat.Â
Besar harapan agar alat ini dapat membantu para petani kapulaga untuk dapat memaksimalkan pascapanen kapulaga menjadi lebih efektif dan efisien serta dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mensejahterkan petani kapulaga yang ada di Desa Burno.