Mohon tunggu...
Mutia DeaWijayanti
Mutia DeaWijayanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis Baru

Lahir di Kalimantan Selatan, namun lebih lama menetap di Jawa. Memiliki minat pada sastra. Lulusan dari jurusan Sastra Jepang. Saat ini suka mencoba dan belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Makanan Fungsional Ekstrak Albumin Ikan Gabus

7 November 2021   11:46 Diperbarui: 7 November 2021   11:48 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Dewi Kartika Sari, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat.

Masa pandemi covid saat ini produk perikanan menjadi primadona karena manfaat dari kandungan gizi ikan yang mampu meningkatkan imunitas tubuh.   Keberhasilan kegiatan usaha budidaya ikan gabus di Kalimantan Selatan sangat mendukung ketersedian ikan gabus segar maupun olahannya.  

Selama ini, pemanfaatan ikan gabus masih terbatas umumnya sebagai ikan konsumsi sehingga perlu upaya diversifikasi/penganekaragaman hasil olahan perikanan. 

Diversifikasi hasil olahan  perikanan menerapkan teknologi tepat guna, yaitu penggunaan daging ikan dengan bahan tambahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah (added value) dari ikan segar dan juga mengatasi sifat ikan yang mudah membusuk (perishable).

Menurut Muchtadi (2010), protein hewani disebut sebagai protein yang lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam amino esensial yang lengkap dan susunannya mendekati asam amino yang diperlukan tubuh, serta daya cerna tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap juga tinggi. Hasil penelitian Nurimala et al. (2009) menunjukkan bahwa kadar protein ikan gabus adalah 25.5% dan ini lebih tinggi dibandingkan dengan ikan sarden (21.1%), ikan bandeng (20.0%), ikan kakap (20.0% ), ikan lele (17.71%), dan ikan emas (16.0%).   

Selanjutnya menurut Sari et al. (2014), ikan gabus segar yang berasal dari perairan Kalimantan Selatan mengandung protein 19.26% dan albumin 45.29%.  Selain itu, harga ikan gabus relatif lebih mahal dibandingkan jenis ikan lainnya dan pada saat hasil panen banyak harga cenderung lebih murah maka diperlukan teknologi yang lebih bernilai ekonomis berupa pembuatan makanan fungsional ekstrak albumin ikan gabus. 

Ekstrak albumin ikan gabus sebagai makanan fungsional dapat diimplementasikan ke dalam produk pangan, sebagai suplemen makanan yang memiliki sifat fungsional tinggi kadar albumin dan protein.  Menurut Muchtadi (2012), pangan fungsional mengandung komponen aktif yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya.  Selanjutnya menurut Arisanti (2007), ekstrak albumin ikan gabus dapat dijadikan alternatif untuk mendapatkan albumin yang lebih murah. 

Penerapan teknologi tepat guna pembuatan ekstrak albumin ikan gabus merupakan salah satu solusi dari permasalahan pemanfaatan ikan gabus segar. Prinsip pembuatan  albumin adalah proses ekstraksi protein plasma daging ikan menghasilkan ekstrak albumin cair.  

Ekstraksi daging ikan untuk mendapatkan ekstrak albumin dengan memperhatikan suhu proses ekstraksi, yaitu maksimal 70 derajat Celcius. Albumin adalah protein plasma yang rentan terhadap panas sehingga mudah rusak. 

Suhu pemanasan akan berpengaruh terhadap permeabilitas bahan sehingga keluarnya protein plasma dari daging lebih cepat.  Proses pemanasan dengan suhu tinggi dapat menghalangi keluarnya protein plasma dari daging ikan akibat terjadi koagulasi pada protein plasma yang melekat pada protein myofibril.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam membuat ekstrak albumin adalah ukuran ikan gabus.  Ukuran berat ikan mempengaruhi kandungan protein, lemak dan albumin dari ekstrak. Ukuran ikan gabus dengan berat 600 - 900g diperoleh kadar albumin paling tinggi (Asikin dan Kusumaningrum, 2017). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun