Di era sekarang mungkin kita sudah tidak asing dengan yg namanya penyuapan. Hampir di setiap lembaga baik itu pendidikan,kesehatan,apalagi politik dan hukum masalah sogok menyogok atau penyuapan masih belum bisa teratasi sampai saat ini.
Banyak faktor yg mempengaruhi hal ini untuk dilakukan oleh beberapa oknum salah satunya yaitu demi mendapatkan posisi yg mereka inginkan. Mereka harus mengluarkan uang yg bisa dibilang nominal yang besar untuk bisa menempati posisi yg mereka inginkan. Padahal oknum yg melakukan suap tersebut sebenernya tidak memiliki kompetensi yg memenuhi untuk bisa duduk di kursi atau mendapatkan pekerjaan yg mereka inginkan tapi dengan adanya uang yg mereka miliki,panitia atau orang yg menguji tersebut dipaksa untuk di meloloskan oknum tersebut dikarekan mereka mendapatkan imbalan berupa uang dari oknum tersebut
Saya ingin membuat artikel ini karena sudah tidak asing lagi di telinga kita adanya proses penyuapan tersebut,dan saya ingin membahas mengenai proses suap menyuap terutama di dunia rekruitmen baik tni/polri,pegawai negeri sipil, dan instansi instansi pemerintahan lainya. Banyaknya kejadian janggal di dalam proses rekruitmen tersebut menjadikan saya ingin mengulik terhadap kebeneran adanya proses suap menyuap tersebut.
Mungkin dilakukanya penyuapan ada berbagai faktor yg melatarbelakangi seperti:
1) Adanya jaminan akan langsung lolos 100% dari proses rekruitmen tersebut
2) Terlalu mendengarkan apa kata orang yg berkata "alah jaman sekarang mas ga ada uang ga bakal dapet kerjaan"
3) Adanya keraguan dalam diri bahwa tidak percaya diri terhadap kemapuan sendiriÂ
Dan itulah contoh contoh latar belakang yg melatarbelakangi terjadinya proses penyuapan,kalau menurut saya hal hal tersebut bisa sangat dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain melalui proses penyuapan tersebut. Bahkan jika oknum tersebut sudah melakukan sogok menyogok kepada panitia rekruitmen tersebut tidak ada jaminan bahwa oknum tersebut akan lolos 100% jika panitia itu berkata demikian itu hanya omong kosong belaka, tidak sedikit pula oknum yg telah melakukan sogok menyogok itu tertipu oleh panitia dan oknum tersebut tidak lolos dari proses seleksi lalu uang yg telah dibayarkan dibawa kabur oleh oknum yg akan menjajikan akan lolos 100%
Seperti pemuda yg baru viral baru baru ini dia tertipu akan adanya yg menjanjikan akan bisa lolos proses rekruitmen polisi 100%,alhasil dia tertipu dan mengalami kerugian hingga beratus ratus juta. Jika diliat kedepan hal ini terus menurus dilakukan yang terjadi adalah menurunya kualitas sdm bangsa kita sendiri  karena orang yg harus tidak memenuhi syarat terhadap tes yg dilakukan dipaksa lolos karena mereka menyogok.
Alangkah baiknya kita harus mencegah secara dini dengan melakukan sosialisasi dan lebih transparan dalam melakukan seleksi/rekruitmen supaya bangsa ini bisa lebih maju dan tidak tertinggal oleh negara negara tetangga yang lebih maju. Karna kemajuan bangsa itu sendiri tentunya berawal dari proses seleksi makanya kita harus memperbaiki dari akarnya terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H